Tuberkulosis, atau yang lebih dikenal dengan TBC, adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin, sehingga pencegahan menjadi langkah penting untuk mengendalikan penyebarannya.
Dengan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, seperti menjaga kebersihan diri, memastikan ventilasi yang baik dalam ruangan, dan mendapatkan vaksinasi, Anda dapat secara efektif melindungi diri dan orang-orang di sekitar dari risiko tertular atau menularkan TBC.
Apakah Penyakit TBC Bisa Disembuhkan?
TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan. Pengobatan TBC biasanya membutuhkan waktu minimal enam hingga sembilan bulan. Proses pengobatan yang panjang ini diperlukan untuk memastikan bahwa semua bakteri TBC, termasuk yang mungkin resisten terhadap obat, dapat dihilangkan sepenuhnya dari tubuh.
Menurut pengobatan TBC yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penggunaan kombinasi obat antituberkulosis selama minimal enam bulan menunjukkan bahwa dengan mengikuti regimen ini secara disiplin, lebih dari 95% kasus TBC dapat disembuhkan
Langkah Pencegahan TBC agar Tidak Menularkan ke Orang Sehat
Tahukah Anda bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah kasus TBC paru terbanyak di dunia? Berdasarkan data terbaru dari Kemenkes, diperkirakan terdapat 1.060.000 kasus TBC di Indonesia hingga Maret 2024.
Bakteri penyebab tuberkulosis menyebar melalui udara, sehingga keberadaannya sulit dideteksi. Cara terbaik untuk mencegah TBC adalah dengan menghentikan penyebaran bakteri dari orang yang sakit ke orang sehat.
Jika Anda menderita TBC aktif, menjalani pengobatan adalah langkah penting untuk mencegah penularan TBC. Pengobatan TBC bertujuan untuk mengurangi jumlah bakteri secara bertahap, sehingga meminimalisir risiko penularan.
Selain menjalani pengobatan dengan minum obat TBC secara teratur selama 6 hingga 12 bulan, berikut adalah beberapa langkah pencegahan penularan TBC kepada orang lain yang sehat.
1. Tutup Mulut saat Batuk dan Bersin
Tuberkulosis (TBC) menular melalui dahak dan air liur yang keluar dari mulut penderita. Menutup mulut saat batuk dan bersin adalah salah satu cara efektif untuk mencegah penularan TBC kepada orang sehat.
Namun, jangan menutup mulut dan hidung dengan telapak tangan, karena kuman dapat berpindah ke tangan dan menyebar saat Anda menyentuh orang lain atau permukaan benda. Sebaiknya gunakan tisu dan segera buang tisu tersebut ke tempat sampah.
Setelah itu, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer berbasis alkohol. Jika tisu tidak tersedia, tutup mulut dan hidung dengan lengan bagian dalam atau siku dalam Anda.
2. Hindari Meludah dan Membuang Dahak Sembarangan
Seperti halnya batuk dan bersin, meludah dan membuang dahak sembarangan juga dapat menyebarkan bakteri TBC. Bakteri tuberkulosis dalam percikan ludah dapat terhirup oleh orang di sekitar. Jika Anda perlu meludah atau membuang dahak, lakukan di kamar mandi dan pastikan untuk membersihkannya dengan air dan disinfektan.
3. Gunakan Masker di Tempat Ramai
Penularan TBC terjadi melalui udara ketika orang yang terinfeksi bersin, batuk atau berbicara. Menggunakan masker di tempat ramai adalah langkah penting untuk mencegah penularan TBC. Masker membantu melindungi saluran pernapasan dari bakteri TBC yang terbawa udara, sehingga mengurangi risiko penularan.
4. Kurangi Interaksi Sosial
Selain menjaga kebersihan diri, penting untuk mengurangi interaksi yang melibatkan kontak dekat dengan orang lain. Jika memungkinkan, usahakan untuk beraktivitas atau tidur di ruangan terpisah. Batasi waktu bepergian dan hindari tempat yang padat, terutama transportasi umum.
Jika Anda menderita tuberkulosis yang resistan terhadap obat, isolasi diri sampai benar-benar sembuh dari infeksi sangat dianjurkan. Orang yang berinteraksi dengan pasien TBC resistan obat harus menggunakan alat pelindung diri sebagai upaya pencegahan.
5. Pastikan Ventilasi Rumah Baik
Saat berada di rumah, pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik. Bakteri penyebab TBC dapat bertahan hidup di udara selama 1 hingga 2 jam, tergantung pada paparan sinar matahari, kelembapan, dan ventilasi ruangan.
Bakteri TBC dapat bertahan lebih lama di tempat yang gelap, lembap, dan dingin, namun akan mati jika terkena sinar matahari langsung. Oleh karena itu, buka jendela dan tirai untuk membiarkan sinar matahari masuk dan membunuh kuman TBC.
6. Batasi Kontak dengan Kelompok Rentan
Risiko penularan TBC dipengaruhi oleh kekuatan sistem imun seseorang. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terinfeksi TBC.
Menurut CDC, kelompok yang berisiko tinggi meliputi anak-anak, ibu hamil, lansia, penderita kanker, orang dengan penyakit autoimun, penderita TB laten, orang yang tidak menjalani pengobatan TBC secara tuntas, dan orang yang terinfeksi bakteri TBC dalam 2 tahun terakhir.
Orang dengan penyakit seperti HIV/AIDS dan diabetes juga perlu melakukan tes TBC, karena sistem imun mereka lebih lemah, sehingga lebih mudah terinfeksi. Pasien TBC aktif perlu membatasi kontak dengan orang-orang yang termasuk dalam kelompok rentan ini.
Cara Mencegah Tertular TBC bagi Orang Sehat
Meskipun orang sehat belum terinfeksi TBC, langkah-langkah pencegahan tetap diperlukan untuk mengurangi risiko tertular penyakit ini. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan orang sehat untuk mencegah tertular TBC, antara lain:
1. Hindari Kontak Dekat dengan Penderita TBC
Bakteri TBC dapat menyebar melalui udara saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Hindari kontak dekat dengan penderita TBC aktif dan usahakan untuk tidak berada dalam ruangan yang tidak berventilasi dengan baik bersama penderita TBC.
2. Gunakan Alat Pelindung Diri
Jika Anda terpaksa harus berinteraksi dengan penderita TBC, gunakan masker medis untuk melindungi diri dari paparan bakteri TBC. Pastikan masker menutupi mulut dan hidung Anda dengan baik.
3. Terapkan Kebersihan yang Baik
Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah kontak dengan penderita TBC atau dengan benda yang mungkin terkontaminasi oleh dahak atau ludahnya.
4. Jaga Kebersihan Lingkungan
Pastikan rumah Anda memiliki ventilasi yang baik dengan membuka jendela secara teratur untuk sirkulasi udara yang sehat. Sinar matahari juga dapat membantu membunuh bakteri TBC, jadi biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah.
5. Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Konsumsi makanan sehat, cukup istirahat, dan rajin berolahraga untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Daya tahan tubuh yang baik dapat membantu melawan infeksi TBC jika terjadi kontak dengan bakteri.
6. Dapatkan Vaksin BCG
Vaksin BCG merupakan vaksin yang efektif untuk mencegah penyakit TBC. Pastikan anak-anak mendapatkan vaksin BCG sesuai jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh pemerintah. Di Indonesia, vaksin BCG biasanya diberikan satu kali pada bayi yang baru lahir hingga usia 1 bulan.
Orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin BCG sebelumnya dan tidak memiliki riwayat penyakit TBC juga disarankan untuk mendapatkan vaksin ini, terutama jika memiliki risiko tertular TBC, lakukan vaksinasi setelah berkonsultasi dengan dokter.
7. Periksakan Diri secara Berkala
Jika Anda memiliki kontak dengan penderita TBC atau memiliki gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah penyakit TBC berkembang menjadi lebih parah.
Kapan Pencegahan TBC Perlu Dilakukan?
Pencegahan TBC perlu dilakukan sejak dini, terutama saat merasakan gejala yang mengarah pada penyakit ini, seperti batuk terus-menerus, demam, penurunan berat badan, atau berkeringat malam hari.
Selain itu, langkah-langkah pencegahan juga diperlukan setelah kontak dengan penderita TBC, terutama bagi individu rentan seperti penderita HIV/AIDS atau penyakit kronis, serta selama proses pengobatan TBC.
Pencegahan dini dan langkah-langkah pencegahan yang tepat membantu dalam mengurangi risiko penularan TBC dan melindungi diri sendiri serta orang lain dari penyakit ini.
Orang dengan TBC aktif sebaiknya tetap di rumah untuk mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain. Jika memerlukan perawatan medis ringan, Anda bisa menggunakan layanan Homecare Dokter yang memungkinkan Anda memanggil dokter langsung ke rumah.
Namun, untuk perawatan yang lebih serius, pergilah ke rumah sakit agar dokter dapat memberikan penanganan medis yang tepat sesuai dengan kondisi Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami, jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut mengenai penanganan TBC.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Zhang, Y., Post-Martens, K., & Denkin, S. (2006). New drug candidates and therapeutic targets for tuberculosis therapy.. Drug discovery today, 11 1-2, 21-7 . https://doi.org/10.1016/S1359-6446(05)03626-3. Diakses pada 21/05/2024
- Boogaard, J., Kibiki, G., Kisanga, E., Boeree, M., & Aarnoutse, R. (2008). New Drugs against Tuberculosis: Problems, Progress, and Evaluation of Agents in Clinical Development. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 53, 849 - 862. https://doi.org/10.1128/AAC.00749-08. Diakses pada 21/05/2024
- American Lung Association. Learn About Tuberculosis. Diakses pada 21/05/2024, dari https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/tuberculosis/learn-about-tuberculosis
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Preventing Tuberculosis. Diakses pada 21/05/2024, dari https://www.cdc.gov/tb/prevention/index.html
- Cleveland Clinic. Tuberculosis. Diakses pada 21/05/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11301-tuberculosis
- Mayo Clinic. Tuberculosis. Diakses pada 21/05/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250
- TB Alert. Preventing Tuberculosis. Diakses pada 21/05/2024, dari https://www.tbalert.org/about-tb/what-is-tb/prevention/
- World Health Organization (WHO). Tuberculosis. Diakses pada 21/05/2024, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis