Diare pada anak-anak sangat umum dan seringkali disebabkan oleh gastroenteritis virus. Anak-anak usia 3-12 tahun sangat rentan terhadap dehidrasi dan dapat dengan cepat jatuh sakit, terutama jika anak malnutrisi.
Terbukti bahwa anak dengan malnutrisi atau gizi buruk memiliki kemungkinan 2,8 kali lebih besar untuk mengalami diare berkepanjangan. Mari pahami lebih lanjut tentang diare pada anak serta bagaimana penanganannya.
Apa Saja Penyebab Diare pada Anak?
Penyebab utama diare adalah virus yang menginfeksi usus (gastroenteritis). Namun, diare dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti:
-
Infeksi. Patogen (virus, bakteri, dan parasit) dapat menyebabkan infeksi yang menyebabkan diare. Rotavirus adalah penyebab paling umum diare akut pada anak-anak.
-
Keracunan makanan. Anda dapat menelan racun dan patogen berbahaya dari makanan atau minuman yang terkontaminasi. Setelah masuk ke usus Anda, racun atau kuman tersebut dapat menyebabkan diare.
-
Obat-obatan. Ketika minum obat, bisa jadi terdapat efek samping berupa diare dan ini merupakan hal yang cukup umum.
-
Makanan yang mengganggu sistem pencernaan. Jika Anda lactose intolerant, Anda akan mengalami diare setelah mengonsumsi produk susu karena tubuh kesulitan mencerna laktosa (gula dalam susu). Lebih jauh, Anda juga bisa diare jika memiliki alergi dan mengonsumsi makanan atau minuman mengandung allergen.
-
Efek prosedur pada usus. Banyak orang mengalami diare setelah operasi usus karena saluran pencernaan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan penyerapan nutrisi dari makanan.
Untuk mengetahui apa penyebab diare pada anak, ada beberapa tes yang dapat dilakukan, seperti:
-
Tes darah, untuk mengetahui kondisi tertentu yang menyebabkan diare
-
Tes feses, untuk memeriksa darah, infeksi bakteri, dan parasit
-
Tes napas hidrogen, untuk memeriksa intoleransi laktosa atau fruktosa dan pertumbuhan bakteri berlebih
-
Endoskopi saluran pencernaan atas dan bawah, untuk mengetahui pertumbuhan atau masalah struktural lain yang dapat menyebabkan diare, seperti tukak lambung atau tumor
Gejala Diare pada Anak
Gejala umum jika anak mengalami diare adalah:
-
Feses encer atau berair
-
Perut kembung atau kram
-
Perut mulas melilit
-
Frekuensi BAB yang sering
-
Keinginan untuk BAB yang tidak bisa ditahan
-
Mual
-
Darah atau lendir pada feses (jika diare sudah parah)
-
Lemas karena efek dehidrasi
Bagaimana Pengobatan Diare pada Anak?
Diare dapat sembuh sendirinya dalam beberapa hari jika ditangani dengan tepat. Kuncinya adalah memenuhi kebutuhan cairan tubuh karena saat diare akan mengeluarkan cairan melalui feses.
Berikut ini beberapa cara mengobati anak yang sedang diare:
1. Rehidrasi
Ketika diare, cairan tubuh terus dikeluarkan melalui feses yang encer. Inilah yang menyebabkan pasien diare menjadi dehidrasi.
Untuk mengatasinya, fokus pada rehidrasi dengan meminum air putih 2 liter setiap hari. Lebih baik lagi, Anda bisa memberikan air kelapa hijau tanpa gula tambahan kepada anak.
2. Konsumsi makanan untuk diare
Beberapa makanan yang baik diberikan untuk pasien diare:
-
Makanan plain tanpa bumbu berlebih, seperti nasi putih, kentang rebus, roti panggang (tanpa mentega)
-
Pisang
-
Kuah kaldu
-
Makanan rendah serat, seperti ayam, kalkun, dan bebek (tanpa kulit)
Hindari mengonsumsi makanan yang dapat memperparah diare, seperti makanan pedas, berminyak, berlemak, berserat tinggi, dan makanan asam.
Selengkapnya: Rekomendasi Makanan untuk Pasien Diare & Apa yang Harus Dihindari
3. Istirahat yang cukup
Beristirahat yang cukup selama mengalami diare sangat penting untuk pemulihan karena memungkinkan tubuh menghemat energi dan fokus pada penyembuhan.
Selama diare, tubuh akan menjadi rentan dehidrasi. Jika terus beraktivitas, badan akan terus mengeluarkan cairan tubuh dan bisa berdampak pada dehidrasi akut. Istirahatlah yang cukup dengan tidur 7-8 jam sehari dan kurangi aktivitas fisik.
4. Minum obat diare
Untuk meredakan frekuensi BAB yang sangat sering, ada beberapa obat diare untuk anak yang bisa digunakan:
-
Oralit phapros
-
Lacto B
-
Entrostop herbal anak
-
Diapet anak
-
Guanistrep suspensi
Perhatikan untuk selalu memberikan dosis yang sesuai untuk anak Anda. Jika tidak yakin, tanyakan terlebih dulu pada dokter atau apoteker ketika Anda membeli obat.
5. Minum antibiotik (bila perlu)
Antibiotik mampu meredakan diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. Penggunaan antibiotik harus sesuai resep dokter dan tidak boleh sembarangan. Maka dari itu, konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum memberi antibiotik kepada anak.
Adapun menurut studi, antibiotik untuk diare yang paling utama direkomendasikan adalah Azithromycin. Selain itu, ada juga beberapa antibiotik lainnya seperti Rifaximin, Ciprofloxacin, hingga Nitazoxanide.
Selengkapnya: 7 Cara Mengatasi Diare di Rumah, Mudah dan Efektif
Pencegahan Agar Anak Tidak Diare
Diare disebabkan oleh banyak hal, bisa dari alergi, keracunan makanan, efek samping obat, hingga bakteri E. Coli yang mengontaminasi makanan atau minuman.
Pastikan anak Anda menghindari hal-hal berikut agar tidak terjangkit diare:
-
Tidak jajan sembarangan, terutama di tempat yang kotor
-
Hindari membeli minuman es karena bisa saja menggunakan air tidak matang yang tercemar bakteri E. Coli penyebab diare
-
Jika anak Anda lactose intolerant, jangan berikan makanan atau minuman berbahan dasar susu, seperti keju, es krim, mentega, yogurt, dan sebagainya
-
Jangan memberi anak makanan atau minuman yang mengandung allergen (jika anak Anda memiliki alergi)
Baca Juga: Makanan & Minuman Penyebab Diare yang Harus Dihindari
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi dengan dokter jika diare anak tidak membaik atau hilang dalam beberapa hari. Beberapa kondisi lain yang harus ke dokter, seperti:
-
Anak mengalami demam, nyeri hebat, dan feses berdarah
-
Anak mengalami gejala dehidrasi akut, seperti mata cekung, urin berwarna gelap, bibir dan kulit mengering
-
Pusing, lemas, jantung berdebar, napas cepat
Anda dapat menggunakan layanan dokter ke rumah yang dibuat khusus oleh Home Care Dokter untuk Anda yang ingin mendapat penanganan cepat dan tepat dari ahlinya. Anda tidak perlu membawa anak Anda ke fasilitas kesehatan dan mengantri lama.
Layanan dokter kami tersedia 24 jam. Anda cukup menghubungi nomor WhatsApp kami dengan klik menu konsultasi gratis yang tersedia di atas.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Healthdirect Australia. (2023). Diarrhoea in children.
- Kim, D. Y., & Choi, H. S. (2012). Acute infectious diarrhea. Clinical and Experimental Pediatrics, 55(11), 409–416.
- MSD Manual. (2024). Diarrhea in children – Pediatrics. In MSD Manual Professional Edition.


