Rekomendasi 8 Obat Ampuh Mengatasi Gejala Flu

Penyakit Umum August 4, 2024 Penulis : Mirna S
Rekomendasi 8 Obat Ampuh Mengatasi Gejala Flu

Ketika flu menyerang, gejala seperti demam, sakit kepala, batuk, dan pilek bisa membuat tubuh Anda terasa lemas dan tidak fit. Untuk mengatasi gejala tersebut, obat flu bisa menjadi solusi efektif, sehingga membantu Anda tetap beraktivitas dengan lancar.

Selain itu, obat flu juga membantu mengurangi pembengkakan pembuluh darah di hidung dan mengencerkan dahak, sehingga hidung tersumbat dan batuk berdahak bisa mereda. Dengan pengobatan yang tepat, gejala flu dapat ditangani secara optimal, membantu Anda pulih dengan cepat.

Apa Perbedaan antara Flu dan Pilek Biasa?

Flu dan pilek biasa sering kali memiliki gejala yang mirip, seperti hidung meler dan batuk, namun ada beberapa perbedaan di antara keduanya. Pilek biasa umumnya menimbulkan gejala yang lebih ringan seperti hidung tersumbat, bersin, dan tenggorokan gatal. Gejala ini biasanya tidak terlalu parah dan dapat hilang dalam beberapa hari tanpa komplikasi serius.

Sebaliknya, flu cenderung menimbulkan gejala yang lebih berat, termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan yang ekstrem. Flu juga dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama pada kelompok rentan seperti orang tua atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. Penyebab flu dan pilek juga berbeda; flu disebabkan oleh virus influenza, sedangkan pilek disebabkan oleh virus rhinovirus.

8 Rekomendasi Obat yang Cepat Meredakan Gejala Flu

Mengatasi gejala flu dengan cepat memerlukan pemilihan obat yang tepat sesuai dengan keluhan yang dirasakan. Ada berbagai jenis obat flu yang tersedia, masing-masing dirancang untuk mengatasi gejala tertentu. Berikut adalah rekomendasi obat yang membantu meredakan gejala flu dengan cepat, antara lain:

1. Paracetamol

Paracetamol (parasetamol) adalah obat golongan analgesik dan antipiretik yang digunakan untuk membantu meringankan dan mengatasi gejala-gejala penyerta flu, seperti demam, sakit kepala, badan pegal, dan nyeri otot.

Parasetamol bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin, zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan peradangan dan nyeri, sehingga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam. Obat ini termasuk dalam kategori obat bebas, yang berarti bisa dibeli tanpa resep dokter.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 500–1.000 mg setiap 4–6 jam, dengan dosis maksimal 4.000 mg per hari. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan parasetamol jika Anda memiliki gangguan fungsi ginjal atau hati, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan parasetamol. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak.

Contoh obatnya:Panadol, Bodrex, Sanmol, Paramex dan Paracetamol (generik)

2. Ibuprofen

Ibuprofen adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang efektif untuk mengatasi gejala flu seperti demam dan nyeri. Selain menurunkan demam, ibuprofen juga dapat meredakan nyeri ringan hingga sedang, termasuk sakit kepala dan nyeri otot yang sering menyertai flu.

Ibuprofen bekerja dengan menghambat produksi zat kimia penyebab peradangan dan nyeri, serta mengurangi peradangan di tubuh, yang dapat mempercepat proses penyembuhan. Ibuprofen tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirup, serta umumnya bisa dibeli tanpa resep dokter.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200 mg setiap 4–6 jam, dengan dosis maksimal 1.200 mg per hari. Ibuprofen sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan ibuprofen jika Anda memiliki alergi terhadap OAINS lain, riwayat tukak lambung, asma, penyakit jantung, hipertensi, gangguan fungsi ginjal atau hati, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan ibuprofen. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak atau lansia.

Contoh obatnya: Proris, Ibuprofen (generik), Arthritis Pain Relief (generik), Nurofen

3. Phenylephrine

Phenylephrine (fenilefrin) adalah obat golongan dekongestan yang digunakan untuk membantu meredakan gejala hidung tersumbat akibat flu. Selain itu, obat ini juga dapat membantu mengurangi gejala lain seperti hidung meler, mata berair, dan bersin-bersin.

Fenilefrin bekerja dengan meredakan pembengkakan pada saluran hidung dan mengurangi produksi lendir, sehingga Anda bisa bernapas lebih lega. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan sirup, serta bisa dibeli tanpa resep dokter.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 10 mg setiap 4 jam, dengan dosis maksimal 60 mg per hari. Fenilefrin sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan fenilefrin jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit tiroid, diabetes, pembesaran prostat, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol dan kafein selama penggunaan fenilefrin. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak atau lansia.

Contoh obatnya: Neozep Forte, Iladryl dan Otrivin (biasanya dalam bentuk obat semprot hidung)

4. Pseudoephedrine

Pseudoephedrine (pseudoefedrin) adalah obat golongan dekongestan yang digunakan untuk meredakan gejala hidung tersumbat akibat flu. Obat ini bekerja dengan mengurangi pembengkakan pembuluh darah di hidung, sehingga membantu Anda untuk bernapas lebih lega.

Pseudoefedrin termasuk dalam kategori obat bebas terbatas dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, sirup, dan tetes oral. Obat ini bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter, namun penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar agar obat aman dan efektif.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 40 mg setiap 4–6 jam, dengan dosis maksimal 240 mg per hari. Pseudoefedrin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan pseudoefedrin jika Anda memiliki riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung, glaukoma, pembesaran prostat, kejang, penyakit tiroid, gangguan fungsi ginjal atau hati, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan pseudoefedrin. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak (usia <12 tahun).

Contoh obatnya: Actifed dan Triaminic

5. Chlorpheniramine

Chlorpheniramine (klorfeniramin) adalah obat golongan antihistamin yang digunakan untuk mengatasi gejala yang disebabkan oleh alergi, flu, atau pilek. Obat ini sangat berguna terutama jika gejala flu diperparah oleh alergi, karena dapat meredakan hidung meler, tenggorokan gatal, mata berair, dan bersin-bersin.

Klorfeniramin bekerja dengan cara menghambat kerja histamin, sehingga mengurangi gejala alergi ketika seseorang terpapar alergen. Obat ini termasuk dalam kategori obat bebas terbatas dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kaplet, kapsul, dan sirup.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 4 mg setiap 4–6 jam, dengan dosis maksimal 24 mg per hari. Klorfeniramin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan klorfeniramin jika Anda memiliki riwayat asma, glaukoma, obstruksi usus, pembesaran prostat, kesulitan buang air kecil, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan klorfeniramin.

Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi klorfeniramin, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak.

Contoh obatnya: CTM, Decolgen, Mixagrip dan Chlorpheniramine Maleate (generik)

6. Dextromethorphan

Dextromethorphan (dekstrometorfan) adalah obat golongan antitusif (penekan batuk) yang digunakan untuk meredakan batuk kering atau batuk tidak berdahak, sering kali ditemukan dalam produk obat flu dan batuk pilek.

Dekstrometorfan bekerja dengan cara mengurangi sinyal batuk dari otak, sehingga mengurangi keinginan untuk batuk. Obat ini termasuk dalam kategori obat bebas terbatas dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kapsul, sirup, dan serbuk.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 10–20 mg setiap 4–6 jam, atau 30 mg setiap 6–8 jam, dengan dosis maksimal 80–120 mg per hari. Dekstrometorfan dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan dekstrometorfan jika Anda memiliki riwayat asma, penyakit paru-paru, penyakit hati, batuk berdahak, depresi, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan dekstrometorfan.

Contoh obatnya: Vicks Formula 44, Robitussin DM, Hufagrip  dan DMP (generik)

7. Guaifenesin

Guaifenesin adalah obat golongan ekspektoran yang efektif untuk mengatasi batuk berdahak. Obat ini juga dapat digunakan untuk membantu meredakan penumpukan dahak di saluran pernapasan akibat flu, alergi, atau infeksi.

Guaifenesin bekerja dengan cara mengencerkan dahak, sehingga dahak tersebut bisa lebih mudah dikeluarkan saat batuk. Obat ini termasuk dalam kategori obat bebas dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kapsul, sirup, dan suspensi.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200–400 mg setiap 4 jam, dengan dosis maksimal 2.400 mg per hari. Guaifenesin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan guaifenesin jika Anda memiliki riwayat asma, batuk perokok, batuk dengan dahak yang sangat banyak, gangguan fungsi ginjal atau hati, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan guaifenesin. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak (usia <6 tahun).

Contoh obatnya: Bisolvon, Hufagrip, Woods dan Vicks Formula 44

8. Oseltamivir

Oseltamivir adalah obat antivirus golongan neuraminidase inhibitor (NAI), yang digunakan untuk mengatasi atau mencegah infeksi virus influenza tipe A atau tipe B. Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan dan penyebaran virus dalam tubuh, sehingga mempercepat penyembuhan gejala flu, seperti demam, batuk, pilek, meriang, dan nyeri sendi.

Oseltamivir efektif jika digunakan dalam waktu 2 hari sejak timbulnya gejala flu. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan termasuk obat keras, yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Selain itu, oseltamivir juga memiliki potensi efek samping serius, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 75 mg, 2 kali sehari selama 5 hari. Oseltamivir sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan oseltamivir jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit paru-paru, sistem kekebalan tubuh yang lemah, gangguan fungsi ginjal atau hati, sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan oseltamivir.

Contoh obatnya: Fluvir

Bagaimana Cara Mencegah Flu?

Salah satu cara terbaik untuk mencegah flu adalah dengan mendapatkan vaksin flu secara rutin. Vaksin ini membantu sistem kekebalan tubuh Anda untuk mengenali dan melawan virus flu sebelum Anda terjangkit penyakit.

Selain vaksinasi, berikut beberapa langkah tambahan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena flu, antara lain:

  • Cuci Tangan Secara Teratur: Cuci tangan Anda dengan sabun dan air secara menyeluruh, atau gunakan hand sanitizer berbasis alkohol.

  • Tutup Mulut dan Hidung saat Batuk atau Bersin: Gunakan tisu atau bagian dalam siku Anda untuk menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin.

  • Hindari Kontak dengan Orang yang Sakit: Jauhi kontak langsung dengan orang yang sedang flu atau mengalami gejala flu.

  • Menggunakan Masker: Jika Anda sakit dan harus berinteraksi dengan orang lain, memakai masker dapat membantu mencegah penyebaran virus. 

  • Hindari Menyentuh Wajah: Jangan menyentuh wajah, mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

  • Jangan Berbagi Peralatan Makan: Hindari berbagi makanan, minuman, dan peralatan makan seperti sendok dan gelas dengan orang lain.

Jika gejala flu tidak kunjung membaik setelah minum obat atau jika Anda mengalami gejala lain, seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, demam yang tidak kunjung membaik, nyeri dada, sesak napas, sakit tenggorokan, atau sulit menelan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Jika Anda membutuhkan penanganan medis yang cepat dan nyaman untuk mengatasi flu, Anda bisa menggunakan layanan panggil dokter ke rumah dari Homecare Dokter. Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.

 

Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial

  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). What are Flu Antiviral Drugs. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.cdc.gov/flu/treatment/whatyoushould.htm
  • Cleveland Clinic. Flu (Influenza). Diakses pada 31/07/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4335-influenza-flu
  • Drugs. Chlorpheniramine. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.drugs.com/mtm/chlorpheniramine.html
  • GoodRx Health. Flu Medicine: The Best OTC and Prescription Options Available. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.goodrx.com/conditions/flu/prescription-over-the-counter-flu-medications
  • Mayo Clinic. Influenza (flu). Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/flu/diagnosis-treatment/drc-20351725
  • MIMS. Dextromethorphan. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dextromethorphan?mtype=generic
  • MIMS. Guaifenesin. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/guaifenesin?mtype=generic
  • MIMS. Ibuprofen. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
  • MIMS. Oseltamivir. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/oseltamivir?mtype=generic
  • MIMS. Paracetamol. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?mtype=generic
  • MIMS. Phenylephrine. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/phenylephrine?mtype=generic
  • MIMS. Pseudoephedrine. Diakses pada 31/07/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pseudoephedrine?mtype=generic
Artikel Terkait
Artikel Terbaru