Penyebab Suhu Badan Panas Dingin saat Demam dan Cara Mengatasi
Demam sering kali disertai dengan sensasi panas dingin yang membuat seseorang merasa tidak nyaman. Terkadang, seseorang bisa merasa sangat dingin, gemetar, atau menggigil, namun sebentar kemudian berubah menjadi merasa sangat panas.
Gejala-gejala tersebut merupakan respons tubuh terhadap peningkatan suhu tubuh akibat infeksi virus atau bakteri. Tidak hanya itu, demam juga dapat disertai dengan peningkatan detak jantung, pernapasan yang lebih cepat, perubahan metabolisme, dan peningkatan aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Aktivitas kekebalan yang meningkat dapat membantu tubuh melawan infeksi yang menyebabkan demam. Dalam artikel ini, kami akan membahas kenapa saat demam badan terasa panas dingin, penyebab panas dingin saat demam, cara mengatasi badan panas dingin, serta kapan sebaiknya mencari bantuan medis.
Kenapa saat Demam Badan Terasa Panas Dingin?
Demam merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau penyakit tertentu, dan sering kali disertai dengan gejala-gejala yang membuat badan terasa panas dingin secara bersamaan. Ketika mengalami demam, tubuh berusaha meningkatkan suhu untuk menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi perkembangan patogen penyebab bakteri.
Proses ini diatur oleh pusat suhu di dalam otak (hipotalamus), yang memicu mekanisme termoregulasi tubuh. Peningkatan suhu tubuh dapat membuat seseorang merasa panas, karena tubuh berusaha mencapai suhu yang lebih tinggi dari biasanya. Namun, di sisi lain, terjadi perubahan sirkulasi darah yang dapat membuat kulit terasa dingin, sebagai upaya tubuh untuk menjaga suhu inti organ-organ vital.
Adapun sensasi panas dingin yang sering kali dirasakan saat demam juga dapat dipengaruhi oleh pelepasan zat kimia seperti sitokin dan prostaglandin, yang berperan dalam merespons infeksi. Selain itu, mekanisme adaptasi tubuh untuk meningkatkan suhu juga dapat memicu keringat sebagai upaya pendinginan.
Oleh karena itu, kombinasi antara peningkatan suhu tubuh dan upaya tubuh untuk merespons perubahan ini dapat menciptakan sensasi rasa panas dan dingin secara bersamaan selama demam. Meskipun sensasi ini mungkin tidak nyaman, tetapi sebenarnya merupakan bagian dari strategi pertahanan tubuh untuk melawan infeksi dan memulihkan kesehatan secara optimal.
Baca Artikel Selanjutnya: Saat Demam Sering Buang Angin Terus? Bisa Jadi Masuk Angin
Apa Saja Penyebab Umum Demam?
Demam terjadi ketika ada kenaikan suhu tubuh yang singkat dan melebihi suhu normal tubuh. Hal ini juga disebut sebagai suhu tinggi, hipertermia, atau pireksia. Demam biasanya merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja untuk melawan infeksi tertentu.
Suhu tubuh normal dapat bervariasi untuk setiap orang, namun umumnya berkisar antara 36.1 hingga 37.2 derajat Celsius. Suhu tubuh sekitar 38 derajat Celsius atau lebih tinggi dianggap sebagai demam, meskipun tidak ada standar medis yang kaku.
Demam terjadi ketika hipotalamus, bagian otak yang mengatur suhu tubuh, menggeser titik set suhu tubuh normal ke atas. Saat ini terjadi, Anda mungkin merasa kedinginan, atau Anda mungkin mulai menggigil untuk menghasilkan lebih banyak panas tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan suhu tubuh.
Ada berbagai kondisi dan penyakit yang dapat menjadi pemicu demam, berikut adalah beberapa penyebab umum demam meliputi:
-
Infeksi Bakteri dan Virus: Infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih (ISK), serta infeksi virus seperti flu, pilek, dan COVID-19, dapat menyebabkan demam.
-
Infeksi Saluran Pencernaan: Infeksi pada saluran pencernaan, seperti gastroenteritis (flu perut), dapat memicu demam.
-
Vaksinasi dan Imunisasi: Beberapa vaksin, seperti vaksin difteri atau tetanus pada anak-anak, dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh sebagai respons imunisasi.
-
Tumbuh Gigi (pada Bayi): Proses tumbuh gigi pada bayi juga dapat disertai demam.
-
Penyakit Inflamasi: Beberapa penyakit inflamasi seperti arthritis rheumatoid (peradangan pada sendi) dan penyakit Crohn (radang usus kronis yang memengaruhi lapisan saluran pencernaan) dapat berkontribusi pada kenaikan suhu tubuh.
-
Kondisi Autoimun: Penyakit autoimun seperti lupus dan inflammatory bowel disease (peradangan pada saluran pencernaan) dapat menyebabkan demam.
-
Pembekuan Darah: Pembekuan darah yang tidak normal dapat menjadi penyebab demam.
-
Sunburn (Luka Bakar Matahari): Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan demam.
-
Keracunan Makanan: Konsumsi makanan yang terkontaminasi dapat menghasilkan demam sebagai respons tubuh terhadap toksin (zat beracun).
-
Obat-obatan: Beberapa obat, termasuk antibiotik, dapat menjadi pemicu demam.
5 Cara Mengatasi Badan Panas Dingin saat Demam
Badan panas dingin, terutama saat mengalami demam, dapat menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Untuk mengatasi gejala ini di rumah, berikut adalah lima cara mengatasi badan panas dingin yang dapat Anda pertimbangkan, antara lain:
1. Konsumsi Cairan Secukupnya
Menjaga tubuh tetap terhidrasi adalah langkah penting saat mengalami demam. Minumlah air putih dalam jumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Cairan membantu menjaga suhu tubuh dan mendukung proses pemulihan.
2. Mandi dengan Air Hangat
Mandi dengan air hangat dapat membantu meredakan panas dan memberikan rasa kesejukan pada tubuh. Hindari penggunaan air yang terlalu dingin, karena ini dapat memicu gemetar dan membuat sensasi panas dingin semakin tidak nyaman.
3. Konsumsi Obat Penurun Demam
Mengonsumsi obat penurun demam seperti asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Motrin) dapat membantu menurunkan suhu tubuh dan membuat Anda merasa lebih nyaman. Penting untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan dan tidak berlebihan.
4. Pakaian yang Tepat
Pilihlah pakaian yang ringan dan nyaman. Hindari berpakaian terlalu tebal, karena ini dapat meningkatkan suhu tubuh dan membuat Anda merasa lebih panas. Pakaian yang terlalu tebal dapat menyebabkan keringat berlebihan, yang dapat membuat Anda merasa dingin ketika kering.
5. Istirahat yang Cukup
Memberikan tubuh istirahat yang cukup sangat penting untuk proses penyembuhan. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan dan berikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk pulih. Tidur yang cukup juga membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Baca Artikel Selanjutya: Jangan Keliru, Kenali Bedanya Diare Akut dan Kronis
Kapan Harus ke Dokter?
Demam dan naik turunnya suhu tubuh, terutama saat ini karena berkembangnya lagi penyakit COVID-19 memerlukan perhatian khusus ketika sudah berhari-hari tidak ada perubahan. Berikut adalah panduan kapan sebaiknya Anda mencari bantuan medis saat mengalami demam dan suhu tubuh yang tidak stabil, antara lain:
1. Kelompok Risiko Tinggi
Meskipun banyak kasus demam dapat diatasi di rumah, ada situasi tertentu yang memerlukan perhatian medis segera. Pada tanda pertama infeksi, segera hubungi dokter jika Anda termasuk kelompok risiko tinggi, seperti:
-
Wanita hamil atau baru saja melahirkan dalam dua minggu terakhir.
-
Anak-anak berusia di bawah 2 tahun.
-
Lansia berusia di atas 65 tahun.
-
Memiliki kondisi medis kronis seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), fibrosis kistik, diabetes, penyakit jantung, HIV, penyakit ginjal, atau penyakit hati.
2. Kapan Mencari Bantuan Medis untuk Anak
Hubungi tenaga kesehatan jika anak Anda:
-
Berusia di bawah 3 bulan dan memiliki suhu lebih dari 38 derajat Celsius.
-
Berusia antara 3 hingga 12 bulan dan memiliki demam lebih dari 38.9 derajat Celsius.
-
Berusia di bawah 2 tahun dan demamnya berlangsung lebih dari 24 hingga 48 jam.
-
Berusia di atas 2 tahun dan mengalami demam selama 48 hingga 72 jam.
-
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
-
Mengalami gejala lain seperti sakit tenggorokan, batuk, atau sakit telinga.
-
Baru-baru ini berkunjung ke negara lain.
3. Kapan Orang Dewasa Harus Berkonsultasi dengan Dokter
Orang dewasa sebaiknya mencari bantuan medis jika:
-
Mengalami demam di atas 39.4 derajat Celsius.
-
Demam berlangsung lebih dari 48 hingga 72 jam.
-
Muncul ruam baru atau memar.
-
Nyeri saat buang air kecil.
-
Memiliki masalah jantung, paru-paru, atau anemia sel sabit.
-
Baru-baru ini berkunjung ke negara lain.
4. Darurat Medis
Segera cari bantuan medis darurat untuk siapa pun, tanpa memandang usia, yang mengalami demam dan:
-
Tidak dapat berjalan.
-
Tampak bingung.
-
Bibir, kuku, atau lidah berwarna biru.
-
Mengalami kejang.
-
Kesulitan bernapas.
-
Nyeri perut.
Penting untuk diingat bahwa demam yang berlarut-larut bisa jadi salah satu pertanda penyakit serius atau bahkan COVID-19, Ini membutuhkan perawatan kesehatan yang tepat. Jika Anda atau keluarga mengalami gejala demam yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan panduan lebih lanjut dan evaluasi medis yang akurat.
Homecare Dokter by Klinik Kirana menawarkan layanan kesehatan menyeluruh dan terpercaya, seperti tes antigen & PCR, infus di rumah, dokter ke rumah, suster ke rumah, dll. Homecare Dokter juga menyediakan tenaga medis profesional dan berpengalaman sesuai kebutuhan kesehatan Anda.
Dengan berkonsultasi di Homecare Dokter untuk mengatasi badan pegal linu saat mengalami demam, Anda dapat menjaga kesehatan secara menyeluruh, mengidentifikasi gejala demam, dan mencegah penyakit lain.
Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.
Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial
- Image by stockking on Freepik : https://www.freepik.com/free-photo/aching-ill-slavic-man-with-scarf-around-neck-wearing-winter-hat-putting-his-hand-head-holding-cup-with-medicine-blister-packs-sitting-couch-living-room_15228159
- Cleveland Clinic. Chills. Diakses pada 22/12/2023, dari https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21476-chills
- Medical News Today. What to know about chills with a fever. Diakses pada 22/12/2023, dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/chills-with-fever
- Verywell Health. Fever and Chills: Causes, Treatment, and When to Seek Help. Diakses pada 22/12/2023, dari https://www.verywellhealth.com/fevers-and-chills-770260
- WebMD. Why Do I Have Chills? Diakses pada 22/12/2023, dari https://www.webmd.com/a-to-z-guides/why-do-i-have-chills