Diare adalah kondisi dimana kamu mengeluarkan feses dalam bentuk yang lembek atau cair selama tiga kali atau lebih dalam sehari. Kondisi ini bisa dialami selama beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung dari penyebab dan keparahan diare. Berdasarkan lamanya menderita diare, ternyata diare tergolong menjadi dua macam. Pada artikel ini akan terjawab pertanyaan mengenai mengenai apa saja jenis - jenis diare?
Jenis-Jenis Diare
Dalam memahami diare, penting untuk mengenali bahwa tidak semua diare sama. Setiap jenis memiliki ciri, penyebab, dan pendekatan penanganan yang berbeda.
Diare Akut
Diare akut biasanya muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa hari. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh infeksi dari virus, bakteri, atau parasit yang masuk ke dalam sistem pencernaan.
Penyebab diare akut secara umum karena Infeksi virus seperti rotavirus, bakteri seperti E. coli, atau parasit. Biasanya berlangsung diare akut hanya berlangsung beberapa hari.
Penanganan paling umum dilakukan adalah dengan fokus pada rehidrasi dengan cairan oralit, atau minum obat khusus untuk diare, istirahat yang cukup, dan pengaturan diet sementara.
Diare Persisten
Diare yang berlangsung lebih dari dua minggu disebut sebagai diare persisten, sering kali menandakan adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Penyebabnya karena Infeksi berkepanjangan dan kondisi pencernaan kronis seperti penyakit Crohn.
Penanganan paling tepat adalag diperlukan konsultasi dokter untuk pengobatan spesifik dan penanganan penyebabnya.
Diare Kronis
Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari empat minggu, seringkali terkait dengan kondisi medis yang mendasarinya.
Penyebab paling umumnya adalah penyakit inflamasi usus, sindrom iritasi usus besar, intoleransi makanan. Penanganan pada diare ini melibatkan terapi jangka panjang, modifikasi diet, dan pengobatan yang perlu di awasi oleh Dokter.
Cara Mengatasi Diare Paling Umum
Mengatasi diare memerlukan pendekatan yang teliti dan disesuaikan dengan jenis serta penyebab diare yang dialami.
-
Rehidrasi, Kehilangan cairan dan elektrolit adalah risiko utama dari diare, menjadikan rehidrasi sebagai langkah penanganan yang krusial.
Mengganti cairan yang hilang dengan oralit atau larutan rehidrasi oral.
-
Pengaturan Diet, Diet sementara dapat membantu menstabilkan sistem pencernaan dan mempercepat proses pemulihan.
Mengikuti diet BRAT (Pisang, Nasi, Apel, Roti taw) dan menghindari makanan yang dapat memperburuk diare seperti makanan berlemak, pedas, atau berkafein. -
Obat-obatan Dalam beberapa kasus, obat antidiare mungkin diperlukan untuk mengurangi frekuensi BAB.
Menggunakan obat antidiare sesuai anjuran dokter dan tidak berlebihan. -
Perawatan di Rumah Selain intervensi medis, perawatan di rumah dapat membantu mempercepat pemulihan. Istirahat yang cukup, konsumsi air putih, dan makanan ringan yang mudah dicerna.
Kapan Harus Berobat ke Fasilitas Kesehatan?
Diare akut bisa sembuh dengan sendirinya hanya dalam beberapa hari. Namun apabila selama dua hari tidak ada perbaikan atau ditambah dengan gejala tambahan seperti demam di atas 39℃, feses berdarah atau hitam pekat, nyeri hebat pada bagian perut, pusing hingga pandangan kabur, kencing berwarna pekat, rasa haus berlebihan, serta kulit dan bibir sangat kering, kamu harus segera berobat dan mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan.
Kamu juga bisa mendapatkan layanan kesehatan langsung di rumah dengan menghubungi pelayanan homecare dokter Klinik Kirana untuk pelayanan yang mudah dan cepat dengan harga terjangkau.
Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.
Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial
Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.
Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial
- Verdú, E., & Riddle, M. (2012). Chronic Gastrointestinal Consequences of Acute Infectious Diarrhea: Evolving Concepts in Epidemiology and Pathogenesis. The American Journal of Gastroenterology, 107, 981-989. https://consensus.app/papers/chronic-gastrointestinal-consequences-acute-infectious-verdú/440d9960b8e95873bd4fabf556c193dd/ Accessed 09/03/2024
- Schiller, L., Pardi, D., Spiller, R., Semrad, C., Surawicz, C., Giannella, R., Krejs, G., Farthing, M., & Sellin, J. (2014). Gastro 2013 APDW/WCOG Shanghai Working Party Report: Chronic diarrhea: Definition, classification, diagnosis. Journal of Gastroenterology and Hepatology. https://consensus.app/papers/gastro-2013-apdwwcog-shanghai-working-party-report-schiller/b0cf16af8bfc53789d4cad50b78d01b3/ Accessed 09/03/2024
- Corinaldesi, R., Stanghellini, V., Barbara, G., Tomassetti, P., & De Giorgio, R. (2012). Clinical approach to diarrhea. Internal and Emergency Medicine, 7, 255-262. https://consensus.app/papers/approach-diarrhea-corinaldesi/5ea6dc831b4d5f1184d3b3dee74a7ad3/ Accessed 09/03/2024
- Sokol, H., & Beaugerie, L. (2010). [Acute diarrhea in the adult]. La Revue du praticien, 60(3), 413-8. https://consensus.app/papers/acute-diarrhea-adult-sokol/ba12c51230ae536b9958b3e97a2dac4f/ Accessed 09/03/2024
- Bruckstein, A. H. (1988). Acute diarrhea. American Family Physician, 38(4), 217-228. https://consensus.app/papers/acute-diarrhea-bruckstein/0a69e3c38cba585fbbd07c2cb517640f/ Accessed 09/03/2024