Asma adalah penyakit kronis yang memengaruhi saluran napas, menyebabkan penyempitan dan peradangan yang membuat penderitanya sulit bernapas. Ketika gejala asma kambuh, seperti sesak napas dan mengi, penggunaan obat yang tepat sangat diperlukan untuk meredakan kondisi ini.
Siapa yang Bisa Terkena Asma?
Asma bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Orang dengan riwayat alergi atau yang terpapar asap rokok lebih mungkin terkena asma. Ini termasuk paparan asap rokok kedua (asap yang dihirup dari orang lain yang merokok) dan paparan asap rokok ketiga (residu yang menempel pada pakaian atau permukaan benda di lingkungan tempat merokok).
Apa Penyebab Asma?
Penyebab pasti asma belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena asma. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan asma, antara lain:
-
Genetik: Jika salah satu atau kedua orang tua, atau saudara kandung Anda memiliki asma, risiko Anda untuk terkena asma juga lebih tinggi. Faktor genetik berperan penting dalam kecenderungan seseorang terkena penyakit ini.
-
Riwayat Infeksi Virus: Orang yang memiliki riwayat infeksi virus selama masa kanak-kanak, seperti respiratory syncytial virus (RSV), lebih rentan untuk terkena asma di kemudian hari.
Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa faktor pemicu yang dapat memperburuk gejala asma atau memicu serangan asma, antara lain:
-
Alergen: Serbuk sari, debu, bulu hewan, dan alergen lainnya dapat menyebabkan serangan asma.
-
Olahraga: Aktivitas fisik yang berat dapat memicu asma pada beberapa orang.
-
Infeksi Saluran Pernapasan: Infeksi seperti flu atau pilek dapat memperburuk gejala asma.
-
Emosi yang Intens: Stres, kecemasan, atau emosi yang kuat dapat memperburuk asma.
-
Kondisi Cuaca Ekstrem: Udara dingin atau perubahan cuaca yang tiba-tiba dapat menjadi pemicu.
-
Hama: Keberadaan hama seperti kecoa dan tikus juga dapat memicu asma, terutama jika ada alergi terhadap kotoran atau bulu mereka.
Apa Gejala Asma?
Gejala asma dapat bervariasi pada setiap orang dan mungkin berubah seiring waktu. Gejala ini terkadang dapat memburuk secara signifikan, yang dikenal sebagai serangan asma. Gejala asma sering kali lebih parah pada malam hari atau saat berolahraga. Berikut adalah gejala-gejala umum asma, antara lain:
-
Batuk Persisten: Batuk yang berlangsung lama, terutama pada malam hari, adalah salah satu gejala utama asma. Batuk ini mungkin tidak hilang dengan mudah dan bisa mengganggu tidur.
-
Mengi: Suara mengi saat menghembuskan napas, dan kadang saat menghirup napas. Mengi ini terjadi karena penyempitan saluran napas yang membuat aliran udara terdengar seperti bersiul.
-
Sesak Napas: Sesak napas yang dapat terjadi bahkan saat Anda sedang beristirahat. Gejala ini bisa membuat Anda merasa tidak nyaman dan sulit untuk bernapas dengan normal.
-
Dada Sesak: Rasa sakit atau tekanan di dada yang menghambat kemampuan Anda untuk bernapas. Sensasi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa tertekan di area dada.
6 Rekomendasi Obat Asma yang Efektif
Obat asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu obat jangka pendek dan obat jangka panjang. Obat jangka pendek (pereda cepat) berperan dalam memberikan bantuan segera saat serangan asma terjadi. Sedangkan, obat jangka panjang berperan dalam mengendalikan peradangan di paru-paru. Berikut adalah beberapa rekomendasi obat asma yang efektif, antara lain:
1. Salbutamol
Salbutamol adalah obat bronkodilator golongan short-acting beta-2 agonist (SABA). Obat ini digunakan oleh penderita asma untuk meredakan gejala sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme).
Salbutamol bekerja dengan melemaskan otot-otot di sekitar saluran napas, sehingga saluran udara dapat terbuka lebih lebar dan memudahkan aliran udara masuk ke paru-paru. Dengan begitu, gejala asma seperti sesak napas, mengi, dan batuk dapat segera teratasi, dan penderitanya bisa bernapas lebih lega.
Salbutamol termasuk obat asma jangka pendek yang berguna sebagai pereda cepat saat serangan asma terjadi. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, sirup, kapsul, dan inhaler (obat hirup).
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 2–4 mg per hari, 3–4 kali sehari. Salbutamol bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan teliti.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan salbutamol jika Anda memiliki riwayat hipertiroid, diabetes, aritmia, gagal jantung, hipertensi, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan salbutamol.
Contoh Obatnya: Astharol, Glisend, Lasal, Salbutamol (Generik), Salbuven, dan Ventolin.
2. Ipratropium
Ipratropium adalah obat bronkodilator golongan antikolinergik yang digunakan untuk meredakan dan mencegah gejala penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme) pada penderita asma. Obat ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot di saluran pernapasan, sehingga udara bisa mengalir lebih lancar dan penderita bisa bernapas lebih lega.
Ipratropium termasuk obat asma jangka pendek yang berguna sebagai pereda cepat saat serangan asma terjadi. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam bentuk inhaler (obat hirup) dan cairan inhalasi.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 20–40 mcg per hari, dihirup 3–4 kali sehari. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan teliti.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan ipratropium jika Anda memiliki riwayat glaukoma, pembesaran prostat, miastenia gravis, fibrosis kistik, serta jika sedang hamil atau menyusui. Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan ipratropium, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan gangguan penglihatan.
Contoh Obatnya: Atrovent, Combivent, dan Midatro.
3. Prednisone
Prednisone (prednison) adalah obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi peradangan saluran napas yang disebabkan oleh asma akut. Obat ini bekerja dengan menekan sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi peradangan di saluran pernapasan, sehingga membantu meredakan gejalanya.
Prednison termasuk obat asma jangka pendek yang berguna sebagai pereda cepat saat serangan asma terjadi. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam bentuk tablet dan kaplet.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 40–60 mg per hari, 1–2 kali sehari, selama 3–10 hari. Prednison sebaiknya dikonsumsi bersama makanan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan teliti.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan prednison jika Anda memiliki riwayat diabetes, glaukoma, penyakit jantung, hipertensi, tukak lambung, osteoporosis, miastenia gravis, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan prednison.
Contoh Obatnya: Inflason, Lexacort, Prednison (Generik), Trifacort.
4. Budesonide
Budesonide (budesonid) adalah obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi peradangan di saluran napas akibat asma. Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan dan pembengkakan di paru-paru, sehingga saluran pernapasan menjadi lebih terbuka dan mempermudah proses bernapas.
Budesonid termasuk obat asma jangka panjang, penggunaan obat ini secara rutin setiap hari dapat mengontrol gejala asma dan mengurangi frekuensi serangannya. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam bentuk inhaler (obat hirup) dan cairan inhalasi.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200–800 mcg per hari, dengan dosis maksimal 800 mcg. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan teliti.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan budesonid jika Anda memiliki riwayat diabetes, penyakit jantung, hipertensi, tukak lambung, miastenia gravis, glaukoma, osteoporosis, penyakit tiroid, penyakit hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan budesonid.
Contoh Obatnya: Pulmicort dan Symbicort.
5. Montelukast
Montelukast adalah obat golongan antagonis reseptor leukotrien yang digunakan untuk mengatasi peradangan saluran napas dan mencegah serangan asma. Obat ini bekerja dengan memblokir leukotrien, yaitu zat yang menyebabkan pembengkakan dan penyempitan saluran napas.
Montelukast termasuk obat asma jangka panjang yang harus digunakan secara rutin. Obat ini tidak efektif untuk meredakan serangan asma yang tiba-tiba, melainkan bertujuan untuk mengontrol gejala asma dari waktu ke waktu. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam bentuk tablet.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 10 mg per hari, 1 kali sehari pada malam hari. Montelukast bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan teliti.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan montelukast jika Anda memiliki riwayat gangguan mental, fenilketonuria, serta jika sedang hamil atau menyusui. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak-anak (usia <6 tahun).
Contoh Obatnya: Isivas, Rymont, dan Singulair.
6. Theophylline
Theophylline (teofilin) adalah obat golongan bronkodilator yang digunakan untuk meredakan gejala asma, seperti sesak napas dan mengi. Obat ini bekerja dengan melemaskan otot-otot di saluran pernapasan, sehingga udara dapat mengalir dengan lebih lancar dan pernapasan menjadi lebih mudah.
Teofilin merupakan pilihan untuk mengatasi asma jangka panjang, yang harus digunakan secara rutin. Obat ini membantu mengontrol gejala asma dan mencegah terjadinya serangan. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kaplet, kapsul, dan sirup.
Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200–500 mg per hari, 2 kali sehari. Teofilin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan teliti.
Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan teofilin jika Anda memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru-paru, fibrosis kistik, tukak lambung, pembesaran prostat, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan teofilin.
Contoh Obatnya: Bufabron, Euphyllin Retard, dan Retaphyl SR.
Kesimpulan
Penting untuk menggunakan obat asma sesuai dengan petunjuk dokter untuk memastikan efektivitas dan menghindari efek samping. Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat sangat penting dalam pengelolaan asma. Ini termasuk menghindari alergen, polusi udara, berhenti merokok, dan mengelola stres.
Jika Anda sudah mengonsumsi obat asma, tetapi gejala tidak kunjung mereda atau bahkan semakin parah, sehingga menghambat aktivitas sehari-hari Anda, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika Anda membutuhkan penanganan medis yang cepat dan nyaman untuk mengatasi asma, Anda bisa menggunakan layanan panggil dokter ke rumah dari Homecare Dokter.
Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.
Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial
- Alodokter. Berbagai Jenis Obat Sesak Napas untuk Penderita Asma. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.alodokter.com/catat-deretan-obat-sesak-napas-untuk-asma-berikut-ini
- Cleveland Clinic. Asthma. Diakses pada 13/08/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6424-asthma
- Drugs. Montelukast. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.drugs.com/montelukast.html
- Healthline. Everything You Need to Know About Asthma: Symptoms, Types, Causes, Prevention, and More. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.healthline.com/health/asthma
- Mayo Clinic. Asthma. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/asthma/diagnosis-treatment/drc-20369660
- MIMS. Budesonide. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/budesonide?mtype=generic
- MIMS. Ipratropium bromide. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ipratropium%20bromide?mtype=generic
- MIMS. Prednisone. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/prednisone?mtype=generic
- MIMS. Salbutamol. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/salbutamol?mtype=generic
- MIMS. Theophylline. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/theophylline?mtype=generic
- World Health Organization (WHO). Asthma. Diakses pada 13/08/2024, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/asthma