8 Faktor Penting Yang Mempengaruhi Status Gizi Lansia

Lansia July 5, 2023 Penulis : Mirna S
8 Faktor Penting Yang Mempengaruhi Status Gizi Lansia

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi gizi lansia, antara lain kondisi fisik, psikologis, hingga lingkungan. Faktor-faktor tersebut saling terkait dan dapat mempengaruhi kualitas gizi lansia. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang bisa mempengaruhi status gizi lansia. Lalu, faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia?

1.   Kehilangan Kepekaan Terhadap Rasa

Lansia dapat merasakan pahit atau getir pada makanan yang dimakannya, sehingga sering kehilangan nafsu makan. Dalam kondisi tersebut, tidak jarang orang tua akan meminta menambahkan garam atau bumbu penyedap ke dalam makanan. Padahal, garam atau penyedap rasa yang berlebih merupakan sumber kelebihan natrium yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Penting bagi kamu untuk mengetahui batasan konsumsi natrium harian pada lansia, setiap orang tentunya memiliki batasan konsumsi yang berbeda-beda. Kamu dapat menyesuaikannya dengan berat badan serta kondisi medis yang diderita lansia, apabila memiliki riwayat hipertensi atau darah tinggi maka lakukanlah diet garam untuk membatasi konsumsi natrium pada lansia.

2.   Menurunnya Daya Serap Pada Usus 

Gangguan penyerapan usus pada lansia adalah suatu kondisi dimana kemampuan usus untuk menyerap nutrisi dari makanan mengalami penurunan. Hal ini dapat berdampak negatif pada pola makan lansia, karena nutrisi yang seharusnya diserap tubuh tidak dapat diserap dengan efektif.

Ketika penyerapan dari usus terganggu, usahakan agar lansia mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna, perencanaan diet yang tepat penting juga dilakukan untuk menjaga kesehatan lansia yang daya serap ususnya terganggu.

Baca Juga: Selain Memperhatikan Pola Makan, Ini 8 Hal Yang Harus Dipahami Dalam Menjaga Kesehatan Lansia

3. Pengurangan Massa Otot dan Bertambahnya Massa Lemak

Massa otot yang berkurang atau sarkopenia, dapat menyebabkan kelemahan fisik, penurunan fungsi motorik hingga penurunan laju metabolisme pada lansia. Kondisi tersebut bisa mengurangi kekuatan fisik dan daya tahan tubuh lansia.

Selain itu, aktivitas fisik dan berolahraga secara teratur bisa menjadi faktor penting dalam mempertahankan dan meningkatkan massa otot lansia. Perpaduan antara asupan nutrisi yang cukup dan aktivitas fisik yang seimbang membantu menjaga kesehatan dan fungsi fisik lansia yang mengalami penurunan massa otot dan bertambahnya massa lemak. 

Baca Juga: 8 Tips Perawatan Lansia Secara Mandiri di Rumah

4. Depresi

illustrasi lansia depresi

Sumber: Pexel

Depresi dapat berdampak negatif pada pola makan lansia, karena depresi dapat menyebabkan gangguan mood yang mempengaruhi nafsu makan. Depresi dapat menyebabkan perubahan kebiasaan makan, seperti peningkatan atau penurunan nafsu makan yang tidak terkendali.

Beberapa lansia yang depresi biasanya memiliki nafsu makan yang meningkat, terutama untuk makanan tinggi lemak dan gula. Hal tersebut yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak terkontrol. Namun, tidak seluruh lansia yang mengalami depresi menjadi memiliki nafsu makan yang meningkat. Beberapa dari mereka bahkan ada yang mengalami kehilangan nafsu makan yang berisiko menyebabkan penurunan berat badan yang ekstrim.

5. Gangguan Pencernaan

Contoh gangguan pencernaan yang umum terjadi pada lansia adalah berkurangnya produksi enzim pada saluran pencernaan. Hal tersebut dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mencerna dan memecah nutrisi dan lemak yang penting untuk kesehatan dan fungsi tubuh. Akibatnya, lansia dapat mengalami kekurangan gizi yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kondisi fisiknya.

Selain itu, lansia yang memiliki gangguan pencernaan penting untuk menerapkan kebiasaan makan yang sehat. Dengan penanganan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang dilakukan, lansia dengan gangguan pencernaan dapat memperbaiki gizinya dan mencegahnya gampang terkena penyakit.

6. Tidak Nafsu Makan

Ketika lansia tidak merasa lapar atau kehilangan nafsu makanan, mereka cenderung mengkonsumsi lebih sedikit makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Kehilangan nafsu makan pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan hormonal, efek samping obat, gangguan pencernaan, atau melemahnya indera penciuman dan perasa.

Akibatnya, lansia yang tidak memiliki nafsu makan dapat mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan, serta berisiko mengalami masalah kesehatan lainnya.

7.   Penyakit yang Diderita

Banyak penyakit yang umum terjadi pada lansia, seperti diabetes, penyakit jantung. hingga hipertensi, penyakit tersebut dapat berdampak langsung pada nafsu makan lansia. Misalnya, penyakit yang menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan dapat menurunkan nafsu makan sehingga mencegah makan yang cukup. Efek samping dari obat-obatan yang menyebabkan mual atau muntah juga dapat mempengaruhi masalah gizi lansia. 

Saat mengatasi dampak penyakit yang diderita pada pola makan lansia, penting bagi kamu untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat menentukan tindakan yang dibutuhkan. Tak hanya itu, dukungan emosional juga penting dalam merawat lansia yang memiliki penyakit kronis, karena stres dan kecemasan yang terjadi dapat mempengaruhi nafsu makan lansia.

8.   Penurunan Fungsi Sel Otak

Ketika fungsi sel otak menurun, seperti yang terjadi pada penyakit Alzheimer atau demensia, lansia sangat mungkin mengalami perubahan perilaku. Seperti kehilangan nafsu makan, kesulitan memahami instruksi makan, atau lupa untuk memakan makanan yang disediakan. Hal ini bisa menyebabkan kurangnya asupan makanan yang diperlukan lansia untuk menjaga keseimbangan gizi.

Penurunan fungsi sel otak juga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur nafsu makan dan merespon sinyal kenyang. Hal ini dapat menyebabkan makan berlebihan atau gangguan makan yang mempengaruhi berat badan dan keseimbangan gizi pada lansia.  

Jika kamu membutuhkan pemeriksaan medis kamu bisa berkonsultasi langsung dengan Dokter yang tersedia di Klinik Kirana

Pelayanan Homecare Gizi pada Lansia di Klinik Kirana

Merawat lansia di rumah memang bisa dikatakan cukup sulit, karena kondisi lansia harus benar-benar diperhatikan dari berbagai aspek. Tak jarang lansia membutuhkan injeksi vitamin untuk menjaga kondisinya tetap fit, atau saat lansia dalam kondisi drop mungkin saja membutuhkan pelayanan homecare dan harus dilakukan injeksi infus.

Konsultasikan keluhan atau kebingungan yang kamu miliki dengan ahlinya. Seperti kepada Klinik Kirana, yang sudah berpengalaman merawat lansia dan dapat dipanggil langsung ke rumah. Konsultasikan secara gratis dengan Klinik Kirana untuk mengatasi kebingungan yang mungkin masih kamu miliki, klik disini untuk mengetahuinya.

Lihat Lebih Lengkap Layanan Home Care Kami

Baca Juga: Panggil Dokter Ke Rumah : Biaya, Keunggulan dan Cara Pemesanan

Artikel ini disusun oleh Tim Medis Klinik Kirana dan sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial

 

 

Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Dokter ke Rumah.

Sudah ditinjau oleh: dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca proses editorial Klinik Kirana disini: Proses Editorial

  • Healthline. Diakses 2023. How Your Nutritional Needs Change as You Age.
  • ODPHP. Diakses 2023. Nutrition as We Age: Healthy Eating with the Dietary Guidelines.
Artikel Terkait
Artikel Terbaru