Gangguan Pencernaan: Jenis, Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Penyakit Umum July 15, 2025 Penulis : Mirna S
Gangguan Pencernaan: Jenis, Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Gangguan pencernaan adalah kondisi yang memengaruhi organ-organ dalam sistem pencernaan. Masalah ini bisa terjadi pada satu atau beberapa bagian dari saluran pencernaan. Gejalanya bervariasi, mulai dari nyeri perut, mual, hingga gangguan buang air besar.

Saluran pencernaan itu sendiri dimulai dari mulut, lalu ke kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hingga berakhir di anus. Selain itu, organ lain seperti hati, pankreas, dan kantung empedu juga turut berperan penting dalam proses pencernaan meskipun tidak dilalui langsung oleh makanan dan berada di luar jalur utama saluran cerna.

Meski sering dianggap sepele, gangguan pencernaan bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang lebih serius. Untuk itu, penting memahami jenis, penyebab, serta cara mengatasinya secara tepat.

Beragam Gangguan Pencernaan

Ada berbagai macam gangguan pencernaan, mulai dari yang ringan hingga kronis. Berikut adalah beberapa jenis yang paling umum:

Gerd

GERD adalah singkatan dari gastroesophageal reflux disease yang berarti penyakit refluks gastroesofageal. GERD merupakan refluks asam kronis di esofagus. Refluks asam dianggap kronis jika Anda mengalaminya setidaknya dua kali seminggu selama beberapa minggu.

GERD adalah masalah mekanis yang konstan. Artinya, mekanisme yang seharusnya mencegah asam keluar dari esofagus Anda tidak berfungsi dengan baik. Beberapa gejala GERD:

  • Mual

  • Sensasi terbakar di dada atau lambung

  • Rasa tidak nyaman di dada

  • Rasa asam di mulut

  • Radang tenggorokan

  • Kesulitan menelan

Hal yang dapat memperburuk GERD:

  • Saat berbaring

  • Setelah makan besar atau berlemak

  • Setelah membungkuk

  • Setelah merokok atau minum alkohol

Tipes

Tipes adalah penyakit pencernaan akibat infeksi bakterial serius oleh Salmonella Typhi yang ditularkan lewat makanan atau air terkontaminasi.

Gejala tipes seperti:

  • Mual, muntah

  • Demam tinggi

  • Sakit kepala

  • Nyeri perut

  • Sembelit atau diare

Jika tidak diobati, tipes bisa menyebabkan komplikasi berat seperti perforasi usus atau sepsis. Penanganan utamanya seperti antibiotik (fluoroquinolon, ceftriaxone, azithromycin), hidrasi, dan mencegah faktor penyebab tipes seperti menjaga kebersihan dan tidak terlambat makan.

Tukak lambung

Tukak lambung (peptic ulcer) adalah luka terbuka yang terbentuk di lapisan lambung atau di usus 12 jari (ulkus duodenum). Luka terbuka pada dinding lambung atau duodenum ini akibat infeksi H. pylori, penggunaan NSAID, stres berat, alkohol, atau rokok.

Beberapa gejala tukak lambung, seperti:

  • Rasa panas atau nyeri pada bagian atas perut, terutama saat lapar

  • Sakit perut dengan sensasi terbakar

  • Rasa cepat kenyang atau sendawa

  • Mual setelah mengonsumsi makanan berlemak

  • Kembung, mual, dan bisa muntah darah

Pengobatannya mencakup eradikasi H. pylori (kombinasi antibiotik + PPI), serta menghentikan faktor penyebab seperti NSAID. Tanpa penanganan, infeksi dapat menyebabkan perdarahan atau perforasi.

Gastritis

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang dapat terjadi tiba-tiba (akut) atau berlangsung dalam jangka panjang (kronis). Jika akut biasanya akibat alkohol, NSAID. Sementara kondisi kronis biasanya akibat infeksi H. pylori atau autoimun.

Gejala gastritis seperti:

  • Nyeri ulu hati

  • Mual, muntah (kadang berdarah)

  • Perut terasa penuh

  • Kehilangan nafsu makan

Gastritis dapat didiagnosis lewat endoskopi, biopsi, dan tes laboratorium. Penanganannya seperti antibiotik + PPI pada H. pylori, serta menghindari makanan/obat iritan untuk meredakan nyeri.

Radang usus

Radang usus adalah kondisi ketika lapisan dalam usus mengalami peradangan kronis. Ada dua jenis radang usus, yaitu Crohn disease dan kolitis ulseratif.

  • Crohn’s disease bisa menyerang seluruh saluran pencernaan secara bercak dan menembus sampai lapisan dinding

  • Kolitis ulseratif hanya menyerang usus besar dan rektum. Gejalanya diare berdarah, sakit perut, dan penurunan berat badan

Gejala umum dari radang usus seperti:

  • Diare kronis

  • Nyeri perut

  • Penurunan berat badan

Radang usus dapat didiagnosis melalui kolonoskopi dan biopsi. Perawatannya melibatkan aminosalisilat, steroid, dan imunosupresan. Pada kondisi darurat, operasi reseksi bagian usus mungkin diperlukan.

Penyakit celiac

Penyakit celiac merupakan gangguan autoimun akibat konsumsi gluten pada penderita yang rentan. Pada penderita penyakit celiac, gluten akan merusak villi di usus halus.

Bila kondisi tersebut berlangsung terus-menerus, lapisan usus halus dapat rusak dan mengganggu penyerapan nutrisi (malabsobsi).

Beberapa gejala penyakit celiac adalah:

  • Diare kronis

  • Kembung

  • Kram

  • Penurunan berat badan

  • Kelelahan

Penyakit celiac dapat didiagnosis dengan tes darah (anti-tTG) dan konfirmasi biopsi usus. Pengobatan utamanya adalah melakukan diet bebas gluten seumur hidup.

Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan

Berikut ini beberapa cara paling tepat untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan, di antaranya:

Konsumsi obat untuk masalah pencernaan

Obat yang diberikan bisa berupa antasida, proton pump inhibitor (PPI), antibiotik (untuk infeksi bakteri), atau probiotik. Pemilihan obat harus sesuai dengan diagnosis dokter. Beberapa obat umum yang dapat digunakan:

  • Obat maag, misalnya antasida

  • Obat penghambat histamin-2 (H2 blockers)

  • Obat penghambat pompa proton (proton pump inhibitor)

  • Paracetamol

  • Probiotik

  • Antibiotik

Jaga Pola Makan

  • Atur jam makan dengan baik

  • Sebaiknya tidak konsumsi kafein, seperti kopi, dalam keadaan perut kosong karena dapat memicu naiknya asam lambung

  • Hindari makanan pedas, berminyak, dan tinggi lemak

  • Makan dalam porsi kecil tapi sering

  • Hindari makan sebelum tidur

  • Perbanyak konsumsi serat, air putih, dan makanan yang mudah dicerna

Kelola Stres dengan Baik

Stres bukan hanya memengaruhi kondisi mental, tetapi juga berdampak besar pada sistem pencernaan. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Hormon-hormon ini bisa mengganggu fungsi normal saluran cerna, memperlambat atau mempercepat proses pencernaan, serta memicu gejala seperti perut kembung, mual, diare, atau sembelit.

Bahkan, banyak kondisi pencernaan kronis seperti GERD, sindrom iritasi usus besar (IBS), dan gastritis terbukti bisa kambuh atau memburuk saat seseorang mengalami tekanan emosional yang berat.

Periksa ke Dokter

Jika gejala berlangsung lama, segera konsultasikan ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Berikut beberapa kondisi lain yang harus segera diperiksakan:

  • Nyeri perut yang tidak tertahankan, bisa disertai muntah darah

  • Berat badan turun drastis

  • Diare tidak berhenti

  • Tidak bisa buang angin

  • Kesulitan makan

  • BAB berdarah

  • Hilang nafsu makan

Pencegahan Gangguan Pencernaan

Agar terhindar dari gangguan pencernaan, lakukan langkah pencegahan berikut:

  • Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah dari toilet

  • Masak makanan sampai benar-benar matang

  • Hindari konsumsi makanan dan minuman yang tidak higienis

  • Jangan sembarangan mengonsumsi obat-obatan, terutama antiinflamasi

  • Hindari stres berlebihan dan atur waktu makan secara teratur

  • Vaksinasi tipes secara berkala jika tinggal di daerah endemis

Itulah beberapa gangguan pencernaan yang umum dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kabar baiknya, banyak dari kondisi ini dapat dicegah dan diatasi dengan gaya hidup sehat serta penanganan medis yang tepat.

Jika dirasa sangat mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika keluhan pencernaan sering muncul atau terasa berat. Temukan artikel informatif lainnya seputar kesehatan di halaman artikel Home Care Dokter.

 

Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial

  • Abdulrhman Al Abdulqader (2023). Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd): Review Article.
  • Jakov Ivan Bucan et al. (2025). Updates in Gastroesophageal Reflux Disease Management: From Proton Pump Inhibitors to Dietary and Lifestyle Modifications.
  • Muhammad Aamir Chughtai et al. (2024). Integrated Approaches in the Management of Gastrointestinal Disorders: A Biopsychosocial Perspective.
  • Jenish Bhandari et al. (2024). Typhoid Fever.
  • Nimish Vakil (2024). Peptic Ulcer Disease: A Review.
  • Elena Roxana Buzilă et al. (2024). Assessing Salmonella Typhi Pathogenicity and Prevention: The Crucial Role of Vaccination in Combating Typhoid Fever.
  • Hugh J. Freeman (2009). Adult Celiac Disease and Its Malignant Complications.
Artikel Terkait
Artikel Terbaru