Perut Kembung dan begah, Tanda Gangguan Pencernaan
Merasakan perut kembung dan begah setelah makan bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Sensasi penuh dan tidak nyaman ini tidak hanya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Meskipun seringkali disebabkan oleh faktor makanan, perut kembung dan begah juga bisa menjadi indikasi adanya gangguan pencernaan yang lebih serius.
Apa penyebab perut sering kembung dan begah?
Perut kembung dan begah penyebab umumnya adalah gangguan pencernaan. Kebiasaan makan seperti makan berlebihan, cepat, dan konsumsi makanan berlemak, berserat tinggi, atau berkarbonasi juga dapat memicunya. Faktor gaya hidup seperti merokok, minum alkohol, stres, dan kurang olahraga pun dapat menjadi penyebab.
5 Tanda Gangguan Pencernaan Saat Perut Kembung
Perut kembung dan begah memang bisa menjadi tanda gangguan pencernaan. Namun Anda tidak perlu khawatir jika tidak sering mengalaminya. Berikut ini adalah 5 jenis ganggun pencernaan yang bisa terjadi saat perut kembung.
Dispepsia (Pencernaan Tidak Sempurna)
Dispepsia sering diakibatkan oleh pola makan yang buruk, infeksi Helicobacter pylori, penggunaan obat-obatan tertentu, dan tingkat stres yang tinggi. Gejala yang umum termasuk rasa penuh di perut, mual, dan perih di ulu hati.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan mulas dan rasa pahit di mulut. Faktor risiko meliputi kebiasaan makan yang buruk, obesitas, dan stres.
Irritable Bowel Syndrome (IBS)
IBS adalah gangguan kronis yang memengaruhi usus besar, menyebabkan nyeri perut, diare, sembelit, dan kembung. Meskipun tidak ada obatnya, gejala IBS dapat dikelola dengan perubahan diet, obat-obatan, dan pengelolaan stres.
Penyakit Celiac
Penyakit autoimun yang menyerang usus kecil ketika mengonsumsi gluten. Gejala meliputi diare, penurunan berat badan, dan kembung. Pengelolaannya melibatkan diet bebas gluten.
Intoleransi Laktosa
adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik. Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu dan produk olahan susu. Intoleransi laktosa disebabkan oleh kekurangan enzim laktase. Laktase adalah enzim yang diproduksi oleh usus kecil untuk mencerna laktosa. Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul 30 menit hingga 2 jam setelah konsumsi produk susu. Gejalanya seperti kembung, diare dan nyeri di perut.
Kesimpulan
Perut kembung dan begah bisa jadi lebih dari sekedar ketidaknyamanan sementara setelah makan. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menandakan adanya gangguan pencernaan yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Dengan memahami penyebab dan mengadopsi strategi pencegahan serta pengelolaan yang efektif, Anda bisa mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Jika gejala berlanjut atau memburuk, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pengelolaan yang tepat.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
Referensi
- Lacy BE, Cangemi D, Vazquez-Roque M. Management of Chronic Abdominal Distension and Bloating (https://www.cghjournal.org/article/S1542-3565(20%2930433-X/fulltext). Clinical Gastroenterology and Hepatology. 2021;19:219-231. Accessed 17/02/2024.
- Sullivan, SM. Functional Abdominal Bloating with Distention (https://www.hindawi.com/journals/isrn/2012/721820/). International Scholarly Research Notices. 2012;721820. Accessed 17/02/2024.
- Flatus & Bloating. In: Papadakis MA, McPhee SJ, Bernstein J. eds. Quick Medical Diagnosis & Treatment 2021. McGraw Hill; Accessed 17/02/2024.
- McQuaid KR. Gastrointestinal Gas. In: Papadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW. eds. Current Medical Diagnosis & Treatment 2021. McGraw Hill; Accessed 17/02/2024.
- Azpiroz, F., & Malagelada, J. (2005). Abdominal bloating. Gastroenterology, 129(3), 1060-1078. https://consensus.app/papers/bloating-azpiroz/70564182a21d5ae9954ef2811badfa8f/. Accessed 17/02/2024.
- Iovino, P., Bucci, C., Tremolaterra, F., Santonicola, A., & Chiarioni, G. (2014). Bloating and functional gastro-intestinal disorders: where are we and where are we going? World journal of gastroenterology, 20(39), 14407-14419. https://consensus.app/papers/bloating-gastrointestinal-disorders-going-iovino/b04b96b9b6e85ec58fb41fae8368e351/. Accessed 17/02/2024.
Kategori