Sakit Kepala Saat Menstruasi? Ini 8 Rekomendasi Obatnya!

Penyakit Umum August 22, 2024 Penulis : Mirna S
Sakit Kepala Saat Menstruasi? Ini 8 Rekomendasi Obatnya!

Apakah Anda sering mengalami sakit kepala sebelum atau selama menstruasi, kemungkinan besar Anda mengalami sakit kepala hormonal. Apa saja si yang memicu sakit kepala hormonal dan bagaimana cara meredakannya? Yuk, simak selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Sakit Kepala Hormonal?

Sakit kepala hormonal adalah jenis sakit kepala, biasanya migrain, yang dipicu atau diperparah oleh perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dan kehamilan, tetapi juga memengaruhi zat kimia di otak yang berkaitan dengan persepsi rasa sakit.

Apa Penyebab Sakit Kepala Hormonal?

Sakit kepala hormonal, terutama migrain, sering dikaitkan dengan hormon estrogen pada wanita. Ketika kadar estrogen menurun, hal ini dapat memicu terjadinya sakit kepala. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan kadar hormon, di antaranya:

  • Siklus Menstruasi: Kadar estrogen dan progesteron menurun drastis tepat sebelum menstruasi dimulai, yang sering memicu sakit kepala hormonal atau migrain pada banyak wanita.

  • Kehamilan: Kadar estrogen meningkat selama kehamilan. Bagi banyak wanita, sakit kepala hormonal hilang selama kehamilan. Namun, beberapa wanita mengalami migrain pertama kali pada awal kehamilan dan kemudian membaik setelah trimester pertama. Setelah melahirkan, kadar estrogen kembali menurun drastis.

  • Perimenopause dan Menopause: Fluktuasi kadar hormon selama perimenopause (masa menjelang menopause) menyebabkan beberapa wanita lebih sering mengalami sakit kepala. Sekitar dua pertiga wanita yang mengalami migrain mengatakan gejalanya membaik saat memasuki masa menopause.

  • Kontrasepsi Oral dan Terapi Penggantian Hormon: Pil KB dan terapi penggantian hormon dapat menyebabkan naik turunnya kadar hormon. Wanita yang migrainnya dipicu oleh perubahan hormon saat menggunakan pil KB, biasanya mengalami serangan migrain pada minggu terakhir siklusnya.

Apa Gejala Sakit Kepala Hormonal?

Gejala utama sakit kepala hormonal adalah sakit kepala atau migrain, yang sering dirasakan sebagai nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala. Migrain ini bisa disertai gejala lain, seperti sensitivitas terhadap cahaya, mual, atau muntah.

Migrain menstruasi atau hormonal mirip dengan migrain biasa dan bisa muncul dengan atau tanpa aura. Aura adalah sensasi awal yang sering kali mencakup gangguan penglihatan atau sensasi lainnya sebelum migrain terjadi.

Selain sakit kepala, ada beberapa gejala lain yang sering muncul bersamaan dengan sakit kepala hormonal, di antaranya:

  • Kehilangan nafsu makan.

  • Kelelahan.

  • Jerawat.

  • Nyeri sendi.

  • Penurunan frekuensi buang air kecil.

  • Kurangnya koordinasi.

  • Sembelit.

  • Keinginan untuk mengonsumsi alkohol, garam, atau cokelat.

8 Pengobatan untuk Mengatasi Sakit Kepala Hormonal

Mengatasi sakit kepala hormonal, terutama migrain menstruasi, sering memerlukan pengobatan yang tepat. Berikut adalah beberapa jenis obat, suplemen, dan terapi yang sering direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi sakit kepala hormonal meliputi:

1. Ibuprofen

Ibuprofen adalah obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang efektif untuk meredakan sakit kepala hormonal atau migrain hormonal. Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan dan menekan nyeri yang sering muncul akibat fluktuasi hormon estrogen, terutama sebelum atau selama menstruasi.

Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan ibuprofen mulai 2–3 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan selama menstruasi berlangsung. Obat ini biasanya dijual bebas tanpa resep dokter dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kapsul, tablet, dan sirup. 

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200–400 mg setiap 6–8 jam. Ibuprofen sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan saksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan ibuprofen jika Anda memiliki riwayat asma, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal atau hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan ibuprofen.

Contoh Obatnya: Anafen, Brufen, Farsifen, Fenris, Ibuprofen (Generik), dan Proris.

2. Sumatriptan

Sumatriptan adalah obat golongan triptan yang efektif untuk mengatasi gejala serangan migrain atau sakit kepala hormonal. Obat ini bekerja dengan menstimulasi reseptor serotonin di otak, yang membantu mengurangi nyeri dengan menyempitkan pembuluh darah yang melebar selama serangan migrain.

Jika menstruasi Anda teratur, dokter mungkin merekomendasikan sumatriptan untuk mencegah migrain. Obat ini bisa digunakan beberapa hari sebelum menstruasi dimulai dan dilanjutkan selama periode menstruasi. Penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dokter dan tersedia dalam bentuk tablet.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 50–100 mg, dengan dosis maksimal 300 mg per hari. Sumatriptan bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan saksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan sumatriptan jika Anda memiliki riwayat hipertensi, diabetes, stroke, penyakit jantung, penyakit hati, atau kolesterol tinggi. Obat ini juga harus dihindari selama kehamilan, menyusui, atau jika Anda sudah menopause.

Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi sumatriptan, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan sumatriptan.

Contoh Obatnya: Triptagic.

3. Ergotamine

Ergotamine (ergotamin) adalah obat golongan alkaloid ergot yang digunakan untuk mengatasi sakit kepala hormonal atau migrain hormonal. Obat ini bekerja dengan memengaruhi reseptor serotonin dengan menyempitkan pembuluh darah, sehingga membantu meredakan gejala migrain. Penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dokter dan tersedia dalam bentuk tablet.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 2 mg saat serangan migrain dimulai, dengan dosis maksimal 6 mg per hari. Ergotamin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat dengan saksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan ergotamin jika Anda memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol, cokelat, keju, kopi, dan MSG selama penggunaan ergotamin.

Selain itu, jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi ergotamin, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing. 

Contoh Obatnya: Ericaf.

4. Pil KB Oral

Pil KB oral adalah salah satu opsi yang dapat membantu mengatasi sakit kepala hormonal selama siklus menstruasi. Pil KB bekerja dengan mengatur kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh, sehingga mengurangi perubahan hormon yang dapat memicu serangan migrain.

Untuk wanita yang mengalami migrain hormonal, dokter mungkin akan merekomendasikan pil KB dengan dosis rendah estrogen atau yang hanya mengandung progestin. Ini dapat membantu menstabilkan kadar hormon dan mengurangi frekuensi serta intensitas sakit kepala hormonal.

Cara Penggunaan: Pil KB oral harus dikonsumsi secara teratur sesuai petunjuk dokter, biasanya 1 pil setiap hari pada waktu yang sama. Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan dengan saksama untuk memastikan efektivitas dan mengurangi risiko efek samping.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan pil KB jika Anda memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung, gangguan pembekuan darah, atau masalah kesehatan lain yang dapat dipengaruhi oleh perubahan hormon. Selain itu, pil KB sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan.

Contoh Obatnya: Andalan dan Planotab.

5. Terapi Hormon

Terapi hormon adalah salah satu pengobatan yang bisa membantu mengatasi sakit kepala hormonal selama siklus menstruasi. Terapi ini berfokus pada menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh, terutama estrogen, untuk mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala hormonal.

Ada beberapa bentuk terapi hormon yang bisa digunakan, termasuk suplemen estrogen dalam bentuk pil, gel, atau patch. Penggunaan terapi ini dapat membantu menjaga kadar estrogen tetap stabil selama siklus menstruasi, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya migrain hormonal.

Cara Penggunaan: Pil estrogen biasanya dikonsumsi setiap hari sesuai petunjuk dokter. Patch estrogen ditempelkan pada kulit, sedangkan gel diaplikasikan pada area yang sesuai. Selalu ikuti petunjuk dokter atau instruksi pada kemasan obat untuk memastikan penggunaan yang benar dan efektif.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan terapi hormon jika Anda memiliki riwayat masalah kesehatan tertentu, seperti kanker payudara, penyakit jantung, atau gangguan pembekuan darah.

Contoh Obatnya: Estrogel, Oestrogel, Evorel, dan Premarin.

6. Magnesium Oxide

Magnesium oxide (magnesium oksida) adalah suplemen yang digunakan untuk mengatasi kekurangan magnesium dalam tubuh. Kekurangan magnesium dapat berkaitan dengan masalah kesehatan, termasuk sakit kepala hormonal atau migrain. Dengan meningkatkan kadar magnesium dalam tubuh, Anda dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala yang dipicu oleh fluktuasi hormon.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 400 mg per hari sebelum tidur. Magnesium oksida sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan suplemen dengan saksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan magnesium oksida jika Anda memiliki riwayat obstruksi usus, gangguan fungsi ginjal, atau jika sedang hamil atau menyusui.

Contoh Suplemennya: Magnesium Oksida (Generik), Nature Made Magnesium Oxide, dan Nature’s Truth Magnesium Oxide.

7. Riboflavin

Riboflavin, atau vitamin B2, adalah salah satu suplemen yang dapat membantu mengatasi sakit kepala hormonal, terutama migrain yang sering terjadi akibat fluktuasi hormon. Vitamin B2 berperan penting dalam metabolisme energi dan dapat membantu mencegah serta mengurangi frekuensi migrain.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 200 mg per hari. Riboflavin sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan lambung. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan suplemen dengan saksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan riboflavin jika Anda memiliki riwayat penyakit kandung empedu, sirosis, penyakit hati lainnya, serta jika sedang hamil atau menyusui. Hindari konsumsi alkohol selama penggunaan riboflavin.

Contoh Suplemennya: Blackmores Multi B Performance, IPI Vitamin B Complex, Nutrimax B Complex, dan Vitamin B Complex (Generik).

8. Coenzyme Q10

Coenzyme Q10 (CoQ10) adalah suplemen antioksidan yang digunakan untuk mengatasi sakit kepala hormonal atau migrain hormonal. CoQ10 berperan dalam produksi energi dan memiliki efek perlindungan terhadap sel-sel tubuh, sehingga dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas migrain.

Cara Penggunaan: Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 300 mg per hari, dikonsumsi sekali sehari pada pagi hari. CoQ10 bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan suplemen dengan saksama.

Perlu Diperhatikan: Hindari penggunaan CoQ10 jika Anda memiliki riwayat hipertensi, hipotensi, sedang menjalani kemoterapi, perokok aktif, serta jika sedang hamil atau menyusui.

Contoh Suplemennya: Alerten Q, Car-Q 100, Coten 100, dan Nutracare CoQ10.

Cara Mengurangi Sakit Kepala Hormonal

Selain pengobatan, perubahan gaya hidup sehat juga dapat membantu mencegah dan mengurangi frekuensi sakit kepala hormonal. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi sakit kepala hormonal meliputi:

  • Jadwal Tidur yang Konsisten: Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari untuk menjaga ritme tubuh dan mengurangi risiko sakit kepala.

  • Olahraga Teratur: Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda selama 30 menit, tiga kali seminggu, untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi stres.

  • Hidrasi yang Baik: Minum sekitar 8 gelas air per hari untuk mencegah dehidrasi yang bisa memperburuk sakit kepala.

  • Makan dengan Rutin: Makan pada jam yang sama setiap hari untuk menjaga kestabilan kadar gula darah dan mengurangi risiko sakit kepala hormonal.

  • Kelola Stres: Gunakan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres yang dapat memicu sakit kepala.

  • Hindari Pemicu Diet: Batasi konsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu sakit kepala, seperti alkohol, cokelat, dan makanan tinggi garam.

Jika Anda sudah mengonsumsi obat sakit kepala hormonal, tetapi gejala tidak kunjung mereda atau bahkan semakin parah, sehingga menghambat aktivitas sehari-hari Anda, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika Anda membutuhkan penanganan medis yang cepat dan nyaman untuk mengatasi sakit kepala hormonal, Anda bisa menggunakan layanan panggil dokter ke rumah dari Homecare Dokter.

 

Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.

Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial

  • Alodokter. Sakit Kepala Hormonal, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.alodokter.com/agar-sakit-kepala-hormonal-tidak-mengganggu-aktivitasmu
  • Cleveland Clinic. Birth Control Pills. Diakses pada 10/08/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/3977-birth-control-the-pill
  • Cleveland Clinic. Menstrual Migraines (Hormone Headaches). Diakses pada 10/08/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8260-menstrual-migraines-hormone-headaches
  • Drugs. Coenzyme Q10. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.drugs.com/coenzyme-q10.html
  • Drugs. Magnesium oxide. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.drugs.com/mtm/magnesium-oxide.html
  • Healthline. Hormonal Headaches: Causes, Treatment, Prevention, and More. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.healthline.com/health/hormonal-headaches
  • Mayo Clinic. Headaches and hormones: What's the connection? Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/in-depth/headaches/art-20046729
  • MIMS. Ergotamine. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ergotamine?mtype=generic
  • MIMS. Ibuprofen. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
  • MIMS. Magnesium Oxide. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/magnesium%20oxide?mtype=generic
  • MIMS. Metoclopramide. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/metoclopramide?mtype=generic
  • MIMS. Riboflavin. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/riboflavin?mtype=generic
  • MIMS. Sumatriptan. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sumatriptan?mtype=generic
  • WebMD. Hormonal Headaches and Menstrual Migraines. Diakses pada 10/08/2024, dari https://www.webmd.com/migraines-headaches/hormones-headaches
Artikel Terkait
Artikel Terbaru