Rekomendasi 6 Obat Migrain Atasi Sakit Kepala Sebelah
Saat gejala migrain menyerang, penting untuk segera mencari pertolongan pertama dengan mengonsumsi obat yang tepat. Anda bisa memilih obat migrain yang dijual bebas di apotek atau yang diresepkan oleh dokter. Beberapa jenis obat migrain tidak hanya efektif dalam meredakan gejala saat serangan terjadi, tetapi juga dapat mengurangi frekuensi kambuhnya migrain di kemudian hari.
Seperti Apa Rasanya Migrain?
Migrain adalah jenis sakit kepala yang sering disertai dengan gejala tambahan, seperti muntah, mual, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Rasa sakitnya sering digambarkan sebagai nyeri berdenyut yang intens di satu sisi kepala, meskipun pada beberapa kasus, rasa sakitnya bisa berpindah ke sisi lainnya.
Migrain juga dapat menyebabkan nyeri di sekitar area mata atau pelipis, yang terkadang menyebar ke wajah, sinus, rahang, atau leher. Sensasi ini bisa sangat menyiksa, sehingga aktivitas sehari-hari menjadi sulit dilakukan. Beberapa orang bahkan mengalami perubahan penglihatan, seperti melihat kilatan cahaya atau bintik-bintik sebelum serangan migrain dimulai, yang dikenal sebagai aura.
Seberapa Sering Migrain Terjadi?
Frekuensi migrain bisa sangat bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya. Beberapa orang mungkin mengalami migrain hanya sekali dalam setahun, sementara yang lain bisa mengalami serangan migrain seminggu sekali atau bahkan lebih sering. Secara rata-rata, kebanyakan penderita migrain mengalami serangan sekitar dua hingga empat kali dalam sebulan.
Apa yang Memicu Migrain?
Migrain dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti stres yang sering menjadi pemicu utama, serta perubahan hormonal, terutama pada wanita. Selain itu, perubahan pola tidur, kondisi cuaca yang tidak stabil, aktivitas fisik yang berlebihan, konsumsi kafein, dan melewatkan makan juga dapat memicu migrain. Paparan terhadap cahaya terang, suara keras, atau bau menyengat juga sering menjadi faktor penyebab.
6 Rekomendasi Obat Migrain yang Ampuh
Pengobatan migrain terdiri dari dua jenis, yaitu obat untuk meredakan gejala selama serangan migrain dan obat yang digunakan secara teratur untuk mengurangi frekuensi dan intensitas serangan migrain. Memilih obat yang tepat tergantung pada tingkat keparahan sakit kepala dan kondisi kesehatan Anda.
1. Paracetamol
Paracetamol (parasetamol) adalah obat golongan analgesik yang digunakan untuk meredakan berbagai jenis nyeri, termasuk migrain. Obat ini umumnya efektif untuk mengurangi nyeri migrain yang tidak terlalu berat, sehingga membantu meredakan gejala awal serangan migrain.
Parasetamol dikenal aman dan dapat digunakan oleh banyak orang, termasuk ibu hamil dan menyusui, dengan catatan dosis yang tepat. Obat ini umumnya bisa dibeli tanpa resep dokter dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, sirup, dan tetes oral.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 500–1.000 mg setiap 4–6 jam, dengan dosis maksimal 4.000 mg per hari. Parasetamol dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan parasetamol jika Anda memiliki gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan parasetamol. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak.
Contoh Obatnya: Bodrex Migra, Panadol, Paracetamol (Generik), Poldan Mig, Sanmol, dan Tempra.
2. Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan meredakan gejala awal serangan migrain. Obat ini umumnya tersedia tanpa resep dokter dan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kapsul, dan sirup.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200–400 mg setiap 6–8 jam. Ibuprofen sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan ibuprofen jika Anda memiliki riwayat tukak lambung, asma, penyakit jantung, hipertensi, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan ibuprofen. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak atau lansia.
Contoh Obatnya: Anafen, Brufen, Farsifen, Fenris, Ibuprofen (Generik), dan Proris.
3. Sumatriptan
Sumatriptan adalah obat golongan triptan yang digunakan untuk mengatasi gejala serangan migrain yang sedang berlangsung. Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi reseptor serotonin di otak, yang membantu mengurangi nyeri dengan menyempitkan pembuluh darah yang melebar selama serangan migrain.
Sumatriptan sering direkomendasikan ketika obat pereda nyeri biasa, seperti parasetamol atau ibuprofen, tidak efektif meredakan serangan migrain. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 50–100 mg, dengan dosis maksimal 300 mg per hari. Sumatriptan dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan sumatriptan jika Anda memiliki riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit liver, atau kolesterol tinggi. Penggunaan obat ini juga harus dihindari selama kehamilan, menyusui, atau jika sudah menopause.
Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi sumatriptan, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Hindari juga konsumsi alkohol selama penggunaan sumatriptan.
Contoh Obatnya: Triptagic.
4. Rimegepant
Rimegepant adalah obat golongan antagonis reseptor CGRP yang digunakan untuk mengobati migrain (dengan atau tanpa aura) pada orang dewasa. Obat ini efektif dalam mengurangi gejala migrain, seperti sakit kepala, mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
Selain itu, rimegepant juga dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi hari migrain bulanan jika diminum secara teratur untuk mencegah migrain episodik. Obat ini tersedia dalam bentuk orally disintegrating tablet (ODT) dan memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 75 mg, diminum satu kali sehari, dengan dosis maksimal 75 mg per hari. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan rimegepant jika Anda memiliki gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan rimegepant. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan pada orang yang berusia di bawah 18 tahun.
Contoh Obatnya: Nurtec ODT.
5. Ergotamine
Ergotamine (ergotamin) adalah obat golongan alkaloid ergot yang digunakan untuk mengobati migrain, baik dengan atau tanpa aura. Obat ini biasanya ditemukan dalam produk yang dikombinasikan dengan caffeine (kafein) untuk meningkatkan efektivitasnya.
Ergotamin bekerja dengan cara memengaruhi reseptor serotonin dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga dapat membantu meredakan gejala migrain. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 2 mg saat serangan migrain dimulai, dengan dosis maksimal 6 mg per hari. Ergotamin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan ergotamin jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit jantung, hipertensi, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi cokelat, keju, kopi, MSG, dan alkohol selama penggunaan ergotamin.
Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi ergotamin, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
Contoh Obatnya: Ericaf.
6. Metoclopramide
Metoclopramide (metoklopramid) adalah obat golongan antiemetik yang digunakan untuk meredakan mual dan muntah akibat migrain. Obat ini dapat dikonsumsi bersama dengan obat golongan triptan atau obat penghilang rasa sakit lain untuk memberikan efek yang lebih optimal dalam mengatasi gejala migrain.
Metoklopramid bekerja dengan cara meningkatkan gerakan lambung dalam mengolah makanan, sehingga mempercepat pengosongan lambung, sehingga mual dan muntah dapat dicegah. Obat ini harus digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kaplet, dan sirup.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 10 mg, dengan dosis maksimal 30 mg per hari. Metoklopramid bisa dikonsumsi 30 menit sebelum makan atau sebelum tidur. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan seksama.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan metoklopramid jika Anda memiliki riwayat gangguan sistem pencernaan, gangguan mental, hipertensi, penyakit gagal jantung, gangguan fungsi ginjal atau hari, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan metoklopramid.
Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi metoklopramid, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak (usia <1 tahun) dan lansia.
Contoh Obatnya: Damaben, Metoclopramide (Generik), Norvom, Piralen, Primperan, dan Sotatic.
Kesimpulan
Selain mengonsumsi obat medis, untuk mengurangi gejala migrain, Anda bisa mencukupi waktu istirahat, minum banyak air putih, dan menghindari tempat dengan pencahayaan yang terlalu terang. Mengompres area kepala dan leher dengan kompres dingin atau hangat juga bisa membantu meredakan gejala migrain.
Jika Anda sudah mengonsumsi obat migrain, tetapi gejala tidak kunjung mereda atau bahkan semakin parah, sehingga menghambat aktivitas sehari-hari Anda, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika Anda membutuhkan penanganan medis yang cepat dan nyaman untuk mengatasi migrain, Anda bisa menggunakan layanan panggil dokter ke rumah dari Homecare Dokter.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Alodokter. Daftar Obat Migrain yang Dijual Bebas dan Sesuai Resep Dokter. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.alodokter.com/daftar-obat-migrain-yang-dijual-bebas-dan-sesuai-resep-dokter
- Alodokter. Obat Migrain yang Ampuh Meredakan Sakit Kepala Sebelah. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.alodokter.com/obat-migrain-yang-ampuh-meredakan-sakit-kepala-sebelah
- Cleveland Clinic. Migraine Headaches. Diakses pada 06/08/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/5005-migraine-headaches
- DrugBank. Rimegepant. Diakses pada 06/08/2024, dari https://go.drugbank.com/drugs/DB12457
- Drugs. Rimegepant. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.drugs.com/rimegepant.html
- Mayo Clinic. Migraine. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/migraine-headache/diagnosis-treatment/drc-20360207
- MIMS. Ergotamine. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ergotamine?mtype=generic
- MIMS. Ibuprofen. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
- MIMS. Metoclopramide. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/metoclopramide?mtype=generic
- MIMS. Paracetamol. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?mtype=generic
- MIMS. Sumatriptan. Diakses pada 06/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sumatriptan?mtype=generic