15 Jenis Infus, Fungsi, dan Efek Sampingnya yang Perlu Kamu Tahu

Perawatan June 4, 2025 Penulis : Mirna S
15 Jenis Infus, Fungsi, dan Efek Sampingnya yang Perlu Kamu Tahu

Saat tubuh kekurangan cairan atau membutuhkan obat secepat mungkin, infus bisa jadi penyelamat. Infus adalah prosedur medis yang memungkinkan cairan atau zat tertentu masuk langsung ke dalam pembuluh darah. Ini bukan hanya soal cairan garam—infus mencakup banyak jenis, tergantung kebutuhan pasien.

Biasanya, infus digunakan di rumah sakit. Tapi, sekarang kamu juga bisa mendapatkannya di rumah lewat layanan homecare. Mulai dari rehidrasi karena diare, pemberian antibiotik, hingga nutrisi total untuk pasien kritis—semua bisa dilakukan lewat infus.

Jenis-Jenis Infus dan Fungsinya

Setiap jenis infus punya komposisi dan tujuan berbeda. Berikut ini penjelasan beberapa jenis infus yang umum digunakan:

Ringer Laktat (RL)

Kalau kamu mengalami dehidrasi berat akibat diare atau luka bakar, dokter mungkin akan memilih cairan infus Ringer Laktat. Jenis infus ini mengandung berbagai zat seperti natrium, kalium, kalsium, dan laktat. Laktat sendiri akan diubah menjadi zat penyeimbang asam-basa dalam tubuh. Fungsinya sangat penting untuk menjaga kestabilan tubuh, terutama saat kamu kehilangan banyak cairan.

NaCl 0,9 Persen

NaCl 0,9 persen adalah cairan infus yang sangat umum digunakan. Cairan ini membantu mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah, diare, atau luka operasi. Karena sifatnya yang netral, NaCl ini tidak akan memengaruhi keseimbangan asam-basa dalam tubuh, sehingga aman untuk berbagai kondisi.

Dextrose

Dextrose adalah cairan infus yang mengandung glukosa, yaitu sumber energi utama bagi tubuh. Kalau kadar gula darahmu turun drastis, dokter mungkin akan memberikan Dextrose 5 persen, 10 persen, atau bahkan 20 persen. Semakin tinggi kadar dextrose, semakin kuat efeknya dalam meningkatkan kadar gula darah. Infus ini juga kadang digunakan pada pasien yang kekurangan gizi atau dalam kondisi kritis yang butuh energi tambahan.

Albumin

Albumin adalah protein penting dalam darah yang berfungsi mempertahankan cairan tetap berada di dalam pembuluh darah. Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan bisa bocor ke jaringan dan menyebabkan bengkak. Infus albumin biasanya diberikan kepada pasien dengan penyakit hati kronis, gangguan ginjal berat, atau kondisi syok berat.

Hydroxyethyl Starch (HES)

HES digunakan saat tubuh mengalami kekurangan volume darah akibat perdarahan atau syok. Jenis cairan ini bekerja lebih lama di dalam tubuh dibandingkan cairan biasa, sehingga efektif menjaga tekanan darah tetap stabil. Biasanya HES dipilih ketika cairan seperti NaCl atau RL belum cukup mengatasi kondisi pasien.

Fresh Frozen Plasma (FFP)

FFP adalah plasma darah beku yang berisi faktor pembekuan. Infus ini sangat penting bagi kamu yang mengalami perdarahan hebat, baik karena trauma, operasi besar, atau gangguan pembekuan darah seperti hemofilia. Fungsinya adalah membantu tubuh menghentikan perdarahan lebih cepat.

Packed Red Cell (PRC)

Kalau kadar hemoglobin dalam darahmu sangat rendah, dokter mungkin akan memberikan infus PRC. Jenis ini berisi sel darah merah pekat yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Infus PRC membantu mencegah kelelahan ekstrem, sesak napas, hingga pingsan yang bisa terjadi karena anemia berat.

Platelet Concentrate (PRP)

Trombosit adalah komponen darah yang penting untuk menghentikan perdarahan. Bila tubuhmu kekurangan trombosit, misalnya karena infeksi berat atau penyakit seperti leukemia dan demam berdarah, maka dokter akan memberikan PRP agar darah bisa membeku dengan normal.

Plasma Lutena

Plasma ini mengandung imunoglobulin atau antibodi yang penting untuk melawan infeksi. Biasanya diberikan pada pasien yang mengalami gangguan sistem imun atau infeksi serius yang tidak bisa dilawan dengan antibiotik biasa. Cairan ini membantu tubuh kamu melawan kuman dengan lebih baik.

Colloid (Gelatin, Dextran, Albumin)

Cairan colloid memiliki keunggulan karena bisa bertahan lebih lama di dalam pembuluh darah. Ini artinya, tekanan darahmu bisa tetap stabil tanpa perlu terlalu banyak volume cairan. Dokter akan memilih jenis ini jika kamu mengalami perdarahan atau kondisi syok.

Vasopresin

Vasopresin adalah obat yang diberikan melalui infus untuk membantu mengontrol produksi urine. Obat ini digunakan pada kondisi tertentu seperti perdarahan saluran cerna atau gangguan hormon yang membuat kamu terlalu sering buang air kecil. Vasopresin membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

Furosemide Intravena

Kalau tubuhmu menyimpan terlalu banyak cairan, misalnya pada gagal jantung atau penyakit ginjal, furosemide bisa membantu. Obat ini bekerja dengan merangsang ginjal untuk mengeluarkan cairan melalui urine. Biasanya diberikan lewat infus agar efeknya cepat terasa.

Zoledronic Acid

Bila kamu mengalami pengeroposan tulang berat atau patah tulang besar seperti panggul dan paha, dokter mungkin akan memberikan zoledronic acid melalui infus. Obat ini membantu memperkuat tulang dan memperlambat kerusakan tulang, terutama pada pasien osteoporosis atau kanker tulang.

Antibiotik Intravena

Untuk infeksi serius seperti pneumonia berat, infeksi kulit dalam, atau sepsis, antibiotik perlu diberikan melalui infus. Cara ini memungkinkan obat bekerja lebih cepat dan langsung masuk ke peredaran darah. Infus antibiotik sering digunakan saat infeksi sudah menyebar luas dan butuh penanganan segera.

Fungsi Infus Secara Umum

Infus tidak hanya tentang mengganti cairan. Ini beberapa fungsinya:

  • Rehidrasi: Mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare, muntah, atau luka bakar.

  • Pemberian obat: Menyalurkan obat langsung ke darah agar cepat bekerja.

  • Menjaga keseimbangan elektrolit: Seperti natrium, kalium, dan kalsium.

  • Memberi nutrisi: Untuk pasien yang tidak bisa makan atau menyerap makanan.

  • Transfusi darah: Untuk pasien anemia, perdarahan, atau kanker darah.

Efek Samping Infus yang Perlu Kamu Waspadai

Meski bermanfaat, infus tetap punya risiko. Efek sampingnya bisa dibagi dua:

Komplikasi Lokal

  • Flebitis: Pembuluh darah jadi merah, nyeri, dan terasa hangat.

  • Infiltrasi: Cairan infus bocor ke jaringan di sekitar vena, menyebabkan bengkak dan nyeri.

  • Infeksi: Jika pemasangan infus tidak steril, bisa menyebabkan infeksi kulit atau sistemik.

Komplikasi Sistemik

  • Overhidrasi: Terlalu banyak cairan bisa menimbulkan sesak napas atau bengkak.

  • Gangguan elektrolit: Kadar garam tubuh tidak seimbang, bisa memicu pusing, mual, bahkan kejang.

  • Reaksi alergi: Terjadi pada sebagian orang, terutama saat transfusi atau pemberian obat.

Kapan Harus Mendapatkan Infus di Rumah?

Sekarang, kamu tidak harus ke rumah sakit hanya untuk infus. Ada kondisi yang memungkinkan infus diberikan di rumah melalui layanan homecare, misalnya:

  • Pasien lansia yang sulit ke rumah sakit

  • Infeksi kronis yang butuh antibiotik rutin

  • Pasien kanker yang perlu kemoterapi ringan

  • Kondisi dehidrasi ringan hingga sedang

Homecare memberi kenyamanan ekstra: kamu tetap di rumah, tapi tetap diawasi oleh tenaga medis profesional. Infus diberikan secara aman, dengan peralatan steril, dan pemantauan rutin.

 

Butuh Infus di Rumah? Hubungi Homecaredokter Sekarang

Kalau kamu butuh perawatan infus tanpa harus ke rumah sakit, layanan homecaredokter bisa jadi solusi tepat. Tim medis kami terdiri dari perawat dan dokter berpengalaman yang siap datang ke rumahmu dengan peralatan lengkap dan prosedur steril. Lebih hemat waktu, nyaman, dan tetap aman.

Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial

  • Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Safe injection practices. https://www.cdc.gov
  • Mayo Clinic. (2023). IV fluids and electrolytes. https://www.mayoclinic.org
  • World Health Organization. (2020). Fluid therapy in adults in hospital. https://www.who.int
  • National Health Service (NHS). (2023). Intravenous therapy overview. https://www.nhs.uk
Artikel Terkait
Artikel Terbaru