Infus adalah salah satu cara penting yang digunakan dokter untuk memberikan cairan, obat, atau nutrisi langsung ke tubuh melalui pembuluh darah. Biasanya, infus diberikan ketika seseorang tidak bisa minum atau makan dengan baik, atau saat tubuh butuh bantuan cepat agar zat tertentu bisa bekerja lebih efektif. Dalam dunia medis, jenis cairan infus sangat beragam dan akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Apa Sebenarnya Fungsi Cairan Infus?
Cairan infus memiliki peran besar dalam membantu tubuh kembali seimbang. Saat tubuh kehilangan cairan karena muntah, diare, luka besar, atau operasi, infus membantu mengganti cairan yang hilang. Selain itu, infus juga digunakan untuk menstabilkan tekanan darah, membawa obat ke seluruh tubuh dengan cepat, atau memberikan nutrisi bagi pasien yang tidak bisa makan lewat mulut. Jadi, infus bukan hanya soal "dimasukkan cairan", tetapi soal menjaga fungsi tubuh tetap berjalan dengan baik.
Jenis Cairan Infus dan Kapan Digunakan
Ringer Laktat (RL)
Kalau kamu mengalami dehidrasi berat akibat diare atau luka bakar, dokter mungkin akan memilih cairan infus Ringer Laktat. Jenis infus ini mengandung berbagai zat seperti natrium, kalium, kalsium, dan laktat. Laktat sendiri akan diubah menjadi zat penyeimbang asam-basa dalam tubuh. Fungsinya sangat penting untuk menjaga kestabilan tubuh, terutama saat kamu kehilangan banyak cairan.
NaCl 0,9 Persen
NaCl 0,9 persen adalah cairan infus yang sangat umum digunakan. Cairan ini membantu mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah, diare, atau luka operasi. Karena sifatnya yang netral, NaCl ini tidak akan memengaruhi keseimbangan asam-basa dalam tubuh, sehingga aman untuk berbagai kondisi.
Dextrose
Dextrose adalah cairan infus yang mengandung glukosa, yaitu sumber energi utama bagi tubuh. Kalau kadar gula darahmu turun drastis, dokter mungkin akan memberikan Dextrose 5 persen, 10 persen, atau bahkan 20 persen. Semakin tinggi kadar dextrose, semakin kuat efeknya dalam meningkatkan kadar gula darah. Infus ini juga kadang digunakan pada pasien yang kekurangan gizi atau dalam kondisi kritis yang butuh energi tambahan.
Albumin
Albumin adalah protein penting dalam darah yang berfungsi mempertahankan cairan tetap berada di dalam pembuluh darah. Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan bisa bocor ke jaringan dan menyebabkan bengkak. Infus albumin biasanya diberikan kepada pasien dengan penyakit hati kronis, gangguan ginjal berat, atau kondisi syok berat.
Hydroxyethyl Starch (HES)
HES digunakan saat tubuh mengalami kekurangan volume darah akibat perdarahan atau syok. Jenis cairan ini bekerja lebih lama di dalam tubuh dibandingkan cairan biasa, sehingga efektif menjaga tekanan darah tetap stabil. Biasanya HES dipilih ketika cairan seperti NaCl atau RL belum cukup mengatasi kondisi pasien.
Fresh Frozen Plasma (FFP)
FFP adalah plasma darah beku yang berisi faktor pembekuan. Infus ini sangat penting bagi kamu yang mengalami perdarahan hebat, baik karena trauma, operasi besar, atau gangguan pembekuan darah seperti hemofilia. Fungsinya adalah membantu tubuh menghentikan perdarahan lebih cepat.
Packed Red Cell (PRC)
Kalau kadar hemoglobin dalam darahmu sangat rendah, dokter mungkin akan memberikan infus PRC. Jenis ini berisi sel darah merah pekat yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Infus PRC membantu mencegah kelelahan ekstrem, sesak napas, hingga pingsan yang bisa terjadi karena anemia berat.
Platelet Concentrate (PRP)
Trombosit adalah komponen darah yang penting untuk menghentikan perdarahan. Bila tubuhmu kekurangan trombosit, misalnya karena infeksi berat atau penyakit seperti leukemia dan demam berdarah, maka dokter akan memberikan PRP agar darah bisa membeku dengan normal.
Plasma Lutena
Plasma ini mengandung imunoglobulin atau antibodi yang penting untuk melawan infeksi. Biasanya diberikan pada pasien yang mengalami gangguan sistem imun atau infeksi serius yang tidak bisa dilawan dengan antibiotik biasa. Cairan ini membantu tubuh kamu melawan kuman dengan lebih baik.
Colloid (Gelatin, Dextran, Albumin)
Cairan colloid memiliki keunggulan karena bisa bertahan lebih lama di dalam pembuluh darah. Ini artinya, tekanan darahmu bisa tetap stabil tanpa perlu terlalu banyak volume cairan. Dokter akan memilih jenis ini jika kamu mengalami perdarahan atau kondisi syok.
Vasopresin
Vasopresin adalah obat yang diberikan melalui infus untuk membantu mengontrol produksi urine. Obat ini digunakan pada kondisi tertentu seperti perdarahan saluran cerna atau gangguan hormon yang membuat kamu terlalu sering buang air kecil. Vasopresin membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Furosemide Intravena
Kalau tubuhmu menyimpan terlalu banyak cairan, misalnya pada gagal jantung atau penyakit ginjal, furosemide bisa membantu. Obat ini bekerja dengan merangsang ginjal untuk mengeluarkan cairan melalui urine. Biasanya diberikan lewat infus agar efeknya cepat terasa.
Zoledronic Acid
Bila kamu mengalami pengeroposan tulang berat atau patah tulang besar seperti panggul dan paha, dokter mungkin akan memberikan zoledronic acid melalui infus. Obat ini membantu memperkuat tulang dan memperlambat kerusakan tulang, terutama pada pasien osteoporosis atau kanker tulang.
Antibiotik Intravena
Untuk infeksi serius seperti pneumonia berat, infeksi kulit dalam, atau sepsis, antibiotik perlu diberikan melalui infus. Cara ini memungkinkan obat bekerja lebih cepat dan langsung masuk ke peredaran darah. Infus antibiotik sering digunakan saat infeksi sudah menyebar luas dan butuh penanganan segera.
Kapan Seseorang Perlu Diinfus?
Tidak semua orang yang sakit perlu diinfus. Biasanya, dokter akan menyarankan infus saat tubuh benar-benar tidak bisa menerima cairan atau obat lewat mulut, atau ketika dibutuhkan tindakan cepat. Misalnya, dalam kasus pendarahan hebat karena kecelakaan atau operasi, infus membantu mengganti darah dan menjaga tekanan tetap stabil. Pada diare dan muntah berat, infus mencegah dehidrasi yang bisa berbahaya jika tidak segera diatasi.
Untuk pasien luka bakar besar, cairan tubuh hilang bukan hanya lewat luka, tetapi juga lewat penguapan. Dalam kasus ini, infus sangat penting agar organ-organ tetap bekerja. Lalu pada pasien yang mengalami gangguan saraf, infeksi berat, atau nyeri hebat, infus memungkinkan obat bekerja lebih cepat dan meredakan gejala.
Kesimpulan
Cairan infus bukan sekadar cairan biasa. Setiap jenis infus memiliki fungsi dan komposisi yang berbeda, dan penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi medis yang kamu alami. Dalam situasi darurat, infus bisa menyelamatkan nyawa karena bekerja lebih cepat dibanding obat oral. Namun, pemberian infus tetap harus dilakukan oleh tenaga medis profesional agar tidak menimbulkan efek samping.
Kalau kamu atau anggota keluargamu sedang membutuhkan infus tapi tidak memungkinkan ke rumah sakit, layanan homecare bisa jadi solusi. Perawat profesional akan datang langsung ke rumah, memeriksa kondisi pasien, dan memberikan perawatan sesuai anjuran dokter.
Butuh Infus di Rumah?
Layanan HomecareDokter siap datang ke rumah kamu dengan tenaga medis berpengalaman. Mulai dari Rp399.000, kamu bisa mendapatkan perawatan infus tanpa perlu ke rumah sakit. Klik di sini untuk info lengkapnya.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Niemi, T. T., Miyashita, R., & Yamakage, M. (2010). Colloid Solutions: a Clinical Update. Journal of Anesthesia, Dec;24(6):913-25.
- National Cancer Institute. National Institutes of Health. Intravenous Infusion.
- World Health Organization. Dextran 70.
- The Royal Children's Hospital Melbourne. Intravenous Fluids.
- American Diabetes Association (2019). Hypoglycemia (Low Blood Glucose).
- Drugs. Glucose Intravenous Infusion 5%.