Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit penumpukan gula pada darah karena pankreas tidak memproduksi cukup insulin. Diabetes jenis ini menjadi yang paling umum diderita dan bisa menyerang dewasa muda (mulai dari 18 tahun).
Menurut International Diabetes Federation (IDF) yang disadur dari Kemkes, Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia dengan penderita 19,47 juta orang di tahun 2021.
Ketahui semuanya tentang diabetes tipe 2 hingga pencegahannya di sini.
Mengenal Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 (T2D) adalah kondisi kronis yang terjadi ketika kadar gula darah terus-menerus tinggi (hiperglikemia). Ini bisa terjadi karena pankreas tidak memproduksi cukup insulin (hormon), tubuh Anda tidak mengatur insulin dengan benar, atau keduanya sekaligus.
Kadar gula darah (glukosa) yang sehat adalah 70 hingga 99 miligram per desiliter (mg/dL). Jika Anda menderita diabetes tipe 2 yang tidak terdiagnosis, kadar Anda biasanya 126 mg/dL atau lebih tinggi.
Diabetes Tipe 2 dan Diabetes Melitus Tipe 2, Apakah Sama?
Keduanya sama saja, diabetes melitus adalah nama ilmiah lengkap untuk diabetes. Secara garis besar, diabetes terbagi menjadi 2 yaitu diabetes melitus dan diabetes insipidus.
Diabetes melitus (sering disebut sebagai diabetes) adalah penyakit gula darah, sementara diabetes insipidus kadar gula darahnya normal, ini adalah penyakit ginjal yang tidak dapat mengatur keseimbangan cairan secara efektif karena masalah pada hormon vasopresin.
Jadi, ketika menyebut diabetes maka itu merujuk pada diabetes melitus. Diabetes dan diabetes melitus tidak ada bedanya, hanya penyebutannya saja.
Ciri-Ciri Diabetes Tipe 2
Beberapa ciri umum dari diabetes tipe 2 adalah:
-
Rasa haus yang meningkat (polidipsia).
-
Lebih sering buang air kecil.
-
Merasa lebih lapar dari biasanya.
-
Kelelahan.
-
Penyembuhan luka atau bisul yang lambat.
-
Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki.
-
Penglihatan kabur.
-
Kulit kering.
-
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Ciri-ciri di atas memang sangat umum. Jika Anda mengalaminya, jangan mendiagnosa diri sendiri melainkan lakukanlah tes untuk memastikan apakah Anda terkena diabetes tipe 2 atau tidak. Beberapa tes yang bisa dilakukan seperti:
-
Pemeriksaan gula darah puasa: Tes laboratorium ini memeriksa kadar gula darah Anda. Anda biasanya perlu menjalani tes ini di pagi hari setelah berpuasa delapan jam (tidak makan atau minum apa pun kecuali air putih). Hasil 126 mg/dL atau lebih tinggi berarti Anda menderita diabetes.
-
Tes glukosa plasma acak: Tes laboratorium ini juga memeriksa gula darah Anda, tetapi Anda bisa mendapatkannya kapan saja tanpa berpuasa. Hasil 200 mg/dL atau lebih tinggi berarti Anda menderita diabetes.
-
Tes A1C: Tes laboratorium ini mengukur kadar gula darah rata-rata Anda selama 2-3 bulan terakhir. Jika hasilnya 6,5% atau lebih tinggi berarti Anda menderita diabetes.
Dalam beberapa kasus, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin meminta tes darah autoantibodi untuk melihat apakah Anda menderita diabetes tipe 2 atau justru menderita diabetes tipe 1.
Penyebab Diabetes Tipe 2
Penyebab utama diabetes tipe 2 adalah resistensi insulin, baik itu pankreas Anda tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh Anda tidak bisa mengatur insulin dengan benar. Ini urutan bagaimana diabetes tipe 2 bisa terjadi:
-
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati Anda tidak merespons insulin sebagaimana mestinya.
-
Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas Anda yang penting untuk kehidupan dan mengatur kadar gula darah.
-
Jika tubuh Anda tidak merespons insulin dengan baik, pankreas Anda harus memproduksi lebih banyak insulin untuk mengatasi peningkatan kadar glukosa darah Anda (hiperinsulinemia).
-
Jika sel-sel Anda menjadi terlalu resisten terhadap insulin dan pankreas Anda tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasinya, hal ini menyebabkan diabetes tipe 2.
Adapun beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap resistensi insulin, termasuk:
-
Keturunan atau genetika.
-
Kelebihan lemak tubuh, terutama di perut dan di sekitar organ Anda (lemak viseral).
-
Kurang aktivitas fisik.
-
Sering mengonsumsi makanan olahan, tinggi karbohidrat, dan lemak jenuh.
-
Obat-obatan tertentu, seperti penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
-
Gangguan hormonal.
-
Stres kronis dan kurang tidur berkualitas.
Penanganan Diabetes Tipe 2
Berikut penanganan atau perawatan secara umum jika Anda menderita diabetes tipe 2:
1. Perubahan gaya hidup
Untuk membantu menstabilkan kadar gula darah secara alami, Anda harus menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu, dan mengatur pola makan seimbang (tinggi serat, rendah gula dan lemak jenuh).
2. Pemantauan gula darah
Anda harus rutin mengecek kadar gula darah menggunakan glukometer atau sensor (CGM). Ini penting untuk mengetahui apakah pengobatan dan pola hidup sudah efektif.
3. Penggunaan obat sesuai anjuran dokter
Jika perubahan gaya hidup belum cukup, dokter dapat meresepkan obat diabetes (#) oral, injeksi (seperti insulin atau GLP-1 agonist), atau kombinasi untuk membantu mengontrol kadar gula darah.
4. Pemeriksaan rutin untuk mencegah komplikasi
Pemeriksaan berkala pada mata, ginjal, saraf, tekanan darah, dan kolesterol membantu mendeteksi serta mencegah komplikasi akibat diabetes sejak dini.
5. Dukungan emosional dan edukasi
Dukungan keluarga, konseling, serta edukasi tentang perawatan diri membantu penderita tetap termotivasi dan memahami cara mengelola diabetes dengan benar.
6. Evaluasi dan penyesuaian rencana secara berkala
Dokter akan menilai hasil pemeriksaan dan menyesuaikan obat, pola makan, atau aktivitas fisik agar kadar gula darah tetap terkendali dan kondisi tubuh tetap optimal.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Goyal, R., Singhal, M., & Jialal, I. (2023). Type 2 diabetes. In StatPearls.
- Mayo Clinic. (2025, February 27). Type 2 diabetes – symptoms & causes.