Saat Demam Sering Buang Angin Terus? Bisa Jadi Masuk Angin
Demam dan buang angin terus-menerus mungkin bisa menjadi pertanda kesehatan yang perlu diperhatikan, terutama saat mengalami masuk angin. Meskipun buang angin dianggap sebagai reaksi normal dari saluran pencernaan, sering kali orang mengabaikan hubungan antara demam dan gejala ini.
Istilah masuk angin sebenarnya tidak termasuk dalam istilah medis dan bukanlah suatu penyakit. Umumnya, masyarakat Indonesia menggunakan istilah ini untuk menggambarkan berbagai keluhan, seperti demam, menggigil, pegal-pegal, perut kembung, sering sendawa, dan tidak enak badan.
Menurut National Institutes of Health, rata-rata orang mengalami buang angin antara 13 hingga 21 kali sehari. Namun, adanya peningkatan frekuensi atau gejala lainnya dapat menjadi sinyal peringatan terhadap kondisi kesehatan yang lebih serius.
Sering Buang Angin Gejala Penyakit Apa?
Buang angin merupakan bagian normal dari fungsi pencernaan tubuh, terkadang bisa menjadi pertanda gejala adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Jika Anda sering mengalami buang angin berlebihan, bisa jadi ini adalah tanda dari penyakit yang tidak hanya memengaruhi saluran pencernaan, tetapi juga bagian tubuh lainnya, meliputi:
-
Obstruksi Usus: Buang angin berlebih dapat menjadi tanda adanya obstruksi usus, suatu kondisi dimana aliran normal makanan dan gas mengalami penyumbatan, menyebabkan perut kembung dan ketidaknyamanan.
-
Penyakit Celiac: Intoleransi gluten dalam penyakit celiac bisa menyebabkan peradangan pada usus, memicu buang angin berlebih sebagai reaksi tubuh terhadap kondisi ini.
-
Konstipasi Kronis (Sembelit Kronis): Konstipasi kronis dapat mengakibatkan penumpukan gas, menimbulkan perut kembung dan gejala buang angin yang lebih sering.
-
Kanker Kolorektal (Kanker Usus Besar): Buang angin yang berlebihan dapat menjadi tanda awal kanker kolorektal, yang memerlukan perhatian medis segera untuk diagnosis dan penanganan.
-
Diabetes: Gangguan pada sistem pencernaan yang sering dialami oleh penderita diabetes dapat menyebabkan peningkatan produksi gas.
-
Sindrom Dumping: Sindrom dumping, biasanya terjadi setelah operasi lambung, dapat mengakibatkan buang angin berlebih karena proses pencernaan yang cepat.
-
Penyakit Asam Lambung (GERD): Penyakit asam lambung dapat merangsang produksi gas, terutama jika asam lambung naik ke kerongkongan.
-
Gastroparesis: Gangguan peristaltik pada gastroparesis dapat menyebabkan penumpukan gas dalam perut.
-
Penyakit Radang Usus (IBD): Penderita penyakit radang usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif mungkin dapat menyebabkan peningkatan produksi gas akibat peradangan pada saluran pencernaan.
-
Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS): Buang angin berlebih sering dikaitkan dengan sindrom iritasi usus besar, yang dapat menyebabkan perubahan pola buang air besar.
-
Intoleransi Laktosa: Intoleransi laktosa dapat menyebabkan buang angin berlebih setelah mengonsumsi produk susu.
-
Kanker Ovarium: Meskipun jarang, buang angin yang berlebihan dapat menjadi tanda awal kanker ovarium yang perlu diidentifikasi secara serius.
-
Penyakit Tukak Lambung: Penyakit tukak lambung dapat meningkatkan produksi gas karena gangguan pada lambung dan saluran pencernaan.
-
Pertumbuhan Bakteri Berlebih di Usus Kecil (SIBO): Pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil, dapat menghasilkan gas dalam jumlah yang tidak normal.
-
Kanker Lambung: Buang angin yang berlebihan juga dapat menjadi tanda dari kanker lambung, suatu kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis segera.
Baca Artikel Selanjutnya: Komplikasi Serta Tanda Penyakit Lain Akibat Radang Tenggorokan Yang Parah
Gejala Terkena Masuk Angin
Masuk angin adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi siapa saja. Gejala masuk angin mungkin ringan hingga sedang, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas sehari-hari. Berikut adalah beberapa gejala yang sering terkait dengan masuk angin meliputi:
-
Pusing atau Sakit Kepala: Gejala ini umumnya muncul sebagai tanda awal masuk angin. Pusing atau sakit kepala dapat berkisar dari ringan hingga lebih intens, mempengaruhi kenyamanan dan fokus.
-
Demam: Kenaikan suhu tubuh atau demam adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan. Saat terkena masuk angin, demam biasanya tidak terlalu tinggi tetapi dapat membuat tubuh terasa tidak nyaman.
-
Perut Kembung: Rasa perut kembung seringkali menjadi gejala masuk angin. Gas yang terperangkap dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman.
-
Mual dan Muntah: Masuk angin dapat menyebabkan mual dan muntah, terutama jika disertai dengan gangguan lambung atau saluran pencernaan.
-
Pilek dan Batuk: Gejala saluran pernapasan seperti pilek dan batuk sering kali menjadi bagian dari masuk angin, terutama jika disebabkan oleh infeksi virus.
-
Hidung Tersumbat: Hidung tersumbat adalah respons tubuh terhadap peradangan pada saluran hidung, yang dapat menjadi gejala masuk angin.
-
Lemas: Rasa lemas atau kelelahan dapat muncul karena sistem kekebalan tubuh berusaha melawan infeksi yang menyebabkan masuk angin.
-
Nyeri Otot dan Sendi: Nyeri pada otot dan sendi bisa menjadi gejala masuk angin, terutama jika disebabkan oleh virus atau peradangan.
-
Diare: Perubahan pola buang air besar, seperti diare, dapat terjadi sebagai respons tubuh terhadap infeksi pada saluran pencernaan.
-
Panas Dingin atau Meriang: Sensasi panas dingin atau meriang mungkin dirasakan sebagai reaksi tubuh terhadap perubahan suhu yang terjadi selama masuk angin.
-
Sering Buang Angin: Beberapa orang mungkin mengalami peningkatan frekuensi buang angin, seperti bersendawa atau kentut, sebagai gejala masuk angin.
-
Nafsu Makan Menurun: Kehilangan nafsu makan atau penurunan selera makan dapat menjadi tanda bahwa tubuh sedang berjuang melawan infeksi atau peradangan.
Fakta Seputar Masuk Angin
Istilah "masuk angin" sering ditemui dalam masyarakat Indonesia dan digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik yang “tidak enak badan”. Meskipun demikian, faktanya, istilah ini belum diakui secara medis sebagai suatu penyakit tertentu. Berikut adalah beberapa fakta mengenai masuk angin yang meliputi:
-
Definisi dan Penyebab Masuk Angin: Masuk angin sering diartikan sebagai sensasi ketidaknyamanan tubuh akibat paparan angin yang berlebihan. Penyebabnya bisa berasal dari terlalu lama berada di ruangan ber-AC, terpapar udara dingin setelah aktivitas outdoor, atau terkena hujan.
-
Belum Ada Bukti Medis yang Kuat: Meskipun banyak dianggap sebagai penyakit umum, belum ada bukti medis yang cukup untuk mendukung klaim bahwa masuk angin merupakan suatu kondisi penyakit yang sah.
-
Persamaan dengan Gejala Flu: Gejala masuk angin mirip dengan flu atau influenza, termasuk pegal, perut kembung, buang angin berlebih, mual, batuk, kedinginan, dan demam. Masuk angin lebih merupakan gejala daripada penyakit sendiri.
-
Penyebab yang Beragam: Penyebab masuk angin dapat bervariasi, mulai dari infeksi virus seperti rhinovirus hingga kebiasaan makan yang tidak sehat. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor pemicu gejala tersebut.
-
Kerokan sebagai Pengobatan Tradisional: Masyarakat Indonesia sering mengatasi masuk angin dengan menggunakan kerokan, meyakini bahwa metode ini dapat "mengeluarkan" angin dari tubuh. Namun, efektivitas kerokan belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
-
Respons Sistem Parasimpatis: Istilah "mengeluarkan angin" setelah kerokan, yang dianggap sebagai tanda kesembuhan, sebenarnya adalah respons sistem parasimpatis tubuh saat tubuh sedang dalam keadaan rileks. Hal ini tidak secara khusus berkaitan dengan pengurangan gejala masuk angin.
-
Perlu Pendekatan yang Tepat: Dalam menangani masuk angin, penting untuk memahami bahwa ini lebih merupakan istilah deskriptif ketimbang kondisi medis yang jelas. Jika gejala berlanjut atau memburuk, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Baca Artikel Selanjutnya: Badan Pegal Linu saat Demam, ini 5 Cara Mengatasinya
Kapan Harus ke Dokter?
Masuk angin, meskipun umumnya merupakan penyakit ringan, terkadang memerlukan perhatian medis, terutama jika gejala semakin memburuk atau tidak kunjung membaik. Berikut adalah panduan kapan sebaiknya Anda atau anak Anda mengunjungi dokter saat mengalami masuk angin:
Untuk Dewasa:
-
Gejala yang semakin parah atau tidak kunjung membaik.
-
Demam lebih dari 38.5 derajat Celsius yang berlangsung lebih dari tiga hari.
-
Demam kembali setelah masa bebas demam.
-
Sesak napas.
-
Mengi (nafas berbunyi).
-
Sakit tenggorokan yang hebat, sakit kepala atau nyeri sinus.
Untuk Anak-anak:
-
Demam 38 derajat Celsius pada bayi baru lahir hingga 12 minggu.
-
Demam meningkat atau demam yang berlangsung lebih dari dua hari pada anak segala usia.
-
Gejala yang lebih intens, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, atau batuk.
-
Kesulitan bernapas.
-
Mengi (nafas berbunyi).
-
Sakit telinga.
-
Rewel atau mengantuk yang tidak biasa.
-
Tidak ada minat untuk makan.
Penting untuk selalu memperhatikan sinyal tubuh dan mendeteksi perubahan gejala masuk angin yang signifikan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda atau anak Anda mengalami kondisi yang mengkhawatirkan atau gejala masuk angin yang tidak kunjung membaik.
Homecare Dokter by Klinik Kirana menawarkan layanan kesehatan menyeluruh dan terpercaya, seperti panggil dokter ke rumah, panggil suster ke rumah, infus di rumah, dll. Homecare Dokter juga menyediakan tenaga medis profesional dan berpengalaman sesuai kebutuhan kesehatan Anda.
Dengan berkonsultasi di Homecare Dokter untuk mengatasi buang angin berlebihan saat mengalami demam, Anda dapat menjaga kesehatan secara menyeluruh, mengidentifikasi gejala masuk angin, dan mencegah penyakit lain.
Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.
Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial
- Image by benzoix on Freepik - https://www.freepik.com/free-photo/asian-girl-looks-disgusted-rejecting-product-with-bad-smell-shut-nose-from-aversion-cringe-standing-against-white-background_23803835.htm#query=fart&position=0&from_view=search&track=sph&uuid=efe79112-de3e-4131-b6eb-28c53583a521
- Healthline. Everything You Need to Know About Flatulence. Diakses pada 24/12/2023, dari https://www.healthline.com/health/gas-flatulence
- Hello Sehat. Masuk Angin Sebenarnya Penyakit Apa, Sih? Diakses pada 24/12/2023, dari https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/masuk-angin-sebenarnya-penyakit-apa-sih/
- Mayo Clinic. Common cold. Diakses pada 24/12/2023, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605
- Medical News Today. Everything you need to know about flatulence. Diakses pada 24/12/2023, dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/7622
- National Institutes of Health (NIH). Symptoms & Causes of Gas in the Digestive Tract. Diakses pada 24/12/2023, dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gas-digestive-tract/symptoms-causes
- Verywell Health. Excessive Gas: Why Am I Farting So Much? Diakses pada 24/12/2023, dari https://www.verywellhealth.com/when-should-i-worry-about-passing-too-much-gas-796838