Faktor Risiko Tuberkulosis (TBC) yang Perlu Anda Ketahui
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular paling banyak di seluruh dunia, dengan dampak kesehatan masyarakat yang serius. Meskipun TBC dapat dicegah, faktor risiko terkait penyakit ini masih memerlukan perhatian, mulai dari paparan lingkungan hingga kondisi kesehatan individu. Simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor risiko TBC.
Apakah Penyakit TBC Seumur Hidup?
Banyak orang percaya bahwa setelah menerima pengobatan yang tepat, mereka akan sembuh sepenuhnya dan terbebas dari TBC. Namun, kenyataannya lebih rumit dari itu. Pengobatan TBC yang efektif dapat mengatasi bakteri TBC aktif dan menghilangkan gejala penyakit, tetapi beberapa bakteri dapat bertahan dalam tubuh dalam bentuk laten.
Ini berarti bahwa meskipun seseorang telah dianggap sembuh dari TBC, risiko kekambuhan masih ada. Kekambuhan TBC bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh melemah, baik karena kondisi medis lain, pengobatan tertentu, atau paparan lingkungan.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa TBC bisa tetap ada dalam tubuh seseorang sepanjang hidupnya, dan TBC memerlukan perhatian khusus dalam pemantauan jangka panjang serta upaya pencegahannya.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Seseorang Terkena TBC
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena TBC, baik dalam bentuk laten maupun berkembang menjadi aktif. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi TBC aktif, yaitu:
1. Sering Berkontak Langsung dengan Penderita TBC
Orang yang sering berkontak atau berinteraksi langsung dengan penderita TBC memiliki risiko tinggi untuk tertular. Contohnya adalah anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita, teman dekat, atau petugas kesehatan yang merawat pasien TBC setiap hari. Semakin sering dan dekat kontak yang terjadi, semakin tinggi pula risiko penularannya.
2. Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Beberapa kondisi dan penyakit dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi TBC meliputi:
-
Lansia dan Anak-anak: Sistem kekebalan tubuh lansia cenderung menurun seiring usia, dan anak-anak belum memiliki kekebalan tubuh yang sempurna. Keduanya lebih rentan terhadap infeksi TBC dan berisiko mengalami komplikasi serius.
-
Malnutrisi dan Berat Badan Rendah: Gizi buruk dan berat badan yang berada di bawah indeks normal dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap TBC.
-
HIV/AIDS: Infeksi HIV/AIDS secara signifikan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Penderita HIV/AIDS dengan bakteri TBC di tubuhnya memiliki risiko 7–10% setiap tahunnya untuk menderita TBC aktif.
-
Diabetes dan Penyakit Lain: Penyakit seperti diabetes, kanker, penyakit ginjal, hemofilia, dan tukak lambung dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi TBC. Penderita diabetes, misalnya, memiliki peluang hingga 30% seumur hidup untuk mengembangkan TBC aktif.
-
Stres: Kondisi stres kronis dapat memengaruhi kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko seseorang terkena TBC.
3. Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat dan metode pengobatan dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, antara lain:
-
Menjalani Kemoterapi: Pengobatan kanker yang menggunakan kemoterapi dapat menurunkan kekebalan tubuh.
-
Mengonsumsi Obat Imunosupresan: Obat yang digunakan untuk mencegah penolakan transplantasi organ.
-
Mengonsumsi Obat untuk Penyakit Autoimun: Obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan psoriasis.
-
Menggunakan TNF-α Inhibitors: Obat biologis yang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti rheumatoid arthritis.
4. Kondisi Tempat Tinggal
Fasilitas kesehatan yang minim di daerah terpencil dapat meningkatkan risiko TBC aktif bagi penderita TB laten. Lingkungan yang lembap, sempit, dan tidak terpapar sinar matahari, serta rumah dengan ventilasi yang buruk, juga berkontribusi pada peningkatan risiko TBC. Bakteri yang dikeluarkan saat penderita TBC bersin atau batuk akan terperangkap di dalam ruangan tersebut dan dihirup berulang kali.
5. Lokasi Geografis dan Lingkungan
Risiko terpapar TBC juga dipengaruhi oleh lokasi geografis. Bakteri penyebab TBC banyak ditemukan di negara-negara berkembang dengan tingkat kejadian TBC yang tinggi, seperti di Afrika, Eropa Timur, Asia (terutama Asia Tenggara), Rusia, Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia.
Selain itu, lingkungan kerja seperti rumah sakit atau fasilitas kesehatan di daerah endemik TBC juga meningkatkan risiko paparan. Pekerja di rumah sakit, puskesmas, atau klinik memiliki peluang besar untuk terpapar bakteri TBC, sehingga penting bagi mereka untuk menggunakan masker dan sering mencuci tangan.
Penularan TBC juga lebih mudah terjadi di tempat-tempat penampungan seperti penjara, panti asuhan, atau pengungsian. Orang-orang di tempat tersebut lebih mudah terinfeksi bakteri penyebab TBC.
6. Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan rekreasional dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi TBC. Zat-zat berbahaya dalam rokok, alkohol, dan narkoba memiliki efek negatif pada kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan peluang seseorang untuk menderita TBC.
Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang risikonya meningkat karena berbagai faktor. Sering berkontak langsung dengan penderita, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat bertambahnya usia, malnutrisi, menderita penyakit seperti HIV/AIDS dan diabetes, serta penggunaan obat tertentu seperti imunosupresan, merupakan faktor risiko yang meningkatkan kerentanan seseorang terhadap TBC.
Lokasi geografis dengan tingkat kejadian TBC yang tinggi, kondisi tempat tinggal yang buruk, serta gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol juga memperbesar risiko terpapar TBC. Memahami dan mengelola faktor-faktor risiko ini sangat penting untuk mencegah penularan dan perkembangan TBC.
Orang dengan TBC aktif sebaiknya tetap di rumah untuk mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain. Jika memerlukan perawatan medis ringan, Anda bisa menggunakan layanan Homecare Dokter yang memungkinkan Anda memanggil dokter langsung ke rumah.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- American Lung Association. Learn About Tuberculosis. Diakses pada 20/05/2024, dari https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/tuberculosis/learn-about-tuberculosis
- Cleveland Clinic. Tuberculosis. Diakses pada 20/05/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11301-tuberculosis
- Mayo Clinic. Tuberculosis. Diakses pada 20/05/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250
- TBC Indonesia. Informasi Dasar Seputar TBC. Diakses pada 20/05/2024, dari https://tbindonesia.or.id/pustaka_tbc/informasi-dasar-seputar-tbc/
- World Health Organization (WHO). Tuberculosis. Diakses pada 20/05/2024, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis