Batuk sering kali akan sembuh dengan sendirinya, namun gejala yang mengganggu ini bisa sangat menghambat aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, memilih obat batuk yang tepat sangat penting untuk meredakan gejala dengan cepat.
Siapa yang Lebih Mungkin Mengalami Batuk?
Batuk bisa dialami oleh siapa saja, namun ada kelompok orang yang lebih rentan mengalami batuk dibandingkan yang lain yaitu mereka yang memiliki kebiasaan merokok atau vape, sering terpapar polusi dijalan dan memiliki masalah pada paru.
Selain itu, orang dengan penyakit kronis, terutama yang melibatkan paru-paru, seperti asma, bronkitis, PPOK, lebih mungkin mengalami batuk yang berkepanjangan. Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti alergi, flu, atau GERD juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami batuk.
5 Rekomendasi Obat Batuk Paling Ampuh
Memilih obat batuk yang tepat bisa membantu mempercepat proses penyembuhan. Obat batuk umumnya bekerja dengan cara mengencerkan dahak, menekan refleks batuk, atau melegakan tenggorokan. Berikut adalah rekomendasi obat batuk paling ampuh untuk meredakan batuk, antara lain:
1. Dextromethorphan
Dextromethorphan (dekstrometorfan) adalah obat batuk yang termasuk dalam golongan antitusif (penekan batuk). Obat ini sangat efektif untuk mengatasi atau meredakan batuk kering dengan cara mengurangi refleks batuk di otak, sehingga frekuensi batuk dapat berkurang.
Dekstrometorfan termasuk dalam kategori obat bebas terbatas dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kapsul, sirup, dan serbuk. Namun, perlu diketahui bahwa obat ini tidak cocok untuk mengatasi batuk berdahak atau batuk yang disebabkan oleh kondisi, seperti asma, bronkitis, atau kebiasaan merokok.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 10–20 mg setiap 4–6 jam, atau 30 mg setiap 6–8 jam, dengan dosis maksimal 80–120 mg per hari. Dekstrometorfan dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan dekstrometorfan jika Anda memiliki riwayat asma, penyakit paru-paru, penyakit hati, batuk berdahak, depresi, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan dekstrometorfan.
Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi dekstrometorfan, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak (usia <6 tahun).
Contoh Obatnya: Actifed Plus Cough Supressant, Bodrex Flu & Batuk PE, Dextromethorphan (Generik), Paramex Flu & Batuk, Siladex Antitussive, dan Vicks Formula 44.
2. Guaifenesin
Guaifenesin adalah obat golongan ekspektoran yang ampuh untuk mengatasi batuk berdahak dan melegakan saluran napas. Obat ini bekerja dengan cara mengencerkan dahak, sehingga dahak menjadi lebih cair dan lebih mudah dikeluarkan saat batuk.
Guaifenesin termasuk dalam kategori obat bebas, umumnya aman digunakan, dan bisa dibeli di apotek. Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kapsul, sirup, dan suspensi. Guaifenesin sering kali juga ditemukan dalam kombinasi dengan obat batuk lainnya untuk meningkatkan efektivitasnya.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200–400 mg setiap 4 jam, dengan dosis maksimal 2.400 mg per hari. Guaifenesin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan guaifenesin jika Anda memiliki riwayat asma, batuk perokok, batuk dengan dahak yang sangat banyak, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan guaifenesin. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak (usia <6 tahun).
Contoh Obatnya: Actifed Plus Expectorant, Bisolvon Extra, Guaifenesin (Generik), Hufagripp Forte, Lapifed Expectorant, dan Woods Peppermint Expectorant.
3. Ambroxol
Ambroxol (ambroksol) adalah obat golongan mukolitik (pengencer dahak) yang digunakan untuk mengatasi batuk berdahak. Sebagai mukolitik, obat ini bekerja dengan cara memecahkan serat mukopolisakarida dalam dahak, sehingga membuat dahak menjadi lebih encer dan lebih mudah dikeluarkan saat batuk.
Ambroksol dapat digunakan untuk berbagai kondisi dengan batuk berdahak, seperti batuk pilek, bronkitis, bronkiektasis, dan emfisema. Obat ini termasuk dalam kategori obat keras yang memerlukan resep dokter dan tersedia dalam bentuk tablet dan sirup.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 30 mg, 2–3 kali sehari, dengan dosis maksimal 120 mg per hari. Ambroksol sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan ambroksol jika Anda memiliki riwayat tukak lambung, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan ambroksol. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak.
Contoh Obatnya: Ambroxol (Generik), Epexol, Lapimuc, Mucera, Mucos, dan Roverton.
4. Diphenhydramine
Diphenhydramine (difenhidramin) adalah obat golongan antihistamin yang digunakan untuk mengatasi batuk, terutama yang disertai dengan gejala alergi, seperti pilek, bersin-bersin, atau gatal pada hidung dan tenggorokan.
Difenhidramin bekerja dengan cara menghambat kerja histamin, yaitu zat alami tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Obat ini termasuk dalam kategori obat bebas terbatas dan tersedia dalam bentuk tablet dan sirup.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 25–50 mg, 3–4 kali sehari, dengan dosis maksimal 300 mg per hari. Difenhidramin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan difenhidramin jika Anda memiliki riwayat asma, bronkitis, glaukoma, pembesaran prostat, penyakit tiroid, hipertensi, penyakit jantung, epilepsi, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan difenhidramin.
Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi difenhidramin, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak dan lansia.
Contoh Obatnya: Benadryl Original, Diphenhydramine HCl (Generik), Dextrosin, Fortusin, Siladex DMP, dan Otede.
5. Pseudoephedrine
Pseudoephedrine (pseudoefedrin) adalah obat golongan dekongestan yang digunakan untuk meredakan gejala hidung tersumbat akibat batuk pilek, flu, alergi, bronkitis, atau sinusitis. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan pembuluh darah di hidung, sehingga membantu Anda bernapas lebih lega.
Pseudoefedrin termasuk dalam kategori obat bebas terbatas dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, sirup, dan tetes oral. Anda dapat menemukan pseudoefedrin dalam bentuk obat tunggal atau sebagai bagian dari kombinasi obat flu dan batuk lainnya.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 40 mg setiap 4–6 jam, dengan dosis maksimal 240 mg per hari. Pseudoefedrin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan pseudoefedrin jika Anda memiliki riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung, glaukoma, pembesaran prostat, kejang, penyakit tiroid, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan pseudoefedrin. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak (usia <12 tahun).
Contoh Obatnya: Devosix, Lapifed, Neo Protifed, Pseudoephedrine HCl (Generik), Rhinos Neo, dan Tremenza.
Cara Meredakan Batuk dengan Obat Rumahan
Selain menggunakan obat batuk medis, Anda juga bisa meredakan batuk di rumah dengan beberapa bahan alami yang mudah ditemukan. Berikut adalah beberapa obat rumahan yang dapat membantu meredakan batuk, antara lain:
-
Madu: Madu memiliki sifat antibakteri dan dapat melapisi tenggorokan, mengurangi iritasi dan batuk. Konsumsi 1 sendok teh madu beberapa kali sehari atau campurkan dengan teh hangat untuk meredakan batuk.
-
Jahe: Jahe memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi yang dapat meredakan batuk. Rebus potongan jahe dalam air untuk membuat teh jahe. Menambahkan madu ke dalam teh ini bisa meningkatkan efektivitasnya dalam meredakan batuk.
-
Lemon: Lemon kaya akan vitamin C dan memiliki sifat antiinflamasi. Campurkan 2 sendok makan jus lemon dengan 1 sendok makan madu dalam segelas air hangat. Konsumsi beberapa kali sehari untuk mengurangi gejala batuk dan mendukung sistem kekebalan tubuh.
-
Peppermint: Peppermint mengandung menthol yang dapat membantu mengurangi rasa iritasi pada tenggorokan akibat batuk. Minum teh peppermint atau hirup uap dari air yang diberi beberapa tetes minyak peppermint untuk mengurangi batuk.
-
Air Hangat: Minum air hangat dapat membantu melarutkan dahak dan melegakan tenggorokan. Cobalah untuk minum banyak air hangat sepanjang hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mempermudah pengeluaran dahak.
Jika batuk tidak kunjung membaik setelah minum obat atau jika batuk berlangsung lebih dari 14 hari, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Jika Anda membutuhkan penanganan medis yang cepat dan nyaman untuk mengatasi batuk, Anda bisa menggunakan layanan panggil dokter ke rumah dari Homecare Dokter.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Cleveland Clinic. Cough. Diakses pada 02/08/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17755-cough
- Drugs. Ambroxol Hydrochloride. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.drugs.com/ambroxol.html
- Drugs. Cough Medicines & Tablets. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.drugs.com/condition/cough.html
- GodRx Health. What’s the Best Cough Medicine? Comparing the Effectiveness of Over-the-Counter vs. Prescription. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.goodrx.com/conditions/cough/whats-the-best-cough-medicine
- Healthline. 13 Home Remedies for a Dry Cough. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.healthline.com/health/cold-flu/home-remedies-for-dry-cough
- Medical News Today. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/322394
- MIMS. Ambroxol. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ambroxol?mtype=generic
- MIMS. Dextromethorphan. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dextromethorphan?mtype=generic
- MIMS. Diphenhydramine. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diphenhydramine?mtype=generic
- MIMS. Guaifenesin. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/guaifenesin?mtype=generic
- Verywell Health. How to Choose the Best Over-the-Counter Cough Medicines. Diakses pada 02/08/2024, dari https://www.verywellhealth.com/choosing-over-the-counter-cough-medications-770663