5 Perbedaan Batuk TBC dan Batuk Biasa

Penyakit Umum June 8, 2024 Penulis : Mirna S
5 Perbedaan Batuk TBC dan Batuk Biasa

Anda mungkin merasa khawatir jika mengalami batuk yang berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh. Tak heran jika kondisi ini sering dihubungkan dengan tuberkulosis (TBC). Namun, sebelum panik, penting untuk mengetahui perbedaan antara batuk TBC dan batuk biasa. Yuk, simak penjelasan berikut untuk memahami karakteristik masing-masing jenis batuk, sehingga Anda dapat mengenali gejalanya dengan lebih baik.

Apakah Batuk TBC Hanya di Malam Hari?

Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu perlu diperhatikan, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti demam, berkeringat di malam hari, dan penurunan berat badan. Batuk TBC tidak terbatas pada malam hari saja, tetapi bisa terjadi sepanjang hari.

Batuk TBC cenderung lebih parah di malam hari, karena peningkatan suhu tubuh dan kelembapan udara yang dapat memperparah gejala batuk. TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, menginfeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan dan batuk berkepanjangan.

Suhu tubuh yang meningkat di malam hari dapat memicu respon inflamasi lebih kuat, menyebabkan batuk lebih sering dan intens. Kelembapan udara yang lebih tinggi di malam hari juga dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memperburuk batuk.

Perbedaan Batuk TBC dan Batuk Biasa

Batuk adalah respons alami tubuh terhadap iritasi di saluran pernapasan, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari debu hingga infeksi bakteri dan virus. Membedakan gejala antara batuk TBC dan batuk biasa sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi yang serius. Berikut adalah beberapa perbedaannya, antara lain:

1. Penyebab Batuk

Batuk TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat dengan mudah menyebar melalui udara. Ketika seseorang dengan TBC batuk atau bersin, bakteri ini dapat terlepas ke udara dan dihirup oleh orang lain di sekitarnya, meningkatkan risiko penularan.

Sementara itu, batuk biasa biasanya dipicu oleh berbagai faktor seperti virus, polusi udara, asap rokok, asma, atau kondisi kesehatan lainnya. Orang dengan saluran pernapasan yang sensitif sering kali mengalami batuk ketika terpapar udara yang tercemar.

2. Gejala Lain yang Muncul

Gejala TBC tidak terbatas pada batuk saja. TB paru dapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada. Selain itu, infeksi tuberkulosis sering kali disertai dengan gejala lain seperti demam, menggigil, berkeringat di malam hari, kelemahan, penurunan berat badan, dan hilangnya nafsu makan.

Sementara itu, batuk biasa juga bisa disertai dengan gejala lain yang bergantung pada penyebabnya. Misalnya, batuk akibat GERD (kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan) mungkin disertai dengan sensasi terbakar di dada (heartburn) dan sakit tenggorokan.

3. Ciri dan Lamanya Baruk

Perbedaan utama antara batuk TBC dan batuk biasa dapat dilihat dari durasi dan ciri-cirinya. Batuk biasa umumnya dapat sembuh dengan sendirinya atau setelah mengonsumsi obat pereda batuk, dan biasanya tidak berlangsung lama.

Sementara itu, batuk TBC cenderung berlangsung lebih dari 2 minggu dan disertai dengan produksi lendir yang berlebih. Lendir ini sering kali berwarna hijau atau kekuningan akibat infeksi bakteri. Pada kasus yang lebih parah, penderita TBC dapat mengalami batuk berdarah karena adanya luka di paru-paru.

4. Tahapan Munculnya Batuk

Batuk biasa umumnya muncul secara tiba-tiba dan sembuh dalam hitungan hari hingga beberapa minggu. Sebaliknya, batuk TBC berkembang secara bertahap dan bisa menjadi cukup parah. Menurut American Lung Association, infeksi TBC memerlukan waktu untuk berkembang. Pada tahap infeksi primer, bakteri TBC yang terhirup mencapai paru-paru dan mulai berkembang biak.

Setelah itu, sistem kekebalan tubuh kemudian berusaha menahan perkembangan bakteri, menciptakan kondisi yang dikenal sebagai TB laten atau infeksi laten, di mana gejala tidak muncul. Namun, bakteri ini bisa menjadi aktif kembali, terutama jika sistem kekebalan tubuh melemah, dan pada tahap inilah gejala batuk mulai muncul.

5. Pengaruh Terhadap Organ Tubuh Lain

Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis tidak hanya terbatas pada paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke organ tubuh lainnya, atau kondisi ini disebut TB ekstra paru. Organ yang dapat terpengaruh meliputi kelenjar getah bening, selaput otak, ginjal, usus, tulang, sendi, kulit, dan alat kelamin.

Gejala TB ekstra paru bervariasi, tergantung pada organ yang terinfeksi, tetapi secara umum, kondisi ini ditandai dengan penurunan fungsi organ secara bertahap. Misalnya, infeksi pada tulang dan sendi dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan, sementara infeksi pada ginjal bisa menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal.

Kapan Anda Harus ke Dokter?

Batuk TBC biasanya berlangsung lebih dari 2 minggu, dan gejala batuk ini tidak akan mereda meskipun Anda telah meminum obat pereda batuk. Selain batuk, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul seperti demam, menggigil, berkeringat di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan berat badan.

Dalam situasi ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter umumnya akan menyarankan pemeriksaan TBC seperti tes dahak, tes darah, dan tes Mantoux (tes kulit TBC), jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut. Tes ini membantu dokter dalam menegakkan diagnosis TBC.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda positif terinfeksi TBC, dokter akan meresepkan pengobatan yang sesuai. Pengobatan TBC melibatkan penggunaan antibiotik yang harus diminum secara teratur selama 6–12 bulan, tergantung dengan kondisi Anda.

Sangat penting untuk mematuhi aturan minum obat yang telah ditetapkan oleh dokter agar pengobatan dapat efektif. Meskipun Anda mungkin merasa lebih baik dalam beberapa minggu setelah memulai pengobatan, sangat penting untuk tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya.

Untuk mencegah penyebaran infeksi, orang dengan TBC aktif disarankan untuk tetap berada di rumah. Jika memerlukan perawatan medis ringan, Anda bisa menggunakan layanan Homecare Dokter yang memungkinkan Anda memanggil dokter langsung ke rumah.

Namun, untuk perawatan yang lebih serius, pergilah ke rumah sakit agar dokter dapat memberikan penanganan medis yang tepat sesuai dengan kondisi Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami, jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut mengenai penanganan TBC.

 

Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.

Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial

  • American Lung Association. Learn About Cough. Diakses pada 31/05/2024, dari https://www.lung.org/lung-health-diseases/warning-signs-of-lung-disease/cough/learn-about-cough
  • American Lung Association. Learn About Tuberculosis. Diakses pada 31/05/2024, dari https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/tuberculosis/learn-about-tuberculosis
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). About Tuberculosis. Diakses pada 31/05/2024, dari https://www.cdc.gov/tb/about/
  • Healthshots. World TB Day: How to differentiate between common cough and tuberculosis? Diakses pada 31/05/2024, dari https://www.healthshots.com/preventive-care/self-care/world-tb-day-heres-the-difference-between-cough-and-tuberculosis/
  • Indonesia Baik. Kenali Perbedaan Batuk Biasa dan Batuk TBC. Diakses pada 31/05/2024, dari https://indonesiabaik.id/infografis/kenali-perbedaan-batuk-biasa-dan-batuk-tbc
  • Kardos, P. Management of cough in adults. Diakses pada 31/05/2024, dari https://breathe.ersjournals.com/content/7/2/122
  • Mayo Clinic. Cough. Diakses pada 31/05/2024, dari https://www.mayoclinic.org/symptoms/cough/basics/definition/sym-20050846
  • Mayo Clinic. Tuberculosis. Diakses pada 31/05/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250
  • TB Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Dokter Tata Laksana Tuberkulosis. Diakses pada 31/05/2024, dari https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/UMUM_PNPK_revisi.pdf
  • WHO. Tuberculosis. Diakses pada 31/05/2024, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
Artikel Terkait
Artikel Terbaru