Mual dan muntah pada lansia dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti mengembalikan cairan tubuh (rehidrasi), mengatur ulang posisi tubuh lansia, hingga memberikan makanan dan minuman yang dapat merilekskan tubuh.
Perlu diperhatikan bahwa lansia termasuk orang golongan rentan yang bahkan muntah dapat menjadi tanda ada yang bermasalah dalam tubuhnya. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan di rumah untuk menanganinya.
Hal Apa yang Bisa Menyebabkan Lansia Mual & Muntah?
Ketika lansia muntah, banyak hal bisa menjadi penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa indikasi jika lansia mual dan muntah:
-
Bawaan makanan (keracunan makanan)
-
Infeksi saluran kemih
-
Infeksi bakteri atau virus, seperti diare atau tipes
-
Kondisi neurologis
-
Obstruksi usus
-
Migraine
-
Appendicitis
-
Vertigo
-
Refluks asam lambung atau GERD
-
Penyakit Crohn
Obat-obatan tertentu dan kemoterapi juga dapat menyebabkan muntah berlebihan. Untuk lansia yang mengalami mual ekstrem, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter umum untuk melaporkan gejalanya dan memberikan daftar obat-obatan yang dikonsumsi.
Mengatasi Lansia yang Mual dan Muntah
Berikut ini beberapa cara mengatasi mual dan muntah pada lansia yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah:
1. Rehidrasi
Saat lansia muntah, tubuh kehilangan banyak cairan dan garam mineral (elektrolit). Jika cairan tubuh tidak segera diganti maka bisa menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi lansia karena bisa memicu lemas, tekanan darah turun, bahkan pingsan.
Tips saat memberi asupan cairan tubuh ke lansia:
-
Berikan minum sedikit-sedikit tetapi sering. Ini untuk menghindari lansia muntah atau mual ketika diberi minuman.
-
Bila muntah sudah berkurang, bisa berikan air putih, air kelapa, atau larutan oralit untuk mengganti elektrolit.
-
Hindari minuman manis, bersoda, atau berkafein (seperti kopi dan teh kental).
-
Jika lansia tidak bisa menahan cairan (selalu muntah), segera bawa ke fasilitas kesehatan agar diberikan cairan lewat infus.
2. Atur posisi tubuh lansia
Posisi tubuh yang tepat dapat membantu mengurangi mual dan mencegah muntahan masuk ke saluran napas (aspirasi), yang bisa berakibat serius. Pastikan bagian kepala dan dada lansia lebih tinggi dibanding perut.
Anda bisa memosisikan lansia dalam posisi setengah duduk, yaitu bagian kepala dan dada agak ditinggikan sekitar 30–45°. Jika lansia hanya bisa berbaring, posisikan badannya miring ke sisi kiri atau kanan, jangan telentang.
3. Perbaiki sirkulasi udara ruangan
Udara yang pengap atau berbau tajam dapat memperburuk rasa mual. Bukalah jendela ruangan agar terjadi pertukaran udara. Udara yang segar dan bersih dapat membantu menenangkan sistem pernapasan dan pencernaan.
Sebagai tips, sebaiknya hindari lansia dari bau-bauan kuat seperti parfum, minyak gosok, asap rokok, atau aroma masakan berminyak.
4. Beri makanan dan minuman yang merelaksasi
Setelah muntah, lambung masih sensitif. Makanan yang ringan dan mudah dicerna dapat membantu pemulihan dan mencegah mual berulang.
Jika lansia masih bisa mengonsumsi sesuatu, berikan makanan ringan seperti pisang, nasi lembek, atau bubur. Untuk minuman, berikan minuman hangat yang menenangkan, seperti air jahe, teh hangat tanpa kafein, atau air madu hangat.
5. Hindari hal penyebab mual dan muntah
Cara terakhir mengatasi mual dan muntah pada lansia yaitu menghindari faktor pemicu mual dan muntah, seperti bau menyengat, stres, obat tertentu, atau makanan yang tidak cocok.
-
Hindari bau kuat, seperti parfum, asap rokok, atau makanan beraroma tajam.
-
Pastikan lansia tidak makan terlalu cepat atau terlalu banyak.
-
Jika mual muncul setelah minum obat, konsultasikan dengan dokter karena mungkin perlu penggantian obat.
-
Jaga agar lansia tetap tenang dan tidak cemas, karena stres juga bisa memperparah mual.
-
Hindari aktivitas berat segera setelah makan.
-
Hindari langsung berbaring setelah makan. Jika lansia memang harus terus berbaring, posisikan dada dan kepala lebih tinggi dari perut.
-
Jika lansia memiliki alergi terhadap kandungan tertentu, misalnya alergi susu sapi, maka jangan memberikan makanan atau minuman dengan kandungan tersebut.
Kapan Harus ke Dokter?
Jangan anggap sepele mual dan muntah pada lansia. Pada golongan orang rentan, termasuk lansia, mual dan muntah bisa menjadi fatal. Segera hubungi dokter jika lansia:
-
Muntah berlebih dan tidak mau rehidrasi oral (minum atau makan dari mulut). Ketika tubuh menolak cairan secara oral maka harus melalui tindakan infus.
-
Tidak bisa menerima makanan dan minuman apapun, dan justru dimuntahkan kembali.
-
Muntah disertai darah.
-
Lansia dehidrasi akut, yang ditandai dengan tidak buang air kecil, urine berwarna gelap, serta kantung mata cekung.
-
Keringat dingin, demam, hingga halusinasi. Perlu diketahui bahwa ketika sudah memasuki usia lanjut, lansia sangat mudah mengalami halusinasi.
Ketika hal-hal di atas sudah terjadi, Anda sebaiknya segera menghubungi dokter untuk langsung datang ke rumah. Lansia bisa tetap istirahat di rumah namun mendapatkan penanganan tepat dari tenaga medis profesional. Selain itu, Anda tidak perlu menunggu antrian untuk ditangani.
Layanan dokter ke rumah dari Homecare Dokter tersedia untuk para lansia. Dokter dan perawat kami akan langsung datang ke rumah Anda membawa semua peralatan dan obat yang diperlukan. Anda cukup menghubungi melalui WhatsApp dan jelaskan kondisi lansia Anda saat ini.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Aulia, D., Ambarda, 1., Saelan, 2., & Mustikarani, I. K. (2023). Gambaran mual muntah pada pasien gangguan sistem pencernaan di Rumah Sakit Umum Islam Klaten [Descriptive study]. Universitas Kusuma Husada.
- Cleveland Clinic. (2025). Nausea (feeling sick or nauseous): Causes & treatment.
- Feri, J., & Juartika, W. (2025). Peningkatan penanganan nyeri serta mual muntah pada masyarakat penderita gastritis. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 6(1), 32-38.