Merasa mudah lelah, sering sakit, atau kulit terlihat kusam? Jangan anggap sepele! Bisa jadi, tubuh Anda sedang memberi sinyal defisiensi nutrisi penting yang seringkali terlupakan, yakni manfaat vitamin C.
Apa Manfaat Vitamin C Bagi Tubuh?
Lebih dari sekadar tameng bagi imun tubuh, tahukah Anda bahwa vitamin C atau asam askorbat memiliki kekuatan tersembunyi untuk mendongkrak vitalitas dan kebugaran tubuh?
Bersiaplah untuk terkejut karena kami akan mengupas tuntas manfaat vitamin C bagi tubuh yang luar biasa.
1. Vitamin C dapat Mencegah Penyakit Kronis
Antioksidan asam askorbat berperan sebagai lini pertahanan terdepan tubuh dalam memediasi stabilitas molekul reaktif bernama radikal bebas.
Akumulasi berlebihan radikal bebas dalam tubuh dapat memicu stres oksidatif[1][2], kondisi yang berasosiasi erat dengan munculnya penyakit kronis.
Kabar baiknya, riset membuktikan bahwa dengan lebih banyak makan vitamin C dapat melipatgandakan konsentrasi antioksidan dalam darah hingga 30%, sehingga mendongkrak kinerja tubuh dalam menekan peradangan[3].
Sebagai ilustrasi, jika kebutuhan vitamin C harian yang disarankan adalah 90 mg. Anda dapat menambah asupan menjadi sekitar 120 mg.
2. Memanajemen Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi adalah kondisi utama yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung, penyebab kematian nomor satu secara global[4]. Menariknya, sejumlah studi membuktikan bahwa asam askorbat berpotensi membantu menstabilkan tensi darah, baik pada individu dengan maupun tanpa kondisi hipertensi[5].
Riset tersebut mengungkapkan bahwa suplementasi vitamin C dalam asupan berpotensi mengendurkan pembuluh darah dari jantung, yang memberikan efek positif pada penurunan tensi darah.
Dalam analisis tercatat bahwa suplemen vitamin C efektif menurunkan sistolik dan diastolik pada orang dewasa sehat. Efek ini pun lebih terasa pada penderita hipertensi[6].
3. Pencegahan Penyakit Jantung
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian secara global dan berbagai faktor risiko seperti hipertensi serta hiperlipidemia LDL—kolesterol jahat tinggi memainkan besar dalam perkembangannya.
Studi mengindikasikan bahwa konsumsi vitamin C dengan asupan minimal 500 mg berpotensi membantu memodulasi faktor-faktor risiko ini. Alhasil manfaat vitamin C untuk kesehatan jantung adalah menurunkan probabilitas terkena penyakit tersebut[7][8][9].
4. Menjaga Kestabilan Asam Urat dan Mencegah Serangan Gout
Asam urat atau gout adalah bentuk peradangan sendi yang menimbulkan nyeri intens di area kaki. Pemicunya adalah tingginya kristal asam urat dalam darah, yang mana penumpukan ini menyebabkan peradangan[10].
Sejumlah studi terkait gout memperlihatkan bahwa salah satu manfaat vitamin C untuk asam urat adalah memelihara kestabilan konsentrasinya dalam darah dan meminimalkan serangan gout[11][12]. Hal ini diduga karena efek urikosurik vitamin C yang merangsang ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak kristal asam urat dalam urin.
5. Meningkatkan Absorpsi Zat Besi
Tubuh membutuhkan besi untuk menunjang fungsi-fungsi penting, termasuk eritropoiesis dan pengiriman oksigen. Salah satu manfaat vitamin C untuk diet tanpa daging adalah kemampuan uniknya sebagai booster dalam absorpsi zat besi, khususnya jenis zat besi non-heme yang bioavailabilitasnya cenderung rendah[13].
Implikasi ini signifikan bagi para vegetarian atau vegan yang tidak mengonsumsi zat besi heme daging secara langsung. Hanya dengan menambahkan sekitar 100 mg vitamin C saat makan, absorpsi zat besi bisa meningkat secara signifikan, hingga 67%[14].
Hasilnya, manfaat vitamin C untuk diet tanpa daging adalah mencegah anemia defisiensi zat besi dan membantu memulihkan kadar zat besi tubuh[15].
6. Booster Sistem Imun
Popularitas vitamin C sebagai suplemen sebagian besar karena manfaat vitamin C untuk anak dan dewasa dalam memperkuat imunitas melalui serangkaian mekanisme yang beragam.
-
Pertama, vitamin C memainkan peran krusial dalam menginisiasi hematopoiesis leukosit, yaitu limfosit dan fagosit, yang bekerja sebagai pertahanan pertama tubuh melawan infeksi[16].
-
Kedua, vitamin ini tidak hanya meningkatkan efektivitas kerja sel-sel leukosit, tetapi juga melindungi sel-sel tersebut dari kerusakan akibat radikal bebas dan molekul berbahaya lainnya.
-
Ketiga, vitamin C merupakan konstituen krusial dalam sistem pertahanan kutaneus. Ia secara aktif ditranslokasikan ke kulit, di mana ia berfungsi sebagai agen antioksidan dan berkontribusi pada penguatan stratum korneum sebagai lapisan pelindung[17].
Selain itu, studi membuktikan bahwa konsumsi vitamin C dalam jumlah memadai dapat mengakselerasi proses pemulihan jaringan yang terluka[18][19].
Lebih lanjut, hipovitaminosis C (kadar vitamin C rendah) telah terbukti berkorelasi dengan berbagai kondisi kesehatan buruk. Sebagai contoh, individu yang menderita pneumonia seringkali memiliki kadar vitamin C yang rendah dan pemberian suplemen vitamin C terbukti dapat mempercepat waktu pemulihan mereka[20][21].
7. Melindungi Kemampuan Kognitif Otak
Demensia adalah istilah umum untuk masalah dengan pikiran dan ingatan. Umumnya masalah ini menimpa orang lanjut usia[22].
Para ahli percaya bahwa peradangan dan kerusakan akibat radikal bebas di otak dan sistem saraf bisa meningkatkan risiko demensia[23]. Prevalensi kadar vitamin C yang rendah juga sering teramati pada individu dengan demensia[24][25] akibatnya mereka memiliki masalah dengan daya pikir dan ingatnya[26][27].
Terpenuhinya kebutuhan vitamin C, baik dari sumber alami sayur, buah, maupun suplemen berkorelasi dengan penurunan potensi risiko terjadinya masalah dengan kognitif, daya pikir, dan ingatan seiring usia[28][29][30][31].
8. Mendukung Kesehatan Mata
Terdapat studi yang mengindikasikan bahwa vitamin C berpotensi mengurangi kemungkinan terkena penyakit mata katarak dan memperlambat perkembangan degenerasi makula terkait usia[32][33][34][35] yang berakibat kebutaan.
Meskipun penelitian saat ini menunjukkan bahwa penyakit ini belum dapat dicegah sepenuhnya, vitamin C berpotensi membantu memperlambat perkembangannya[36] bersama dengan mineral lain, seperti vitamin E, beta karoten, dan seng[37].
9. Menyehatkan Kulit
Kulit yang kasar, kering, atau meradang bisa menjadi indikasi hipovitaminosis C. Karena manfaat vitamin C untuk kulit, khususnya dalam biosintesis kolagen, protein struktural penting untuk elastisitas kulit, aplikasi topikal vitamin C menjadi populer di industri kecantikan[38].
Serum vitamin C terkenal sebagai agen peningkat kualitas kulit alami yang efektif, berkontribusi pada pemerataan warna kulit, reduksi eritema, dan pemudaran flek atau hiperpigmentasi.
Manfaat vitamin C untuk wajah lainnya, yaitu mereduksi tanda-tanda penuaan seperti garis halus dan rhytides. Sifat antioksidannya juga bekerja sebagai penangkal radikal bebas dan memproteksi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari[38].
Lalu, apakah vitamin C bisa menghilangkan jerawat?
Vitamin C dapat membantu meredakan jerawat lewat sifat antioksidan dan antiinflamasinya. Nutrisi ini membantu menekan peradangan, mempercepat regenerasi kulit, serta memudarkan bekas jerawat.
10. Meningkatkan Efektivitas Pengobatan Kanker
Konsentrasi antioksidan yang melimpah mengisyaratkan potensi terapeutik dalam melawan kanker berdasarkan serangkaian studi laboratorium dan penelitian pada model hewan.
Lebih lanjut, konsumsi diet kaya vitamin C diduga memiliki efek antiproliferatif terhadap sel kanker dan mereduksi penyakit tersebut[39][40].
Bukan hanya itu, asam askorbat memiliki potensi manfaat sebagai pendamping pengobatan kanker konvensional melalui intravena. Jadi, manfaat infus vitamin C adalah membantu menunda kekambuhan kanker, menekan ukuran tumor, memperbaiki mutu hidup pasien, dan meringankan efek samping kemoterapi seperti mual dan kelelahan[41][42].
11. Mengatur Hormon Tiroid T3, T4, dan TSH
Penelitian awal menemukan bukti adanya kaitan antara suplementasi askorbat dan regulasi hormon tiroid. Ini terjadi karena kapasitasnya dalam mengoptimalkan absorpsi zat besi. Implikasinya vitamin C mampu meredakan gejala dan stres oksidatif, baik pada kondisi hipotiroid maupun hipertiroid[43][44].
12. Menjaga Kesehatan Reproduksi
Vitamin C telah lama dikenal baik untuk kesuburan. Ini karena manfaat vitamin C untuk wanita yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Mulai dari membantu membuat hormon, biosintesis kolagen, hingga memproteksi sel dari kerusakan.
Salah satu hormon penting setelah ovulasi adalah progesteron, yang berperan aktif dalam pengaturan suasana hati, tidur, dan siklus menstruasi.
Sebuah studi membuktikan bahwa asam askorbat bisa meningkatkan kesehatan telur[45][46][47]. Dengan kebiasaan mengonsumsi vitamin C, kadar progesteron dapat meningkat dan hal ini berpotensi meningkatkan kemampuan untuk hamil[48][49].
13. Antihistamin Alami
Terakhir, vitamin C juga bertindak sebagai antihistamin alami[50] yang sangat bermanfaat untuk penenang alergi. Ini karena vitamin C dapat membantu meredakan respons tubuh terhadap histamin, senyawa yang memicu gejala alergi seperti bersin, gatal, dan hidung tersumbat.
Bukan hanya itu, histamin juga dapat berkontribusi pada gejala PMS seperti kecemasan, migrain, dan nyeri menstruasi. Asupan asam askorbat yang teratur dapat membantu mengurangi gejala PMS akibat peradangan histamin[51].
Dengan begitu banyak manfaat yang ditawarkan, vitamin C jelas bukan sekadar nutrisi biasa. Dari memperkuat imunitas hingga menyehatkan kulit dan sistem kardiovaskular, vitamin ini berkontribusi signifikan terhadap berbagai fungsi tubuh. Pastikan Anda mendapatkan asupan vitamin C yang cukup setiap hari, baik dari makanan maupun suplemen supaya tubuh sehat dan prima.
Ingin manfaat vitamin C yang lebih maksimal?
Dapatkan layanan infus dan injeksi vitamin di rumah Anda dari tenaga medis profesional di Homecare Dokter by Klinik Kirana. Aman, praktis, dan ditangani tenaga medis profesional. Booking sekarang dan nikmati kemudahannya!
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- WILEY Online Library. Influence of Vitamin C Supplementation on Oxidative Stress and Neutrophil Inflammatory Response in Acute and Regular Exercise. Diakses pada 29/03/2025, dari https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1155/2015/295497
- PubMed NCBI. Free radicals, antioxidants in disease and health. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23675073/
- PubMed NCBI. Effect of five-year supplementation of vitamin C on serum vitamin C concentration and consumption of vegetables and fruits in middle-aged Japanese: a randomized controlled trial. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12805247/
- WHO. Cardiovascular diseases (CVDs). Diakses pada 29/03/2025, dari https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds)
- PubMed NCBI. Vitamin C lowers blood pressure and alters vascular responsiveness in salt-induced hypertension. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12564647/
- PubMed NCBI. Effects of vitamin C supplementation on blood pressure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22492364/
- PubMed NCBI. Antioxidant vitamins and coronary heart disease risk: a pooled analysis of 9 cohorts. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15585762/
- PubMed NCBI. Antioxidant vitamins intake and the risk of coronary heart disease: meta-analysis of cohort studies. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18277182/
- PubMed NCBI. Vitamin C supplementation lowers serum low-density lipoprotein cholesterol and triglycerides: a meta-analysis of 13 randomized controlled trials. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19674720/
- PubMed NCBI. Revisiting the pathogenesis of podagra: why does gout target the foot? Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21569453/
- PubMed NCBI. Vitamin C intake and serum uric acid concentration in men. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18464304/
- PubMed NCBI. Vitamin C intake and the risk of gout in men: a prospective study. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19273781/
- PubMed NCBI. Iron bioavailability and dietary reference values. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20200263/
- PubMed NCBI. Prediction of dietary iron absorption: an algorithm for calculating absorption and bioavailability of dietary iron. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10799377/
- PubMed NCBI. Effect of vitamin C supplementations on iron deficiency anemia in Chinese children. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/1642785/
- PubMed NCBI. Technical advance: ascorbic acid induces development of double-positive T cells from human hematopoietic stem cells in the absence of stromal cells. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25157026/
- Science Direct. Modulation of UV-light-induced skin inflammation by d-alpha-tocopherol and l-ascorbic acid: a clinical study using solar simulated radiation. Diakses pada 29/03/2025, dari https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0891584998001324
- PubMed NCBI. Treatment with supplementary arginine, vitamin C and zinc in patients with pressure ulcers: a randomised controlled trial. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16297506/
- The Lancet. ASCORBIC ACID SUPPLEMENTATION IN THE TREATMENT OF PRESSURE-SORES. Diakses pada 29/03/2025, dari https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(74)91874-1/fulltext
- PubMed NCBI. Ascorbic acid in blood serum of patients with pulmonary tuberculosis and pneumonia. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15139458/
- Cochrane Library. Vitamin C for preventing and treating pneumonia. Diakses pada 29/03/2025, dari https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD005532.pub3/full
- PubMed NCBI. The global prevalence of dementia: a systematic review and metaanalysis. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23305823/
- PubMed NCBI. Oxidative stress in vascular dementia and Alzheimer's disease: a common pathology. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19221412/
- PubMed NCBI. Dietary antioxidants and dementia in a population-based case-control study among older people in South Germany. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22710913/
- PubMed NCBI. Lowered plasma vitamin C, but not vitamin E, concentrations in dementia patients. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14978605/
- PubMed NCBI. Cognitive impairment and mortality in a cohort of elderly people. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8595334/
- PubMed NCBI. Association between nutritional status and cognitive functioning in a healthy elderly population. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/6842805/
- PubMed NCBI. Cohort study of vitamin C intake and cognitive impairment. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9663403/
- PubMed NCBI. Antioxidant intake and cognitive function of elderly men and women: the Cache County Study. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17508099/
- PubMed NCBI. Reduced risk of Alzheimer disease in users of antioxidant vitamin supplements: the Cache County Study. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14732624/
- PubMed NCBI. A critical review of vitamin C for the prevention of age-related cognitive decline and Alzheimer's disease. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22366772/
- PubMed Central NIH. Nutrients for Prevention of Macular Degeneration and Eye-Related Diseases. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6523787/
- PubMed NCBI. Vitamin C supplements and the risk of age-related cataract: a population-based prospective cohort study in women. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19923367/
- PubMed NCBI. Antioxidant vitamin supplementation for preventing and slowing the progression of age-related cataract. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22696344/
- PubMed NCBI. Antioxidant vitamin and mineral supplements for preventing age-related macular degeneration. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28756617/
- JAMA Network. A Randomized, Placebo-Controlled, Clinical Trial of High-Dose Supplementation With Vitamins C and E, Beta Carotene, and Zinc for Age-Related Macular Degeneration and Vision Loss. Diakses pada 29/03/2025, dari https://jamanetwork.com/journals/jamaophthalmology/fullarticle/268224#google_vignette
- Cochrane Library. Antioxidant vitamin and mineral supplements for slowing the progression of age‐related macular degeneration. Diakses pada 29/03/2025, dari https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD000254.pub5/full
- MDPI. The Roles of Vitamin C in Skin Health. Diakses pada 29/03/2025, dari https://www.mdpi.com/2072-6643/9/8/866
- PubMed Central NIH. Anti-cancer effects of vitamin C revisited. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4783474/
- PubMed NCBI. Citrus limon-derived nanovesicles inhibit cancer cell proliferation and suppress CML xenograft growth by inducing TRAIL-mediated cell death. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26098775/
- PubMed NCBI. Intravenous Vitamin C and Cancer: A Systematic Review. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24867961/
- BMC. High-dose intravenous vitamin C, a promising multi-targeting agent in the treatment of cancer. Diakses pada 29/03/2025, dari https://jeccr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13046-021-02134-y
- Oxford Academic. Effect of Vitamin C on the Absorption of Levothyroxine in Patients With Hypothyroidism and Gastritis. Diakses pada 29/03/2025, dari https://academic.oup.com/jcem/article-abstract/99/6/E1031/2537305?redirectedFrom=fulltext
- PubMed NCBI. Biochemical evaluation of oxidative stress in propylthiouracil treated hyperthyroid patients. Effects of vitamin C supplementation. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9853803/
- PubMed NCBI. Role of ascorbic acid in promoting follicle integrity and survival in intact mouse ovarian follicles in vitro. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11226031/
- PubMed Central NIH. Vitamin C restores ovarian follicular reservation in a mouse model of aging. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6624328/
- PubMed Central NIH. Antioxidants reduce oxidative stress in follicular fluid of aged women undergoing IVF. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5015196/
- Fertstert. Effects of ascorbic acid supplementation on serum progesterone levels in patients with a luteal phase defect. Diakses pada 29/03/2025, dari https://www.fertstert.org/article/S0015-0282(03)00657-5/fulltext
- PubMed NCBI. Effects of ascorbic acid supplementation on serum progesterone levels in patients with a luteal phase defect. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12909517/
- PubMed Central NIH. Intravenous vitamin C in the treatment of allergies: an interim subgroup analysis of a long-term observational study. Diakses pada v, dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6136002/
- PubMed NCBI. [Histamine receptors in the female reproductive system. Part I. Role of the mast cells and histamine in female reproductive system]. Diakses pada 29/03/2025, dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12369286/