Akibat Lupa Minum Obat TBC: Gejala Memburuk hingga Kebal Obat
Pengobatan TBC menjadi tantangan dalam dunia kesehatan, terutama karena sifat bakteri yang cenderung kebal dan memerlukan pengobatan jangka panjang dengan antibiotik. Namun, keberhasilan terapi TBC sering kali terhambat oleh kesalahan pasien yang lalai atau lupa untuk mengonsumsi obat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Meskipun kelihatannya sepele, kelalaian ini dapat berakibat fatal karena meningkatkan risiko resistansi obat dan pemburukan gejala, tidak hanya merugikan kesehatan pasien sendiri, tetapi juga dapat merugikan orang-orang di sekitarnya.
Apa yang terjadi jika pasien TB tidak patuh minum obat?
Lupa minum obat TBC dapat menyebabkan pengobatan tidak efektif dan menjadi lebih lama dalam masa pengobatan serta membuat bakteri menjadi resisten terhadap obat, risiko kekambuhan penyakit meningkat, penularan infeksi ke orang lain, dan kondisi kesehatan pasien memburuk. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengikuti regimen pengobatan TBC dengan disiplin untuk memastikan kesembuhan dan mencegah komplikasi.
Berbagai Akibat Lupa Minum Obat TBC yang Tidak Teratur
Sulitnya aturan minum obat TBC sering membuat penderita lalai menjalani pengobatan. Namun, terus-menerus lupa minum obat TBC dapat menyebabkan kegagalan pengobatan dan peningkatan penularan TBC. Berikut adalah beberapa akibat yang muncul jika Anda tidak teratur minum obat TBC sesuai jadwal, antara lain:
1. Mengalami Resistansi atau Kebal Antibiotik
Ketidakdisiplinan dalam minum obat TBC meningkatkan risiko resistansi antibiotik, yang dikenal sebagai TBC resistan obat (TB MDR). Ketika bakteri tuberkulosis menjadi kebal terhadap antibiotik, obat tidak lagi efektif melawan infeksi.
Penderita TBC biasanya akan mengalami resistansi terhadap obat lini pertama, seperti isoniazid dan rifampisin. Ini memungkinkan bakteri untuk berkembang biak dan merusak jaringan yang sehat. Pada dua bulan pertama pengobatan, pasien mungkin merasa kondisi membaik, sehingga menyepelekan aturan pengobatan dan lupa minum obat.
2. Memburuknya Gejala TBC
Obat lini pertama sangat efektif dalam menghentikan infeksi bakteri penyebab TBC. Namun, jika bakteri menjadi resistan, obat harus diganti ke lini kedua yang membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja. Ketika obat-obatan TBC tidak lagi efektif, gejala TBC bisa memburuk.
Jika kondisi Anda sebelumnya sudah membaik dan tidak lagi mengalami gejala, ada kemungkinan besar gejala TBC akan kembali kambuh dalam bentuk yang lebih parah, seperti batuk berdarah dan sesak napas berat.
3. Penularan TBC yang Lebih Meluas
Ketidakdisiplinan dalam minum obat secara teratur meningkatkan risiko penularan TBC ke orang lain. Bakteri yang resistan obat juga bisa menginfeksi orang lain, membuat mereka mengalami TBC resistan obat (TB MDR) meskipun sebelumnya tidak pernah mengalami TBC.
Angka keberhasilan pengobatan TBC di Indonesia pada tahun 2020 hanya mencapai 82%, dengan tren penurunan dari 90% pada tahun 2008. Penyebab utamanya adalah resistansi obat anti-TBC (OAT) akibat ketidakdisiplinan minum obat TBC tepat waktu.
Dampak dari kondisi ini adalah jumlah penderita TBC tidak berkurang secara signifikan, sehingga tingkat penularan penyakit meningkat. Laporan WHO tahun 2020 menunjukkan terdapat 824.000 kasus TBC di Indonesia, peringkat ketiga dunia setelah India dan Tiongkok, dengan 24.000 kasus TBC resistan obat.
Bagaimana Jika Lupa Minum Obat TBC dalam Sehari?
Jika Anda lupa minum obat TBC dalam sehari, umumnya Anda dapat mengonsumsi obat tersebut seperti biasa keesokan harinya. Namun, sangat penting untuk tidak telat mengonsumsi obat lagi di hari berikutnya.
Jika Anda lupa minum obat hingga dua hari berturut-turut atau lebih, segera hubungi dokter sebelum jadwal minum obat selanjutnya. Dokter akan memberikan petunjuk lanjutan mengenai pengobatan Anda.
Pasien yang menjalani pengobatan di tempat rehabilitasi biasanya lebih teratur dalam mengikuti jadwal pengobatan karena adanya perawat yang mengingatkan untuk minum obat tepat waktu. Namun, bagi pasien rawat jalan, konsultasikan dengan dokter jika Anda kesulitan mengingat jadwal minum obat.
Dokter biasanya akan memberikan saran dan aturan pengobatan yang dapat disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari Anda. Dengan mengikuti saran dokter dan menjaga disiplin dalam minum obat, Anda dapat memastikan pengobatan TBC berjalan dengan efektif dan mengurangi risiko resistansi antibiotik.
Untuk mencegah penyebaran infeksi, orang dengan TBC aktif disarankan untuk tetap berada di rumah. Jika memerlukan perawatan medis ringan, Anda bisa menggunakan layanan Homecare Dokter yang memungkinkan Anda memanggil dokter langsung ke rumah.
Namun, untuk perawatan yang lebih serius, pergilah ke rumah sakit agar dokter dapat memberikan penanganan medis yang tepat sesuai dengan kondisi Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami, jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut mengenai penanganan TBC.
Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.
Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial
- American Lung Association. Treating and Managing Tuberculosis. Diakses pada 22/05/2024, dari https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/tuberculosis/treating-and-managing
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Staying on Track with Tuberculosis Medicine. Diakses pada 22/05/2024, dari https://www.cdc.gov/tb/publications/pamphlets/tb_trtmnt.pdf
- Healthline. A Guide to Tuberculosis Treatments and Their Side Effects. Diakses pada 22/05/2024, dari https://www.healthline.com/health/treatments-for-tuberculosis
- HTBS Indonesia. Hari TBC Sedunia. Diakses pada 22/05/2024, dari https://htbs.tbindonesia.or.id/
- Mayo Clinic. Tuberculosis. Diakses pada 22/05/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/diagnosis-treatment/drc-20351256
- TB Indonesia. Apabila Lupa Minum Obat TBC, Apa yang Harus Dilakukan? Diakses pada 22/05/2024, dari https://tbindonesia.or.id/apabila-lupa-minum-obat-tbc-apa-yang-harus-dilakukan/