Saat terjangkit tipes, pastikan Anda mengetahui beberapa pantangan tipes yang tidak boleh dilakukan agar proses penyembuhan lebih cepat.
Beberapa pantangan ini bukan hanya dari makanan atau minuman, tetapi juga aktivitas. Simak semua hal-hal yang wajib dihindari bagi penderita tipes di artikel ini.
Pantangan Makanan dan Minuman
Penderita tipes umumnya akan mengalami gangguan pencernaan seperti mengalami diare atau sembelit hingga muntah. Gejala itu juga menyebabkan kondisi sistem pencernaan yang rentan jika diberi jenis makanan yang tidak sesuai.
Berikut jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita tipes.
-
Makanan Tinggi Serat
Dengan kondisi pencernaan yang sensitif, makanan rendah serat justru akan memperberat tugas metabolisme tubuh. Penelitian menunjukkan jika konsumsi makanan rendah serat saat kondisi pencernaan bermasalah membantu memulihkan kondisi pencernaan.
Beberapa jenis makanan yang tinggi serat meliputi sayuran seperti brokoli, kubis, kangkung, dan kembang kol, atau buah-buahan seperti jambu biji, apel dan pir dengan kulit. Selain itu, biji-bijian utuh juga sebaiknya dihindari seperti kacang tanah dan roti atau sereal yang terbuat dari gandum utuh.
-
Makanan Berminyak dan Berlemak
Penderita tipes direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan rebusan. Hal tersebut karena penelitian menunjukkan makanan berminyak atau yang memiliki kandungan lemak tinggi akan meningkatkan produksi asam lambung yang diakibatkan waktu yang lebih lama yang dibutuhkan untuk mengosongkan lambung.
Makanan berlemak dan berminyak akan dicerna lebih lama di lambung. Sehingga dikhawatirkan akan memicu mual dan muntah.
-
Makanan Pedas
Menurut penelitian, makanan pedas memiliki efek yang sama yakni menyebabkan produksi asam lambung berlebih pada saluran pencernaan. Hal serupa juga bisa terjadi saat memakan makanan yang berbumbu cukup kuat. Makanan-makanan tersebut dapat memicu sakit perut, kembung, dan diare semakin parah.
-
Makanan Tidak Higienis
Bakteri Salmonella typhi yang menjadi penyebab tipes tersalur menuju tubuh penderitanya melalui makanan yang tidak higienis. Sehingga, kebersihan makanan juga wajib diperhatikan saat memberi makanan kepada penderita tipes. Terlebih, penelitian menunjukkan makanan yang tidak higienis dapat mengandung mikroorganisme atau kandungan kimia yang dapat memperburuk kondisi pasien.
-
Beberapa Jenis Minuman
Jenis minuman yang harus dihindari adalah minuman berkafein, berkarbonasi, dan asam. Dalam penelitian, ketiganya dapat memberikan efek buruk pada pencernaan yakni meningkatnya produksi asam lambung.
Selengkapnya: Makanan Ini Dapat Menyebabkan Tipes, Wajib Dihindari
Lalu, Makanan Apa yang Harus Dikonsumsi Pasien Tipes?
Meski harus menghadapi banyak pantangan, tapi pasien tipes tetap bisa menikmati beragam makanan nikmat sembari masa penyembuhan. Berikut adalah makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi pasien tipes.
-
Makanan yang Lembut
Makanan bertekstur lembut direkomendasikan untuk pasien tipes untuk memudahkan metabolisme. Makanan seperti bubur dan nasi tim bisa menjadi opsi utama untuk sumber karbohidrat. Sementara, buah seperti pisang atau jus buah yang rendah serat juga bisa dikonsumsi
-
Protein Hewani dan Sayuran
Sumber protein hewani seperti daging ayam, ikan, dan telur aman untuk dikonsumsi selama diolah dengan benar. Usahakan untuk menghilangkan bagian lemak dari daging agar tidak mengganggu pencernaan. Selain itu, direkomendasikan untuk mengolah protein tanpa minyak dan bisa dihaluskan agar memudahkan metabolisme.
Sementara, sayuran seperti labu siap dan wortel juga bisa dikonsumsi dengan direbus atau dijadikan sup.
-
Kebutuhan Cairan
Dengan gejala seperti diare, pasien akan kehilangan banyak cairan. Untuk memenuhi kebutuhan cairan, pasien bisa mengonsumsi air putih yang sudah dimasak dan air kelapa muda.
Selain itu, buah-buahan yang mengandung kadar air yang tinggi seperti semangka dan melon juga bisa dikonsumsi.
-
Makanan yang Higienis
Kebersihan makanan menjadi perhatian penting bagi pasien tipes. Tentunya hal itu agar tidak menambah infeksi yang bisa memperburuk kondisi pasien.
Pantangan Aktivitas
Penderita tipes juga disarankan untuk menghindari beberapa jenis aktivitas. Aktivitas ini tidak direkomendasikan agar tidak menurunkan kondisi penderita yang berujung memperlambat penyembuhan, serta untuk mengantisipasi penularan tipes kepada orang lain.
-
Beraktivitas Berat
Penderita tipes disarankan untuk beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat baik secara fisik atau pikiran. Hal itu dikarenakan penelitian menyebut penderita tipes akan mengalami kelelahan kronis. Sehingga dengan beristirahat dapat meringankan beban daya tahan tubuh untuk proses penyembuhan.
-
Tidak Mencuci Tangan dengan Sabun
Selain menjaga kebersihan makanan, kebersihan tangan juga penting untuk penderita tipes. Penelitian menunjukkan bakteri termasuk Salmonella typhi yang menular lewat tinja bisa menempel di tangan jika tidak dibersihkan dengan benar.
-
Menyajikan Makanan untuk Orang Lain
Penderita tipes juga disarankan tidak menyajikan makanan untuk orang sehat lainnya karena alasan kebersihan. Penyebaran bakteri penyebab tipes dapat menular melalui makanan. Dengan menyajikan makanan, penderita tipes berisiko mengontaminasi makanan yang dibuat dengan bakteri dan menularkannya kepada orang lain.
-
Jajan Sembarangan
Jajanan yang tidak terjaga kebersihannya berpotensi memperburuk kondisi pasien tipes. Sehingga, selama proses penyembuhan disarankan untuk tidak mengonsumsi jajanan dari luar.
Itu adalah contoh pantangan saat tipes, baik dari segi makanan ataupun aktivitas yang sebaiknya dihindari oleh penderita tipes selama proses penyembuhan.
Proses penyembuhan tipes krusial untuk dilakukan dengan segera agar tidak menimbulkan komplikasi ke organ lainnya.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Baker, D. G., & Fricks, M. (2007). Journal of Clinical Microbiology, 45(5), 1588–1591.
- Centers for Disease Control and Prevention. (2024). Hand Hygiene FAQs. U.S. Department of Health & Human Services.
- Khan, Y., Siddiqui, F., Azam, S. I., Rashid, A., & Tariq, M. I. (2010). Typhoid fever: current diagnostic and management strategies. Infectious Diseases International, 4(1), 12–18.
- Saha, A., & Gantait, V. V. (2019). Chronic fatigue syndrome following typhoid infection: neurasthenia. Journal of Neurology & Stroke, 9(1).
- Vanhauwaert, E., Matthys, C., Verdonck, L., & De Preter, V. (2015). Low-residue and low-fiber diets in gastrointestinal disease management. Advances in Nutrition, 6(6), 820–827.
- Zemichael Gizaw. (2019). Public health risks related to food safety issues in the food market. Environmental Health and Preventive Medicine, 24(1), 68.