Ibu Jangan Panik, Ini 4 Fakta Penting tentang Flu Singapura
Akhir-akhir ini di Indonesia Flu Singapura sedang ramai diperbincangkan, seiring kenaikan kasus yang signifikan terjadi pada anak. Penyakit ini sering kali membuat para orang tua, khususnya ibu-ibu, khawatir karena gejalanya yang mirip dengan penyakit lain. Ditambah dengan ruam-ruam yang muncul di beberapa bagian tubuh anak, kekhawatiran pun semakin bertambah. Tapi sebelum rasa panik menyerang, yuk simak 4 fakta penting berikut agar Anda lebih siap menghadapi penyakit ini.
Apa penyebab penyakit flu Singapura?
Flu Singapura disebabkan oleh sekelompok virus yang disebut enterovirus (namun bukan virus polio), ibu tidak perlu khawatir karena Penyakit ini biasanya bersifat ringan. Beberapa jenis virus yang sering jadi biang keladinya adalah:
- Coxsackievirus A16 (CVA16): Jenis yang paling umum mengakibatkan flu Singapura
- Coxsackievirus A6 (CVA6): Virus ini pernah menyebabkan wabah cukup besar di Amerika Serikat tahun 2012 dimana gejalanya lebih parah dari biasanya. Wabah karena CVA6 juga terjadi di negara lain seperti Finlandia dan Vietnam.
- Enterovirus 71 (EV-A71): Jenis ini umum menyebabkan flu Singapura di seluruh dunia, terutama termasuk wabah di Asia Timur dan Tenggara. EV-A71 dikaitkan dengan risiko penyakit serius seperti ensefalitis (radang otak).
Baca Selengkapnya: Ini dia si Virus Penyebab Anak Terkena Flu Singapura
1. Flu Singapura Bukan Berasal dari Singapura
Walaupun memiliki nama Flu Singapura, faktanya penyakit ini tidak berasal dari negara tetangga kita itu. Penyakit ini dalam bahasa medis dikenal sebagai HFMD atau Hand, Foot, and Mouth Disease. Flu Singapura pertama kali ditemukan di California, Amerika Serikat pada tahun 1958. Penyakit menular ini kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Singapura. Istilah 'Flu Singapura' kemungkinan berkaitan dengan peristiwa wabah besar yang pernah terjadi di Singapura sehingga orang-orang mengaitkannya dengan asal penyakit tersebut.
2. Flu Singapura Super Menular
Tahukah Anda bahwa Flu Singapura sangat mudah menular? Bayangkan saja, virus penyebabnya dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau bahkan sekadar menyentuh benda yang terkontaminasi virus. Virus ini bisa menyebar melalui ludah, dahak, air liur, cairan yang keluar dari ruam di kulit, bahkan tinja. Itu sebabnya, menjaga kebersihan diri dan lingkungan jadi salah satu kunci pencegahan yang wajib dilakukan.
3. Gejala Flu Singapura Mirip Penyakit Lain
Gejala awal Flu Singapura umumnya mirip dengan penyakit lain seperti demam, lemas, sakit tenggorokan, dan nafsu makan menurun. Nah, yang membedakannya adalah munculnya ruam. Biasanya muncul di telapak tangan dan kaki, dan terkadang bisa menyebar ke bokong, siku, lutut, atau bagian tubuh lain. Bintik-bintik kemerahan ini nantinya bisa berubah menjadi luka lepuh berisi cairan. Tak cukup sampai di situ, muncul juga sariawan yang cukup menyiksa di daerah lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
4. Flu Singapura Pada Umumnya Tidak Berbahaya, Namun Tetap Waspada
Pada sebagian besar kasus, Flu Singapura bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari dan tidak menimbulkan komplikasi serius. Meski begitu, bukan berarti Anda bisa mengabaikannya. Beberapa anak berisiko mengalami komplikasi seperti:
- Dehidrasi: Karena demam dan sariawan yang menyakitkan, anak bisa jadi malas minum. Ini membuatnya berisiko kekurangan cairan. Pastikan anak selalu terhidrasi.
- Meningitis: Merupakan radang selaput otak yang bisa berakibat serius.
- Ensefalitis: Peradangan pada otak, risiko komplikasi ini jarang terjadi, namun tetap perlu diwaspadai.
Baca Artikel Selanjutnya: Kenali 4 Gejala Flu Singapura Yang Harus Ibu Waspadai
Mencegah Penularan Flu Singapura
Pepatah bijak ini juga berlaku untuk Flu Singapura. Karena hingga saat ini belum ada obat antivirus khusus untuk mengobati Flu Singapura, pencegahan jadi kunci utama! Beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Biasakan Cuci Tangan: Ajarkan anak rajin mencuci tangan dengan benar memakai sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet.
- Hindari Kontak: Jauhkan anak dari orang yang sedang sakit. Jangan berbagi peralatan makan atau handuk
- Jaga Kebersihan: Bersihkan permukaan benda yang sering disentuh (seperti meja, mainan) secara berkala dengan disinfektan.
Merawat anak dengan Flu Singapura memang cukup menantang, tapi Anda tidak sendirian. Ikuti tips berikut agar proses pengobatan lebih lancar:
- Mandi Air Dingin: Membantu meredakan gatal. Hindari air hangat/panas karena justru bisa memperparah gatal.
- Kompres Hangat: Redakan nyeri pada sariawan dengan kompres menggunakan kain lembut yang dibasahi air hangat.
- Konsumsi Makanan Lembut: Sariawan dan ruam membuat anak tidak nyaman. Berikan makanan bertekstur lembut agar lebih mudah dikunyah dan ditelan.
- Banyak Minum: Demam dan sariawan bisa meningkatkan risiko dehidrasi. Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup dengan memberikan air putih, buah, atau sup.
Kapan Harus ke Dokter Saat Anak Mengalami Flu Singapura?
Meskipun Flu Singapura umumnya ringan dan dapat sembuh sendiri dalam 7-10 hari, beberapa situasi berikut mengharuskan Anda membawa anak ke dokter:
- Demam tinggi lebih dari 38°C yang tidak kunjung turun setelah 2-3 hari.
- Anak terlihat sangat lemah dan lesu.
- Dehidrasi, seperti mulut kering, tidak buang air kecil selama 8 jam, atau menangis tanpa air mata.
- Ruam dan sariawan yang parah dan terasa sangat gatal.
- Kesulitan menelan, terutama jika anak minum dan makannya berkurang.
Jika Anda tidak bisa segera ke dokter, pertimbangkan untuk menggunakan layanan dokter homecare. Layanan homecare dokter dari klinik kirana dapat membantu Anda untuk memeriksa dan menangani anak di rumah, sehingga Anda tidak perlu repot membawa anak ke klinik atau rumah sakit.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- American Academy of Dermatology. Hand, Foot and Mouth Disease: Overview (https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hand-foot-mouth-overview). Accessed 08/04/2024.
- American Academy of Family Physicians. Hand, foot, and mouth disease (https://familydoctor.org/condition/hand-foot-and-mouth-disease/). Accessed 08/04/2024.
- American Academy of Pediatrics. Hand, Foot and Mouth Disease: Parent FAQs (https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/infections/Pages/Hand-Foot-and-Mouth-Disease.aspx). Last updated 7/7/2016. Accessed 08/04/2024.
- Centers for Disease Control and Prevention (U.S.). Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) (https://www.cdc.gov/hand-foot-mouth/index.html). Accessed 08/04/2024.
- Guerra AM, Orille E, Waseem M. Hand, Foot, and Mouth Disease. 2023 Mar 4. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan–. PMID: 28613736. Accessed 08/04/2024.
- Clevelandclinic.org - Hand, Foot and Mouth Disease, https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11129-hand-foot-and-mouth-disease. Accessed 08/04/2024.
- NHS - Hand, foot and mouth disease, https://www.nhs.uk/conditions/hand-foot-mouth-disease/. Accessed 08/04/2024.
- Chua KB, Kasri AR. Hand foot and mouth disease due to enterovirus 71 in Malaysia. Virol Sin. 2011 Aug;26(4):221-8. doi: 10.1007/s12250-011-3195-8. Epub 2011 Aug 17. PMID: 21847753; PMCID: PMC8222466.
- Image by freepik - https://www.freepik.com/free-photo/asian-mother-daughter-spending-time-together-home_39767025.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=302b12ee-c8e3-4964-9cef-d9c1afc3a752