Flu Singapura, atau dikenal juga sebagai hand, foot, and mouth disease (HFMD), merupakan penyakit menular yang memerlukan perhatian khusus dalam pengobatannya. Penularan flu Singapura dapat terjadi melalui percikan air liur dan kontak langsung dengan cairan dari luka lepuh, yang menambah urgensi untuk mematuhi pantangan-pantangan tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan flu Singapura kepada orang lain dan memperburuk keluhan penyakit pada anak Anda, sebaiknya hindari pantangan-pantangan yang akan dijelaskan di bawah ini.
Apakah Flu Singapura Bisa Sembuh?
Anak yang terkena flu Singapura umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam rentang waktu 7–10 hari tanpa memerlukan perawatan di rumah sakit. Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, pemberian antibiotik kepada anak tidak akan memberikan manfaat dalam proses penyembuhan.
Sebaliknya, perawatan yang diberikan bertujuan untuk meredakan gejala yang timbul. Anak yang mengalami flu Singapura disarankan untuk istirahat yang cukup, menjaga asupan cairan agar terhindar dari dehidrasi, dan mengonsumsi makanan yang mudah ditelan dan tidak pedas.
Selain itu, menjaga kebersihan diri anak dan lingkungan tempat tinggal sangatlah penting untuk mencegah penyebaran virus kepada orang lain. Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk flu Singapura, dengan perawatan yang tepat dan menjaga sistem kekebalan tubuh, anak dapat pulih sepenuhnya.
Baca Artikel Selanjutnya: 3 Jenis Pengobatan untuk Meredakan Flu Singapura Pada Anak
5 Pantangan Saat Anak Terkena Flu Singapura
Flu Singapura adalah penyakit yang memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal pengelolaan gejalanya. Berikut adalah beberapa pantangan yang sebaiknya ibu hindari ketika anak sedang mengalami flu Singapura, antara lain:
1. Hindari Makanan Asam, Pedas, atau Asin
Saat menderita flu Singapura, penting bagi anak untuk menghindari konsumsi makanan yang memiliki tekstur keras serta rasa asam, pedas, atau asin. Makanan-makanan tersebut dapat memperburuk gejala sariawan dan sakit tenggorokan yang sering terjadi pada penderita flu Singapura.
Makanan asam dapat meningkatkan iritasi pada sariawan, sedangkan makanan pedas atau asin dapat memperparah rasa nyeri pada tenggorokan. Sebagai alternatif, anak Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lembut dan mudah ditelan, seperti sup atau bubur, untuk mencegah iritasi dan mempercepat proses penyembuhan.
2. Jarang Minum Air Putih
Banyak penderita flu Singapura, terutama anak-anak, cenderung menghindari minum air putih karena sariawan dapat menyebabkan rasa nyeri saat menelan. Namun, kebiasaan ini sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat memperparah kondisi kesehatan anak Anda.
Penting untuk tetap menjaga asupan cairan anak Anda dengan minum air putih secara teratur. Disarankan untuk minum setidaknya 2 liter atau 8 gelas air putih per hari untuk mencegah dehidrasi dan membantu tubuh dalam proses penyembuhan.
3. Batasi Aktivitas di Luar Rumah
Virus yang menyebabkan flu Singapura dapat menular melalui percikan air liur atau kontak langsung dengan luka lepuh pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk membatasi aktivitas anak Anda di luar rumah saat menderita flu Singapura.
Istirahatlah anak Anda di rumah hingga gejala mereda dan luka lepuh mulai mengering. Dengan cara ini, anak Anda tidak hanya melindungi diri sendiri dari penularan virus, tetapi juga mencegah penyebarannya kepada orang lain di sekitar anak Anda.
4. Jangan Menggaruk Lepuhan
Meskipun terasa gatal, menggaruk lepuhan yang muncul akibat flu Singapura merupakan tindakan yang sebaiknya dihindari. Menggaruk lepuhan dapat menyebabkan pecahnya kulit dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Selain itu, virus yang terkandung dalam luka lepuh juga dapat dengan mudah menyebar ke tangan atau benda lain yang anak Anda sentuh, sehingga meningkatkan risiko penularan kepada orang lain. Untuk mencegahnya, pastikan untuk selalu memotong kuku anak Anda secara teratur dan hindari menggaruk lepuhan.
5. Hindari Mengonsumsi Aspirin
Meskipun penggunaan obat pereda nyeri untuk meredakan gejala flu Singapura seperti demam dan sakit tenggorokan tidak dilarang, namun perlu diperhatikan jenis obat yang digunakan. Salah satu pantangan flu Singapura adalah menghindari penggunaan aspirin pada penderita, terutama pada anak-anak.
Hal ini disebabkan karena aspirin dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom Reye pada anak-anak. Sebagai gantinya, gunakanlah obat pereda nyeri yang aman dan sesuai anjuran dokter untuk mengurangi gejala yang anak Anda alami.
Kapan Harus ke Dokter?
Flu Singapura umumnya merupakan penyakit ringan yang hanya menyebabkan demam dan gejala ringan selama beberapa hari. Namun, terdapat kondisi tertentu yang memerlukan perhatian khusus dari dokter, yaitu:
-
Jika anak Anda berusia kurang dari enam bulan, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau mengalami luka di mulut atau sakit tenggorokan yang membuatnya sulit minum cairan, segera hubungi dokter.
-
Jika gejala anak Anda tidak membaik setelah 10 hari, segera juga konsultasikan ke dokter.
Selain menghindari pantangan flu Singapura yang telah dijelaskan di atas, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter. Ini bertujuan untuk mencegah kondisi anak Anda memburuk dan mempercepat proses penyembuhan.
Tidak hanya itu, jika anak Anda membutuhkan konsultasi medis tambahan tanpa harus keluar rumah, layanan Homecare Dokter by Klinik Kirana dapat menjadi pilihan yang tepat. Dengan layanan ini, anak Anda bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan nyaman tanpa harus meninggalkan rumah.
Dengan berkonsultasi di Homecare Dokter, anak Anda dapat dengan cepat mendapatkan penanganan yang tepat, mengatasi flu Singapura sesuai kondisi anak Anda, dan mencegah timbulnya komplikasi lain akibat penyakit ini.
Baca Artikel Selanjutnya: 5 Komplikasi Flu Singapura pada Anak, Ibu Wajib Tahu
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Better Health Channel. Hand, foot and mouth disease. Diakses pada 24/04/2024, dari https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/hand-foot-and-mouth-disease
- Cleveland Clinic. Hand, Foot and Mouth Disease. Diakses pada 24/04/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11129-hand-foot-and-mouth-disease
- Healthline. What Is the Hand, Foot, and Mouth Disease Isolation Period? Diakses pada 24/04/2024, dari https://www.healthline.com/health/hand-foot-and-mouth-quarantine-period
- Mayo Clinic. Hand-foot-and-mouth disease. Diakses pada 24/04/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hand-foot-and-mouth-disease/diagnosis-treatment/drc-20353041
- WebMD. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) Explained. Diakses pada 24/04/2024, dari https://www.webmd.com/children/hand-foot-mouth-disease